9.banding

302 48 0
                                    

*brak

Pintu kamar jaehyuk di buka dengan keras oleh rose, jaehyuk yang sedang bermain game itu pun langsung menengok ke arah rose.

"JAEHYUK!" bulu kuduk pemilik nama itu seketika langsung menaik semua, apa yang dia lakuin sampai ibunya sangat marah kepadanya, perasaan aku nggak buat salah.

"Kamu ikut pertandingan basket kan?"

"I-"

"Kan bunda bilang, mending kamu ikut lomba matematika, atau ipa!" Anak laki-laki rose hanya diam sambil menahan amarahnya.

"Jae.... ryujin tuh juga kayak kamu, dia juga suka basket, jeongwoo juga suka banget main futsal, tapi mereka mau berenti supaya fokus belajar, ayolah jae jadi contoh yang baik lah buat adik-adik kamu"

Jaehyuk mengepal tangannya, andaikan ini bukan ibunya, mungkin sudah di tonjok dari tadi sama jaehyuk "bun..bunda jangan bawa-bawa yang lain donk, bunda pikir mereka mau?"

"Mereka nggak mau, tapi mereka berusaha" ucap final bunda lalu pergi dari kamar jaehyuk tanpa menutup pintunya.

Ryujin tidak sengaja mendengar namanya di sebut dan dirinya di bandingkan dengan kakaknya, perasaan takut menyelimuti batin dan otak ryujin, ryujin sangat takut bagaimana kalau kakaknya membenci dirinya, tapi perempuan itu juga berusaha untuk membenarkan dirinya, makanya nurut aja kayak aku, hati dan otak ryujin sedang tidak selaras sekarang.

Ryujin jadi susah bernafas walaupun masih bernafas dengan biasa tapi dadanya tidak merasakan hal itu, dadanya terasa sesak tapi tidak sesak, itulah yang di rasakan oleh dada ryujin. kepalanya juga jadi pusing memikirkan itu. "Alamat overtingking lagi nih gw" ucap ryujin sambil keluar kamarnya.

Benar-benar kebetulan yang tidak terduga, dia bertemu dengan jaehyuk, matanya terlihat abis menangis, rasa takut dan cemas langsung menyelimuti ryujin dengan sempurna, jaehyuk seperti tau tentang itu, lelaki itu pun langsung membuka topik.

"Nanti kita makan apa ya ryu?"

Pertanyaan sepele macam itu aja membuat rasa cemas ryujin menghilang sedikit, "untung kak jae masih mau ngomong sama gw" batinnya merasa senang tapi rasa cemas masih terus ada di sekitar ryujin.

"Nggak tau deh, liat aja nanti, aku juga bukan pembantu disini ya!" Ryujin pergi meninggalkan jaehyuk yang ntah mau ngapain.

Jaehyuk tersenyum melihat adiknya yang kesal karena pertanyaannya "jangan mikir yang aneh-aneh ya ryu" ucap jaehyuk kecil, baru juga selesai dengan ryujin tiba-tiba muncul lagi tuyul yang mengganggu hidupnya.

"Kak JAEE" teriak jeongwoo di kuping jaehyuk.

Jaehyuk reflek menampar pipi jeongwoo, ringan sekali tangan jaehyuk saat menampar pipi jaehyuk, "sakit ih" jeongwoo mengelus pipinya.

Saat jeongwoo bilang sakit rasnya ingin sekali jaehyuk pukulin lagi si bungsu ini tapi karena jaehyuk masih waras tidak seperti orang yang di hadapannya ini jadi orang waras mengalah.

"Kenapa?, Cepetan gw pen makan nih!" Jaehyuk menaruh tangannya di pinggang seperti ibu tiri yang sedang memarahi anak tirinya.

"Nggak apa-apa cuman gabut aja, aku mau ke kamar kak yeri bye" jeongwoo pergi dari hadapan jaehyuk lalu masuk ke kamar yeri, terdengar suara teriakan yeri beberapa saat setelah jeongwoo masuk.

Jaehyuk menggelengkan kepalanya heran, apa yang di buat si bungsu sampai si sulung teriak dalam hitungan detik, benar-benar ajaib.

Jaehyuk memilih turun lebih dulu dari pada harus melihat pertengkaran anak pertama dan anak terkahir, biasanya kalau udah berantem itu semua barang pasti pecah, jeongwoo yang terus memancing yeri, yeri yang sangat gampang di pancing, ya habis lah lantai dua.

Saat sampai lantai satu jaehyuk langsung berlari ke meja makan untuk makan malam "mbaak, ini makan apa ya?" Jaehyuk duduk di samping ryujin yang sedang sibuk dengan ponselnya.

"Chat siapa tuh?"

Ryujin terkejut setengah mati saat mendengar suara ryujin "kepo lu" dia memiringkan badannya menghadap jaehyuk agar ponselnya tidak terlihat oleh sang kakak.

Jaehyuk yang asalnya emang nggak pedulian, dan tidak kepoan seperti jeongwoo jadi dia langsung pergi dari meja makan dan ke dapur untuk melihat masakan apa yang di masak sama mba hari ini.

"Wiiiih masak indomie"

Mbak terkejut mendengar suara jaehyuk, jaehyuk menggaruk kepalanya "mbak, saya ngelangkah nggak kedengaran apa?, Tadi ryujin juga kaget dneger suara saya, semenakutkan itu kah saya?" Tanya jaehyuk dramatis.

"Nggak kedengeran tau suara langkah aden, aden melayang ya?" Mbak menggoda jaehyuk

"Hahaha"Jaehyuk tertawa mendengarnya hiburan yang biasa aja tapi bisa bikin jaehyuk ketawa, lagi sesetress itu kah jaehyuk?, "Mba bisa aja bikin saya ketawa, haha" suara ketawa jaehyuk benar-benar murni dari dirinya tanpa ada paksaan sedikit pun.

"Mbaaa!, Ini kapan makannya ya?" Teriak ryujin dari meja makan membuat mbak menjadi terburu-buru.

Jaehyuk melangkah menjauh dari dapur "santay aja mbak, nanti kalo tiba-tiba tumpah jae nggak jadi makan" mbak tersenyum mendengar perkataan jaehyuk adem banget kayak adem sari.

Jaehyuk abis dari dapur abis itu dia langsung nyamperin ryujin di meja makan "eh ryu kakak baru sadar, itu hp siapa?" Jaehyuk menunjuk ponsel yang sedang di pakai ryujin, ponsel note 5s.

Ryujin menyembunyikan ponselnya "aku beli baru lah", "ryujin bego, lu kapan keluarnya?" Batin ryujin meronta-ronta, karena alesan bodohnya.

Jaehyuk hanya mengangguk, tidak lama setelah itu mba datang membawa 1 mangkok besar indomie rebus, "aden jeongwoo sama yeri dimana ya?" Tanya mba ke jaehyuk dan ryujin yang sudah mau ambil mienya.

"Biarin ajalah mereka" ryujin langsung mengambil mie yang banyak tidak lihat-lihat sekitar.

"YAAAAA!!!" yeri berteriak dengan kencang dari lantai dua.

"Ryu makan di kamar yuk, bawa nih mienya" ucap jaehyuk pasrah, dan di balas oleh anggukan pasrah seorang ryujin yang sangat amat paham situasi ini.

Dengan hati-hati jaehyuk dan ryujin membawa indomie ke lantai atas, baru juga nongolin kepala, tiba-tiba mereka menjadi ciut melihat yeri yang sudah bercakak pinggang "kak jae balik aja yuk, kita makan di kamar mba aja"

"Bunda kapan pulang?" Jaehyuk menangis sambil turun tangga dan berjalan ke kamar mba.

Jeongwoo dan yeri tidak akan selesai berantem sampai bundanya datang dan memarahi mereka berdua, kalau mereka sudah berantem seperti itu, bunda harus turun tangan, atau mereka nggak akan pernah berbaikan.

😀😀😀

Guys maaf tadinya mau bikin penjelasan dari capter sebelumnya tapi nggak ada ide, abis capter ini deh di buatin penjelasannya, capter ini rada garing ya?, Capter ini tuh author ambil dari rl. Makasih udah baca cerita ini, jangan lupa vote, makasih🙏🏻🙏🏻

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang