23. Pulang ke rumah

262 36 4
                                    

Sudah 3 hari jeongwoo di rumah sakit akhirnya dirinya di perkenankan untung pulang, ingatan aneh jeongwoo juga masih menghantui mereka semua.

Jaehyun yang tadinya tidak mau ambil peran sebagai ayah yang baik, akhirnya pun dia mengambil peran itu, bahkan karena sikap jeongwoo yang benar-benar aneh itu, jaehyun dan rose menunda sebentar acara cerai mereka.

Jeongwoo turun lalu dia berlari ke dalam rumah, langsung, semua orang di buat terkejut lagi saat jeongwoo berlari dengan sangat buru-buru sambil berteriak

"AYAH!!"

Semua saling beradu tatap, jeongwoo berteriak ayah di dalam rumah padahal jaehyun ada di luar sedang mengangkat barang bawaan dari rs.

Setelah jeongwoo berteriak 'ayah' tadi, suara jeongwoo menghilang setelah itu, semua orang bernafas lega, semoga saja jeongwoo tidak membuat keributan lainnya.

Jaehyun masuk kedalam rumah pertama setelah jeongwoo, setelah itu di susul oleh jaehyuk, ryujin, dan terakhir rose. Yeri tidak mengantarkan jeongwoo, karena ada urusan lain.

Saat masuk kedalam rumah rose langsung masuk ke kamar jeongwoo, dan sisanya masuk ke kamar masing-masing, saat membuka pintu kamar jeongwoo, rose sangat dibuat terkejut karena melihat jeongwoo sedang berbicara sendiri.

"Ayah tau nggak? Kan katanya aku mau mewakili sekolah buat olimpiade mtk" ucap jeongwoo pada kekosongan di sampingnya, jeongwoo terdiam seperti mendengarkan seseorang bicara.

"Jeongwoo" ucap rose setengah marah setngah lembut, tanpa menunggu lama jeongwoo langsung menengok ke arah rose.

"Dia tante jahat yang aku ceritain yah, aku takut" ucap jeongwoo kepada kekosongan itu lagi lalu memasukkan kepalanya ke dalam selimut. "Ayah beneran mau usir dia?".......... "Sekarang?"....... "Harus sekarang ayah!!!!" Sentak jeongwoo marah kepada udara di sampingnya itu.

"JEONGWOO!!!"

Teriakan lantang itu berasal dari suara rose, dengan langkah yang marah, rose langsung terduduk di pinggrian kasur jeongwoo dan memegang kedua bahu jeongwoo dengan erat "sadar woo, bunda takut kalo kamu gini, jangan gitu ah, bunda serem liatnya, liat di samping kamu, itu kosong nggak ada orang!"

Kepala jeongwoo ditengokkan secara paksa ke samping, lalu sedetik kemudian jeongwoo menjatuhkan air matanya setetes, "bun" panggil jeongwoo dengan lirih "sakith....." Setelah itu jeongwoo langsung kehilangan kesadaran.

........

Selesai dengan keadaan jeongwoo, mari lihat percakapan yeri dan woojin, yang sedang berdebat di tengah taman yang sepi di siang bolong.

"KAK!, Kakak bayangin, kakak harus tinggal sama orang yang udah bikin kakak harus bolak-balik dari psikolog diem-diem??!"

"Nggak gitu yer, itukan dulu, kenapasih kalian nggak ada yang bisa lupain masa lalu?, Ya kakak tau itu susah, masa lalu ya masa lalu sekarang ya sekarang, jangan di campurin, papi juga udah nerima ganjarannya kok, dia udah masuk penjara kok, kamu mau apa lagi??, Kamu mau dia meninggal dulu?"

Yeri menyibakkan rambutnya kebelakang tidak habis pikir dengan ucapan kakaknya yang satu ini, seenak jidatnya bilang dia ngak bisa lupain, emang dikira trauma ngilang kayak pesulap ngilangin pulpen terus muncul pensil.

"Yer ayoklah, tinggak yuk sama papi, apa susahnya si yer??, Kalo kamu di apa-apain sama papi nanti kamu kan bisa bilang ke kakak, kan kakak sekarang udah gede, pasti bisa ngebela kamu yer"

Yeri menghembuskan nafasnya kasar "aku nggak bisa tinggal sama dia, titik" setelah itu yeri langsung pergi menjauh, tapi tiba-tiba saja tangannya dicekal kuat oleh woojin.

Yeri berbalik dan sangat terkejut dengan tatapan mata woojin yang sangat amat menyeramkan, bak singa kelaparan "ikut gw sekarang atau adek lo jeongwoo gw bikin makin menderita!" Ancam woojin di kuping yeri.

Yeri langsung teringat masa lalu saat.....

Saat itu yeri sedang duduk di kelas 4, sd milik yeri ini jauh dari rumah, tetapi Yeri malah dipaksa pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena, ibunya selalu lupa menjemput dirinya,sebenernya bukan karena lupa, tapi mungkin ibunya memang tidak berniat menjemput dirinya. Tapi dengan polosnya yeri selalu menunggu ibunya menjemput dirinya.

Matahari sudah mulai menghilangkan dirinya dari langit bumi, itu artinya sebentar lagi malam, namun rose belum kunjung datang menjemput dirinya, akhirnya yeri dengan terpaksa berjalan pulang ke rumah.

Namun baru saja dia berjalan 3 tiba-tiba ada seorang lelaki menarik lengannya yang membuat yeri menengok kebelakang "why you hold my hand?" Tanya yeri sengaja menggunakan bahasa inggris.

"I'm sorry i can't speak english, can you speak indonesa?"

"Oh maaf saya kira om orang bule" ucap yeri lalu menarik lengannya risih "ada yang bisa saya bantu om?" Tanya yeri ramah.

"Oh, saya mau tanya jalan, adek tau jalan trisakti 5?"

Yeri terdiam sebentar, jujur yeri hanya tau jalan dari rumah ke sekolah, dan dari rumah ke mall, kalau saja dari sekolah ke mall yeri mungkin akan nyasar. "Maaf om saya nggak tau, kalau gitu saya permisi dulu ya" ucap yeri lalu nyelonong.

Tapi tiba-tiba saja orang itu menarik yeri agar lebih dekat lalu dia mensejajarkan dirinya dengan yeri lalu berbisik "ayok ikut om atau adek kamu yang paling terakhir akan menderita" Yeri langsung menegang ditempat, dan orang itu langsung menarik yeri masuk kedalam mobilnya.

Tangan orang itu mulai memegang paha milik yeri yang tertutupi oleh rok panjang, yeri mendorong tangan lelaki itu, "jangan melawan jalang!" Sentak lelaki itu.

Yeri langsung terdiam, dirinya mengerti tentang hal ini, karena dulu ibunya sering bilang tentang pelecehan seperti ini "om...ini pel-"

Belum juga yeri menyelesaikan kata-katanya, mulutnya sudah dibekap oleh lengan lelaki itu "shut, diam dan rasakan feelnya" ucap lelaki itu lalu menarik paksa baju seragam milik yeri.

Srekk

Seragam itu robek, yeri langsung menutup tubuhnya walaupun milik dirinya belum tumbuh, tetap saja itu tidak boleh di tunjukkan ke sembarang orang.

Brakhhh

Pintu mobil milik Chanyeol lelaki itu di buka paksa oleh polisi, "angkat tangan" ucap polisi menodong pistol ke Chanyeol, untung saja polisi datang di waktu yang tepat jadi tidak terjadi apa-apa.

Ingatan itu muncul di benak yeri, membuat dirinya gampang di tarik oleh woojin, waktu itu yang melapor adalah woojin, sekarang siapa coba?. Yeri sudah mulai pasrah, mungkin ini akhir hidupnya, yeri tersenyum sedikit di kala woojin masih dengan gigih menyeret dirinya naik ke dalam mobil.

"Mungkin ini yang terakhir" ucap yeri sambil tersenyum.

.........

Menjelang sebelum ch terakhir, ini 2 ampe 3 ch lagi ya, aku kasih konflik dikit biar bisa ending, jujur aku nggak tau endingnya kayak gimana.

SUSAH BIKIN ENDING.

Jadi tolong klik itu bintangnya nya, biar semangat gitu aku nulisnya, makasih yang udah baca dan ngevote.

Tbc

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang