24.Mundur?

128 44 88
                                    

Hallo!




Happy Reading Dude~


Oci pergi meninggalkan rumah Yuda menyusuri jalanan sambil menunggu taksi entah akan pergi kemana yang jelas dia tidak mau bertemu dengan Yuda. Saat ini dia butuh pelukan yang menenangkan dan disaat saat seperti ini dia kangen mamanya.

Setelah melihat taksi dia pun memberhentikan taksi dan menaikinya.

Oci sampai di tempat tujuannya dan turun dari taksi lalu menyusuri jalan setapak yang dipenuhi oleh gundukan gundukan tanah yang terdapat batu nisan.

Oci duduk dihadapan makam yang sudah ditumbuhi rumput rumput liar.

"Ma..." Lirih Oci yang tak sanggup melanjutkan kata katanya Oci menangis sejadi jadinya air mata yang sedari tadi dia tahan akhirnya keluar deras tanpa henti Oci menangis sesenggukan.

"Maafin Oci ma, Oci udah lama ga kesini Oci jahat banget ngebiarin tempat istirahat mama dipenuhi rumput gini hikss.." ia menjeda kalimatnya karna tak sanggup berkata kata.

Setelah tangisnya reda. "Oh, iya ma, papa mau nikah lagi. Maafin Oci yah, karna Oci izinin papa nikah lagi Oci juga awalnya gamau papa nikah lagi tapi kalo Oci ga izinin kasihan papa sendiri papa juga pasti butuh penyemangat hebat kaya mama dan Oci izinin papa juga karna nasehat dari..." Ucapannya terjeda, dia membuang nafasnya kasar berusaha agar tidak menangis lagi.

"Nasehat dari Yuda mah dia kating Oci jurusan teknik orangnya ganteng banget tapi sayang banget dia brengsek" air matanya kembali turun. Sebut saja dia lebay, tapi ini benar-benar sulit baginya.

"Oci lemah banget ya ma, baru gitu aja udah nangis kaya gini, tapi Oci janji dehh bakal kuat kaya mama" ucapnya sambil mengusap air matanya lalu mencabut rumput liar yang menumbuhi makam ibunya.

Setelah puas dengan menangis berjam jam dan melepas rindu pada mamanya ia pamit pulang. Yap, Oci sudah beberapa jam diem disana.

"Oci pulang dulu ya ma, nanti Oci kesini lagi sambil bawa bunga mawar kesukaan mama" ucapnya sambil tersenyum dan berdiri lalu beranjak meninggalkan pemakaman.

Saat ini ia sedang duduk di sebuah bangku menunggu Go-car. Iya, dia baru sadar kalo ini jaman modern, kan bisa pesan online. Dan daritadi dia sama sekali tidak kepikiran malah menunggu bis dan mencari taksi ber jam jam.

Mobil pesanan pun datang lalu dia pulang menuju rumahnya. Dia sudah bilang pada papanya kalo dirinya akan pulang.

Yuda juga tadi mengirim pesan, namun Oci tidak membalasnya bahkan tidak dilihat sama sekali karena saat ini dirnya sedang kecewa.

Kedua sahabatnya pun menanyakan keberadaan Oci lewat pesan tapi tidak dijawab juga oleh Oci.

Setelah perjalanan yang lumayan melelahkan, ia sampai dirumah nya, membuka pintu rumahnya dan Rani sudah berada di dapur, Oci menghampiri Rani dan memeluknya erat. Tadinya ia tidak mau menangis tapi ternyata gagal ia malah menangis.

Rani bingung melihat Oci menangis karena Rani tidak tau sebabnya, alhasil dia hanya bisa mengelus punggung Oci.

Papanya datang dari ruang kerja nya karena mendengar Oci menangis.

"Loh Oci kenapa?" tanya Yuno---papanya panik.

Oci tidak menjawabnya sedangkan Rani mengedikan bahunya.

Setelah beberapa lama, tangis oci akhirnya mereda lalu ia melepaskan pelukannya.

"Kamu istirahat dulu ya, bersih bersih sama mandi. Nanti tante siapin makanan, kamu belum makan kan?"  Ucap Rani, ia mengelus lembut pipi oci yang lembab.

Oci mengangguk lalu meninggalkan Rani dan papanya.

"Kamu gapapa kan?" tanya Yuno yang hendak mengejar Oci namun ditahan oleh Rani.

"Udah biarin dia tenang dulu mungkin nanti cerita kalo udah tenang" ucap Rani sambil tersenyum.

Yuno mengangguk "yaudah, aku masih ada kerjaan nanti kalo Oci udah keluar kasih tau aku ya". Ucapnya.

"Iya aku mau siapin makanan dulu" Rani bergegas menyiapkan makanan untuk oci.

Setelah mandi dan berganti pakaian, Oci tidak keluar dari kamar. Dia duduk di kasurnya sambil nyender ke punggung kasur. Tiba-tiba dia ingat perkataan Lisa dan yujin tempo hari.

Emang salah Oci sendiri yang ga cepet cepet official sama Yuda, tapi Yuda juga kalo niatnya bener pasti ga bakalan gitu kan?

Karna Oci tidak keluar dari tadi Rani pun pergi kekamar Oci.

Tuk! Tuk! Tuk!

"Ci tante bawa makanan makan dulu yah" ucap Rani dari luar kamar.

Oci membuka pintu kamar dan Rani pun tersenyum. "Makan dulu yah, nangis sama galau juga butuh tenaga loh" ujar Rani.

Oci mempersilahkan Rani masuk dan menutup pintunya lalu mereka duduk di sofa.

"Makasih"ucap Oci sambil senyum tipis. "Oci boleh manggil mama kan". Lanjutnya.

"Gimana Oci aja, tante mah ngikut" ucap Rani sambil senyum.

Oci menggeleng "mama juga harus manggil mama ke diri sendiri" ucap Oci sambil mulai menyantap makanan nya.

"Iya sayang" ucapnya dengan senyum yang seakan tak pernah luntur.

Rani diam sambil melihat calon putrinya makan sesekali dia mengusap kepala Oci.

"Makasih ya sayang" ucap Rani.

Oci menoleh dengan tatapan bingung "buat apa ma?". Tanya Oci.

"Karna kamu udah mau nerima mama" jawabnya.

Oci ngangguk sambil senyum.

"Jadi kamu kenapa ko tadi datang datang nangis?" tanya Rani.

"Mama jangan pulang ya nginep disini aja dikamar Oci nanti malem Oci cerita" jawab Oci.

"Yaudah nanti mama bilang sama papa kamu" jawab Rani.

Oci mengangguk lalu kembali menyantap makanannya.

Ciaaattt udah manggil mama mama aja nih kapan dinikahinya om

My Happiness-Nakamoto Yuta[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang