6.benci

357 51 0
                                    

Ryujin terbangun dari mimpinya, ryujin menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong "jam berapa sekarang?" Tanya ryujin sambil membuka selimutnya.

Setengah kesadaran ryujin masih belum terkumpul, ryujin menengokkan kepalanya menghadap jam kecil yang ada di atas meja kecil samping kamar ryujin "ah masih jam 4" ryujin merasa ada sesuatu yang aneh tapi karena ryujin masih ngantuk jadinya ryujin memilih untuk tidur.

Baru juga ryujin memejamkan matanya tiba-tiba ada pria pertengaahan 30 menepuk-nepuk perutnya, ryujin pun kembali membuka matanya, saat ryujin membuka matanya "lu udh 5 kali mampir ke mimpi gw ya, sekarang lu mau ngapain lagi hah?!!" Ryujin langsung terduduk saat ngomong ini.

Pria itu kembali berdiri "kamu nggak inget peringatan saya" ucap pria itu sambil menjauh dari kasur, pria itu berjalan ke jendela.

Ryujin menyatukan alisnya "kamu udh mau pergi lagi??" Ryujin ingin berjalan mendekati pria itu, tapi kaki ryujin tiba-tiba menjadi kaku lagi.

Pria itu tersenyum kecil, ryujin melihatnya karena pria itu menengokkan wajahnya "3 hari lagi saya akan kembali, jadi lakukan lah apa yang saya suruh sebelum saya kembali" setelah berucap itu, pria itu mengambil cutter dari dalam sakunya lalu menggores lehernya.

Ryujin menutup matanya erat-erat lalu dia terbangun, benar-benar terbangun ke dunia nyata "anji*ng!!!" Napas ryujin tidak beraturan, dahi dan leher ryujin sudah di penuhi keringat.

"Pria sialan, dia pikir gw bakal nurut apa kata dia?" Ryujin mengingat kembali mimpinya, dia sudah 5 kali bermimpi pria itu, tapi selalu saja pria itu menghilang dengan cara bunuh diri, dan 5 kali juga ryujin terbangun dengan dahi dan leher yang basah napasnya juga tidak beraturan.

Setelah ryujin merasa dirinya sudah tenang akhirnya ryujin memberanikan dirinya untuk berdiri, baru saja berdiri tiba-tiba pandangan ryujin menjadi gelap "darah rendah sialan" umpat ryujin dalam hatinya, saat ryujin membuka matanya dia sudah bertopang lutut dengan satu tangan memgang kasur dan satu lagi memegang lantai.

"Darah rendah gw dari siapa si, kok nyebelin bgt?!!" Ryujin kembali berdiri dan dirinya berjalan menuju kamar mandi yang ada di kamarnya untuk mencuci muka dan menghapus keringat yang tersisa di lehernya.

Tok tok tok pintu kamar ryujin di ketok oleh seseorang, ryujin yang sedang membasahi lehernya itu pun mematikan keran westafelnya dan berjalan untuk membukakan pintu.

"Gw mau kasih tau sesuatu ke lu ryu" kata pertama yang di lontarkan oleh jeongwoo saat ryujin membukakan pintu. Ryujin yang heran itu pun menatap menyelidiki ke orang di depannya.

"Masuk" ryujin melangkah duluan setelah itu baru disusul oleh jeongwoo. Ryujin duduk di sofa kamarnya kalau jeongwoo, dia duduk di lantai.

"Orang yang buat gw kayak gini" jeongwoo menunjuk beberapa luka di perutnya "itu temen gw, dia nggak ngebully gw, tapi dia ngatain kak yeri, jadi gw gebukin, eh temennya malah balik mukulin gw, 4 lawan 1, ya babak belur lah gw"

Perkataan jeongwoo membuat ryujin kaget setengah mati, pasalnya pria yang muncul di mimpinya belakangan ini, kemarin dia bilang "jeongwoo akan membuat pengakuan besok, jadi sebelum hal itu terjadi cepat lakukan apa yang aku suruh". Ryujin reflek langsung berdiri dan berjalan ke jeongwoo.

"Kenapa tiba-tiba?, Lu di pukulin lagi?, Mau gw gebukin balik tuh 4 orang?, Atau mau gw apain tuh orang?, Bilang ke gw sekarang?!!".

Jeongwoo kaget melihat reaksi ryujin "nggak kak, kan aku janji bakal bilang semuanya ke kakak" jeongwoo tersenyum konyol ke ryujin.

Ryujin menatap jeongwoo jijik "keluar lu, bikin gw nambah pikiran tau nggak?". Jeongwoo tidak mengerti apa yang ryujin maksud tapi karena dia sudah selesai dengan ryujin, jadinya jeongwoo pergi dari kamarnya ryujin.

Setelah jeongwoo keluar dari kamar miliknya, ryujin langsung berjalan menuju meja belajarnya dan mengambil 1 buku kecil, orang biasanya bilang itu buku diary, tapi kalo ryujin nyebutnya itu, buku mimpi, buku itu ada isinya semenjak pria aneh muncul di mimpinya.

Ryujin menulis beberapa kata pada lembar ke 4, setelah selesai menulis ryujin kembali menidurkan dirinya di kasur, ryujin memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini, "semoga aja bunda nggak ribet deh", ryujin menarik selimutnya sampai menutup kepalanya.

💯💯💯

Bugh bugh bugh 3 pukulan terdengar dari ruang kerja jaehyun, rose menggedor-gedor pintu ruang kerja jaehyun sambil menangis-nangis "jae plis jae" kata yang menyelip di sela isakan tangisnya rose.

Prang benda beling terdengar menghantam sesuatu dari ruangan jaehyun, sesaat rose membeku lalu tangisannya semakin keras, dan ketukan tangannya ke pintu semakin kencang "JAEHYUUNNN!!" rose ingin mendobrak pintu ruang kerja jaehyun, tapi sebelum itu terjadi jaehyun membuka pintu ruangannya.

Beberapa detik rose kembali membeku melihat jaehyun dengan darah di kepalanya, rose reflek memegang kepala jaehyun, dia melupakan jeongwoo sesaat.

"LIAT!!.." jaehyun menunjuk kepalanya yang berdarah "ini perbuatan anak sialan itu" jaehyun menunjuk jeongwoo yang sangat syok.

Rose menatap jaehyun tidak percaya "bisa-bisanya kamu?!" Rose yang tadinya iba ke jaehyun, tiba-tiba rasa iba itu menghilang begitu saja, rose langsung menghampiri jeongwoo yang masih syok.

Rose memeluk jeongwoo dan mengelus rambut kepalanga jeongwoo sambil berucap "gapapa ada bunda disini, bunda bakal jagain kamu, bagus jeongwoo bagus"

Jeongwoo yang masih syok dengan apa yang baru saja dia lakukan itu pun menangis di pelukan rose, tanpa mereka sadar, disana ada yeri yang sedang melihat rose dan jeongwoo yang sedang berpelukan.

Yeri menatap iri dan iba ke jeongwoo, yeri tidak buta, dia melihat muka, badan, dan baju jeongwoo yang berantakan dan di penuhi memar, tapi tetap saja yeri sangat iri terhadap jeongwoo, rose sangat menyayangi jeongwoo.

Yeri ingin mendekat ke arah jeongwoo dan rose, tapi baru juga memajukan satu kakinya tiba-tiba ada orang yang berlari ke rose dan jeongwoo dengan sangat buru-buru, "keduluan lagi" ucap yeri pasrah lalu memilih kembali ke kamarnya.

.......

Maaf jarang update, buat minggu depan author usahain update 1 minggu minimal sekali. Semoga masih ada yang nungguin cerita ini.
Makasih yang masih nungguin cerita gajelas ini.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang