12.Mau

249 39 0
                                    

Jeongwoo berdiri di depan warung menunggu ibu warungnya keluar, jeongwoo tidak memanggil di hanya menunggu, dia mengulur waktu agar dia pulang telat.

30 menit jeongwoo hanya berdiri di depan warung, lalu ibu warung keluar "mau beli apa?" Tanya ibu warung, terlihat sangat jelas ibu warung itu menatap mata jeongwoo yang lembab.

"Aqua botol,es batu,kapas, sama piring bu"

"Aqua di kulkas depan, yang lainnya sebentar ya" ibu warung langsung masuk ke dalam, dan jeongwoo ke depan mengambil sebotol aqua dingin.

Pikiran jeongwoo kosong selama menunggu ibu warung datang, seandainya otak dia sudah tidak bekerja mungkin dari kemarin jeongwoo sudah pergi dari sini, alasan dia masih bisa bertahan ya karena masih ada keluarganya yang tidak tahu seberapa tidak sucinya dia saat datang ke dunia ini.

"Jadi 23 ribu dek" ucap ibu warung lalu jeongwoo mengeluarkan uang 50 ribu dan mengambil barang-barang yang sudah di bungkus dan pergi tanpa mengambil uang kembalian.

Jeongwoo duduk di bangku taman tidak jauh dari komplek perumahannya, dia duduk di bangku yang jarang orang datangi, disana dia mengeluarkan semua barang dari kantong plastik.

Pertama dia memecahkan es batu menjadi kecil, lalu menaruh di atas piring dan menuangkan air kesana dan mengambil kapas dan di celupkan di atas piring itu, dia tunggu sampai semua permukaan kapas terbasahi oleh kapas, setelah itu dia taruh kapas itu ke mata dia yang sembab.

Jeongwoo mengulang langkah itu selama 2 kali masing-masing 15 menit, jadi dia sudah 31 menit disana, jam menunjukkan angka 22.10, sudah lewat jam malam rose.

***

Jeongwoo berdiri di depan gerbang pintu rumahnya, dengan pelan jeongwoo membuka pintu itu, matanya tidak sembab lagi.

Semakin dalam jeongwoo masuk ke dalam rumah, jeongwoo semakin merasa merinding, merinding itu benar-benar sempurna saat dia sampai di ruang keluarga, disana ada bunda yang menunggu.

Bunda menengok ke arah jeongwoo "kenapa pulang telat?" Jeongwoo sedikit lega karena sepertinya bunda belum tau perihal di sekolah

"Aku tadi main basket hehe" jeongwoo menunjukkan giginya yang putih.

"Oh gitu sana masuk"

jeongwoo langsung berlari ke tangga, tapi sayangnya saat di tangga jeongwoo bertemu jaehyun ayah dia, "bagus pulang malem, mau jadi apa kamu?" Jeongwoo hanya menunduk dan diam.

"Contoh kakak-kakak kamu itu, emang bener harusnya waktu itu kamu di gugurin aja, nyesel ayah nggak maksa" jaehyun berlalu setelah mengucapkan itu, jeongwoo memang sangat tempramental siapa aja dia lawan, tapi untuk jaehyun dia tidak bisa, karena jaehyun sangat gila.

***

Jeongwoo menidurkan dirinya di atas kasurnya dan menutup matanya rapat-rapat, walaupun dia tidak bergerak sama sekali selama hampir 2 jam tapi dirinya masih tetap tidak bisa tidur.

Karena sudah sangat amat lama, akhirnya jeongwoo membuka matanya dan keluar kamar untuk mencari makanan di dapur.

Saat sampai di dapur jeongwoo bertemu dengan ryujin yang sedang memakan mie kuah, tiba-tiba jiwa jail jeongwoo bangkit, jeongwoo mematikan saklar lampu lalu bersembunyi, dan kebetulan sekali jeongwoo membawa ponsel, dia langsung membuka youtube dan menyetel suara tangisan hantu.

Ryujin langsung menutup kupingnya, dan menyebut beberapa kali, jeongwoo tertawa cekikikan, ryujin berucap "gw nggak takut, itu bukan hantu" berulang kali sambil berjalan ke saklar.

*Ctak

Saklar lampu di nyalakan, bukan oleh ryujin tapi oleh orang lain, jeongwoo menengok ke arah sana begitu juga dengan ryujin "a ayah" sapa jeongwoo takut-takut

Hening melanda sampai ryujin berbicara "yak lu ye jeongwoo!" Ryujin mengejar jeongwoo dan ingin membawa si bungsu ke kamarnya, tapi sayangnya jaehyun malah mengambil alih

"Ryujin masuk kamar, jeongwoo ikut ayah" keduanya saling bertatapan, jeongwoo menatap ryujin dengan tatapan minta tolong dan ryujin menatap jeongwoo dengan tatapan maaf.

Ryujin kembali ke kamarnya dan jeongwoo mengikuti jaehyun ke ruang kerjanya "heh, apa maksud kamu kayak gitu HAH!!" jaehyun berteriak ke arah jeongwoo.

"Maaf yah aku cuman bercanda" cicit jeongwoo pelan

Jaehyun mendengus kecil "kamu itu nggak pantes ada disini, make becanda, udh pulang malem, sekarang gangguin anak saya, mau bunuh anak saya juga kamu hah?" Jeongwoo semakin menunduk.

"Nggak puas kamu ngambil mina dari saya?!"

"Nggak puas kamu bikin saya sama rose berantem terus?"

"NGGAK PUAS KAMU BIKIN KELUARGA INI BERANTAKAN?"

"NGGAK puas kamu ngebuat anak perempuan pertama saya jadi benci sama saya!"

Jaehyun mendekat ke jeongwoo, dia menarik dagu jeongwoo, mata jeongwoo terpejam erat-erat "heh liat saya!" Jeongwoo perlahan membuka matanya.

*Plak plak plak

*Dugh

Jaehyun menampar jeongwoo beberapa kali dan melempar jeongwoo kesembarang arah yang membuat kepala jeongwoo terbentur meja, "auuu" cicit jeongwoo pelan sambil memegangi kepala belakangnya.

"AAAAAA!!!" Jeongwoo berteriak kencang kala melihat darah di tangannya, dia langsung menekuk tubuhnya dan tangannya dia taruh di kuping, kepalanya mulai berat, kenangan masa lalunya kembali berputar.

Jaehyun menatap heran ke jeongwoo, jaehyun berjalan mendekat ke jeongwoo dan menggoyangkan badan jeongwoo "heh sadar, malah kesurupan!" Sinis jaehyun ke jeongwoo.

Jeongwoo semakin menekan kupingnya dan lekukan kakinya semakin mendekat ke arah badannya "aku salah aku minta maaf, aku nggak bakal ngulang aku janji jadi anak yang baik" ucap jeongwoo berulang kali.

*Plak

Jaehyun menampar wajah jeongwoo "sadar woo, sadar" ucap jaehyun, jeongwoo bukannya menjadi diam dia malah semakin histeris.

Jaehyun menjambak rambutnya frustasi "heh, jangan ribetin gw deh!" Jaehyun menarik jeongwoo lagi layaknya hewan, jaehyun menarik jeongwoo sampai ke ujung rak buku di ruangannya, setelah sampai sana tangan jaehyun menarik salah satu buku dan lemari buku itu terbuka.

Jeongwoo menengok ke arah sana "a ayah ja jangan a aku nggak mau kesana" ucap jeongwoo sambil berlutut di depan jaehyun.

"Masuk sendiri atau ayah masukin" ucap jaehyun, lalu jeongwoo langsung berlari menjauh, namun sayangnya langkah kaki jaehyun lebih besar dari jeongwoo "udh di kasih kesempatan malah kabur"

Jaehyun langsung menyeret jeongwoo masuk ke ruangan yang hanya ada kursi, tidak ada fentilasi sama sekali, disana sangat sesak, setelah masuk jaehyun langsung menutup rak buku tadi dari luar, teriakan jeongwoo terdengar jelas, tapi jaehyun tidak peduli, sekenceng apapun jeongwoo teriak tidak akan ada yang dengar karena hanya bisa di dengar di ruangan jaehyun.

***

Capter ini gaje bgt ya?,
Mian ide author lagi mentok, bingung banget, jadinya gaje, makasih yang udah baca, jangan lupa vote

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang