Chapter 9

1.1K 133 1
                                    

Jisoo pov

Aku terbangun dari tidur nyenyakku, semalam aku benar-benar tidur berkualitasku dari malam-malam sebelumnya. Mungkin karena Jennie berada di sisiku.

Ku perhatikan muka kecilnya, ingin sekali aku meraba setiap inchi permukaan muka indah itu. Tapi aku mengurungkan niatku, karena takut membangunkannya.

Dengan perlahan aku bangkit dari tempat tidur, mengambil segelas air putih sambil mengecek beberapa email dan pesan di ponselku. Ku lihat jadwalku hari ini, ternyata lumayan banyak pertemuan yang harus ku datangi. Sampai saat aku mengecek ada sebuah pesan dari 'Oppa Jung'.

Setelah sekian lama dari persidangan perceraian kami, ia kini menghubungiku terlebih dulu. Apa maunya saat ini?

Ku buka pesan tersebut, ia ingin menemuiku. Entah apa yang ingin dibicarakannya, karena bagiku semuanya sudah selesai, tak ada yang perlu dibicarakan lagi. Ku tutup pesan itu tanpa membalasnya. Dan aku segera bersiap-siap untuk kembali ke rutinitasku. Tanpa melupakan membuat sarapan untuk wanita kucingku yang tercinta. Walaupun terpaksa pagi ini aku harus meninggalkannya demi pekerjaanku.

Setelah semuanya selesai, aku menuliskan pesan di selembar kertas dan ku taruh di meja makan. Lalu aku pergi meninggalkan hunian kekasihku menuju apartementku untuk berganti pakaian dan membawa beberapa pakaian untuk tugas ke luar kota ku beberapa hari ke depan.

Dan tak lupa juga, aku memberikan pesan ke sekertarisku untuk menyelesaikan perintah dariku. Tentu mengenai kejutan untuk kekasihku nantinya.

Jennie pov

Kuraba bagian samping tempat tidurku, kosong. Dengan spontan aku memaksakan membuka kedua mataku. Kemana perginya Jisoo?

"Sayang?" Panggilku. Tapi nihil, tak ada sahutan balasan untukku.

Aku berjalan menuju meja makan, sudah tersaji makanan yang masih hangat. Dan kulihat ada secarik pesan.

To Jennie kekasihku ❤️
Maafkan aku tidak membangunkanmu, sebagai permintaan maaf aku masakan sarapan untukmu. Jangan lupa untuk dimakan ya...

From your love
K.J ❤️

Dengan segera ku ambil ponselku dan menelponnya.

"Hallo?" Jisoo menjawabnya. Sedangkan aku hanya diam.

"Sayang... maafkan aku meninggalkanmu disaat masih terlelap. Kamu tau, tidurmu begitu nyenyaknya sampai-sampai aku enggan membangunkanmu." Rayunya.

"Hah..." akhirnya aku menjawab dengan helaan nafas.

"Maafkan aku sayang."

"Tapi setidaknya kamu membangunkanku Ji. Jadwalmu begitu padat, kita pasti tidak bisa bertemu beberapa hari, ani mungkin beberapa minggu kedepan. Itu menyiksaku, dan aku pasti sangat merindukanmu."

"Maafkan aku ne... aku janji, jika nanti waktu aku akan mengunjungimu saat peninjauan langsung di lapangan."

"Terserah padamu Ji."

"Sayang, kumohon jangan marah. Ini juga sangat menyiksaku Jen."

"Iya iya aku memaafkanmu. Sudah packing beberapa pakaian untuk beberapa jadwalmu ke depan?"

"Hehe... ini aku sedang menyiapkannya. Setelah itu aku langsung berangkat."

"Menyetir sendiri?"

"Tentu tidak sayang, jika ke luar kota aku pasti memakai supir untuk mengantarkanku."

"Jaga kesehatanmu Jichu. Aku merindukanmu."

"Nado... saranghae." Kemudian ia menutup telponnya.

Aku tau, sikapku begitu egois untuk memiliki dirinya seutuhnya. Begitu egois agar ia selalu berada di sisiku. Begitu egois untuk melalui hari-hari ini selalu bersamanya.

Hari-hariku tentu saja berubah ketika ia menjadi kekasihku. Bagaimana aku selalu mengingatkan akan hal kecil, menasehati agar ia tidak selalu ceroboh saat mengerjakan sesuatu, dan menjadi posesif sesaat.

Aku tau, aku lebih muda darinya. Bagaimana aku masih mengedepankan egoku, dan ia berusaha menenangkanku dengan caranya.

Saat aku menanyakan bagaimana ketika ia melewati hari-harinya, ia selalu menjawab baik-baik saja disertai senyuman. Jisoo pun menanyakan hal yang serupa, dan aku menjawab ala kadarnya. Kadang disertai emosi bagaimana aku melalui hari yang berat, tapi dengan tenang ia selalu bisa mencairkan suasana saat itu.

Kita berdua saling belajar, dikarenakan perbedaan usia ketika menjalin hubungan ini. Dimana Jisoo yang selalu bersikap tenang, dan selalu memberi nasehat kepadaku agar tidak gegabah menhadapi sesuatu. Maupun aku yang hanya bisa menjadi sebuah rumah baginya. Tempat bersandar untuknya ketika letih.

Aku banyak kekurangan mengenai hubungan ini, ingin sekali aku mengungkapkan beribu kata maaf padanya. Tapi dengan hanya dengan perkataan maaf pun sepertinya tidak bisa membuat hubungan ini lebih baik kedepannya. Maka dari itu, aku banyak belajar darimu untuk menjalani hubungan ini kedepannya.

Aku mempercayai hatiku seutuhnya padamu Kim Jisoo. Walaupun kedepannya pasti salah satu dari kita nanti pasti akan ada yang merasakan terluka. Dan ku harap kita bisa melalui itu bersama.

• bersambung •

Sweet Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang