26.Ending (2)

253 31 7
                                    

Suasana duka menyelimuti sebuah ruangan di rumah sakit, disana tedengar isak tangis dan semua penyesalan dari orang tuanya, tak hentinya kedua orang tua tersebut menangis sambil mengelus kepala sang anak.

"Nak tolong bangun, ayah janji nggak bakal nyakitin kamu lagi, ayah sadar ayah salah, tolong bangun nak" ucap sang ayah dengan tulus, sangat memilukan mendengarnya.

"Adek kalo adek bangun nanti bunda beliin semua yang adek mau, bunda bakal ngasih semua kasih sayang bunda buat adek, ayok dek bangun dek" ucap sang bunda tak kalah dari sang ayah.

Si bunda berjalan perlahan ke arah sang ayah, lalu bunda memukul dada sang suami sambil berkata "ini semua salah kamu, harusnya kamu nggak salahin dia!" Ucap bunda dengan keras.

Langsung saja ayah memeluk bunda dengan erat, sambil berkata "maafin ayah, maaf". Awalnya bunda memberontak, namun ucapan ayah seperti sihir, bunda lama kelamaan menjadi diam, menyisakan isak tangis bunda.

"Dasar anak nggak tau diri!"

Suara asing yang sangat dikenali itu membuat jeongwoo mengalihkan matanya dari keluarga berduka itu, "a-ayah?" Ucapnya gugup setengah mati. Ayah berjalan cepat, kearah jeongwoo.

Grep

Jaehyun mencekik leher jeongwoo dengan sangat kencang, jeongwoo yang tidak siap dengan hal itu akhirnya dia menerima cekikan itu diselingi dengan tangannya yang memukuk tangan jaehyun.

"Kamu berani-beraninya mencelakai putri saya!, Nggak habis pikir ayah sama kamu, anak siapa si kamu?" Ucap jaehyun sambil melempar jeongwoo ke kasur lagi.

5 jam yang lalu

Yeri melepas pelukannya, lalu dia melihat dengan jelas manik adik terakhirnya itu, yeri tidak habis pikir bisa-bisanya anak selucu ini menanggung masalah sebesar ini.

Yeri menghembuskan nafasnya panjang "woo ayok pulang, bang woojin biar urusan kakak, kamu tenang aja, kakak bisa jaga diri" ucap yeri sambil mengelus rambut jeongwoo.

Yeri hendak berdiri namun tangannya sudah duluan di genggam oleh jeongwoo "kakak denger, bang woojin itu ternyata direktur perusahaan judi sekaligus direktor dari film-film dewasa, kakak sekarang mau dijadiin aktrisnya kak, nggak ada tawaran apa-apa dari bang woojin" jeongwoo akhirnya berucap jujur kepada kakaknya itu.

Yeri kembali tersenyum, dia kembali duduk untuk menenangkan adiknya "kamu nggak perlu khawatir, kakak yakin kamu bisa jagain kakak, dan sebaliknya, ayok kita saling menjaga, janji?" Yeri mengulurkan jari kelingkingnya ke jeongwoo, jeongwoo sesegera mungkin membalas kelingking itu.

"Kakak janji harus terus sama aku ya!" Ucap jeongwoo galak sambil melepas tautan kelingking itu.

Yeri terkekeh mendengarnya "udah ayok pulang, nggak mungkin kan kakak tinggal disini terus" jeongwoo mengangguk lalu dia langsung keluar dari kamar hotel itu dan pergi ke tempat parkit untuk mengambil motornya.

Yeri keluar dari kamar hotel lalu dia langsung menuju lobby untuk menunggu jeongwoo datang, tak butuh waktu lama jeongwoo langsung datang membawa motor kesayangannya.

"Ayok naik" ucap jeongwoo, lalu yeri langsung naik keatas motor milik jeongwoo itu. Setelah itu akhirnya motor jeongwoo berjalan menuju rumah mereka.

Tadinya tidak ada hambatan, sampai akhirnya sebuah mobil menabrak mereka dari samping kanan, mobil itu menabrak dengan kencang di bagian depan, membuat kaki jeongwoo tersangkut di antara mobil dan motornya, dan akhirnya kepalanya terbentur dengan kaca mobil yang membuat kaca mobil itu pecah.Kalau yeri dia terpental lumayan jauh, dan bergelinding beberapa kali.

Jeongwoo mengerjap pelan, dia kembali tersadar, namun mobil yang menabrak mereka sudah hilang dia berusaha terbangun namun sia-sia kakinya terlalu sakit "kak yeri" panggilnya pelan.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang