Keesokan paginya jaehyun membuka rak itu lagi, disana terlihat jeongwoo yang tidur miring dengan kaki yang di tekuk di dada, tidak lupa matanya sembab dan tangannya yang luka karena memukuli bagian belakang rak buku.
Jaehyun berjalan mendekat ke jeongwoo dengan ember yang di tenteng satu tangan.
*Byur
Jaehyun melempar ember berisi air itu ke arah jeongwoo, secara reflek jeongwoo terbangun awalnya dia membuka matanya sedikit, lalu dia langsung terbangun dengan sempurna dan langsung berposisi terduduk di lantai dengan lutut sebagai tumpuannya.
"Keluar kamu dari sini, pakai baju itu" jaehyun menunjuk ke arah sofa, disana ada baju jeongwoo yang kering, mana mungkin jaehyun mengeluarkan jeongwoo dengan keadaan basah kuyup.
Jeongwoo masih terus menunduk dia tidak berani bergerak "mau gerak sendiri ato gw seret!" Mendengar itu jeongwoo langsung berlari ke arah sofa dan melepas seluruh bajunya dan memakai baju yang ada di sana.
Setelah jeongwoo memakai semua pakaiannya "keluar kamu, baju itu taro sini aja" titah jaehyun lalu jeongwoo langsung keluar ruangan jaehyun.
Saat di luar jeongwoo melihat matahari sudah mulai mengeluarkan sinarnya, jeongwoo menaiki anak tangga satu persatu. Sesampainya di kamar jeongwoo langsung mengobati tangannya dan bersiap-siap untuk sekolah.
***
Jam dinding sekolah menunjukkan bahwa sekarang sudah saatnya pulang sekolah tapi guru di kelas jeongwoo masih terus mengoceh, jeongwoo yang tadinya tertidur di atas mejanya secara reflek bangun dan mengangkat tangannya "bu udh bel" ucap jeongwoo.
Semua pasang mata sekarang melihat ke arah jeongwoo, semua syok, bagaimana tidak syok, guru yang sedang jeongwoo ajak bicara adalah guru terkiller di sekolah darmawangsa ini.
"Oh sudah bell, makasih sudah di ingatkan" ucap bu sri lalu menutup spidolnya, dan membuka buku paket "karena sudah bell jadi kalian ibu kasih pr, buka buku paket halaman 66, besok sudah kumpul di meja sebelum ibu masuk" ucap bu sri lalu pergi meninggalkan kelas.
Semua bernapas lega kala bu sri keluar kelas, benar-benar tidak terduga "jongu penyelamat kelas" teriak salah satu murid, lalu di susul oleh murid lainnya.
Jeongwoo langsung berdiri dan berjalan ke depan kelas "ya, kalian itu baru sadar, kalo gw penyelamat kelas ini?" Jeongwoo mengibaskan rambutnya, beberapa siswi langsung terkena serangan jantung, dan beberapa siswi lainnya langsung terkena gejala muntah-muntah
"Sok kecakepan najis" ucap salah satu siswi berkacamata yang duduk di bangku depan, siswi itu langsung pergi meninggalkan kelas.
Jeongwoo langsung berlari ke arah mejanya dan mengambil tasnya sebelum keluar kelas dia berteriak "doain gw ya gebetnya lancar" seisi kelas kembali di buat rame.
Jeongwoo berlari untuk menyusul siswi tadi "jae" teriaknya, jaehee siswi itu sudah masuk ke dalam lautan siswa siswi, jeongwoo tertinggal jauh di belakang "LEE JAEHEE" teriak jeongwoo sangat kencang, semua kegiatan di sana terhenti, semuanya menatap jeongwoo, kecuali jaehee.
Melihat semuanya berhenti jeongwoo langsung berlari ke arah jaehee yang terus berjalan "jaehee" jeongwoo memegang tangan jaehee.
Semuanya langsung berteriak meriah "uuuuuw", jeongwoo merasa sangat berbunga-bunga sekarang.
"Ayok pulang bareng" lanjut jeongwoo, semua yang disana terdiam menunggu jawaban dari jaehee.
Jaehee langsung melepas genggaman jeongwoo dan pergi "yaah penonton kecewa" teriak salah satu siswa, lalu diikuti beberapa siswa tapi versi lebih pendek "yaaah!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect
FanfictionCerita tentang anak-anak yang di paksa untuk sempurna oleh ibunya, bukan karena ibunya ambisius, tapi karena suatu kejadian yang membuat rose marah dan kecewa, untuk melampiaskan kekecewaan rose, rose melampiaskan ke anak-anaknya [The end]