Di hari yang sama di kala sudah menjelang petang, kedua insan yang dimabuk cinta tersebut mendarat di bandara Internasional Jeju. Sesuai perkataan Jisoo sebelumnya, ia akan mengajak sang kekasih untuk berlibur.
Mereka berjalan keluar menuju mobil yang sudah disiapkan oleh supir pribadi Jisoo, barang bawaan mereka dibantu oleh porter yang setia mengikuti langkah kedua wanita anggun itu.Di mata orang-orang, kedua insan tersebut bagaikan kakak beradik, karena mereka enggan sekali melepaskan tautan tangan mereka berdua. Jisoo yang sibuk mengecek ponselnya untuk menghubungi orang-orang selama ia di Jeju, dengan tangan satunya memegang beberapa kertas dan tiket dan jangan lupa tangan itu pula yang digandeng oleh sang kekasih sambil menyandarkan kepala di bahunya.
Mobil mercedes benz S-class berwarna hitam sudah terparkir di hadapan mereka. Supir membantu porter untuk memasukkan koper sang majikan ke dalam bagasi mobil. Jisoo membukakan pintu untuk kekasih pujaan hatinya tak lupa mehalangi kepala sang kekasih agar tidak terkena atap mobil.
"Selamat datang Nyonya muda Kim, langsung pulang ke rumah atau mampir kesuatu tempat?"
"Langsung pulang saja Lee Ahjussi."
Sang supir langsung mengendarai mobil mewah tersebut menuju kediaman majikan. Jisoo mempunya rumah sederhana di pulau Jeju ini. Ia membelinya untuk berlibur dikala kepalanya membutuhkan refreshing. Rumah minimalis yang ia design sendiri demi kenyamanannnya. Rumah yang tidak begitu besar, tapi mempunyai halaman yang sangat luas.
Sesampainya di depan pagar rumah sederhana itu. Sang kekasih akhirnya terbangun dari tidurnya. Ya semenjak perjalanan tadi, Jennie tertidur. Ia terlalu lelah dengan pekerjaan sebelumnya, jadi ia tertidur selama perjalanan menuju Jeju.
"Sayang, bangun yuk. Kita sudah sampai." Ucap Jisoo sambil menyentuh pipi mandu kekasihnya.
"Hmm? Sudah sampai?"
"Iya, ayok turun. Kita istirahat di dalam."
Jisoo memasuki rumahnya, bersama dengan Jennie yang masih setia menyandarkan kepala di pundaknya. Rumah sederhana tapi minimalis itu membuat Jennie kagum. Walaupun tidak dihuni, Jisoo menyuruh bibi kepercayaannya untuk merawat rumah sederhana ini. Dan tak lupa Lee Ahjussi pun turut serta membantu.
Jisoo menggandeng tangan kekasihnya menuju kamar utama. Kamar berukuran cukup besar dengan kesan yang soft. Jisoo meletakan tas selempangnya ke meja rias, dan mulai membersihkan mukanya. Jennie terududuk dipinggiran king bed berwarna cream dan coklat muda. Memandangi kekasih yang lebih tua darinya. Dipikirannya, ia sungguh sangat beruntung mendapatkan hati kekasihnya.
Jika dipikir-pikir, Jisoo cukup mengambil resiko. Dengan umur yang sudah kepala tiga, tapi ia masih mau menerima ajakan berpacaran oleh seorang wanita yang berumur lebih muda darinya. Jika Jisoo merupakan orang yang tidak buta dengan cinta, mungkin ia akan mencari lelaki mapan dan siap membangun rumah tangga. Tapi ternyata pilihannya tidak seperti itu.
Jennie berjalan mendekat ke arah Jisoo, merangkul pundak kekasih dengan menaruh dagunya di pundak kekasih. Jisoo yang sedari tadi fokus membersihkan mukanya, kegiatannya itu terhenti sejenak karena ulah sang kekasih.
"Waeyo?" Tanyanya sambil menoleh ke arah sang kekasih.
"Aku merasa beruntung memilikimu."
"Jika kamu berkata seperti itu, aku pun juga sama."
"Kenapa kamu memilih seseorang sepertiku? Padahal banyak lelaki mapan, siap untuk menikahimu?"
"Kenapa kamu berkata seperti itu?"
"Tidak percaya diri?" Jawabnya dengan pertanyaan.
"Dengar, aku memilihmu karena aku mencintaimu. Jangan dengarkan omongan orang lain tentang kita."
"Hmm." Jawabnya disertai anggukan.
Jisoo menarik Jennie ke pangkuannya. Dan ia membantu kekasihnya untuk membersihkan wajah. Dengan telaten Jisoo membersihkannya, dan Jennie hanya menurut saja dengan apa yang dilakukan kekasihnya.
"Kim Jennie, apa aku harus melamarmu segera?" Jennie tidak menjawabnya, ia hanya merespon dengan membuka kedua kelopak matanya.
"Apakah kamu siap?"
"Kenapa harus terburu-buru?"
"Hanya ingin membuatmu lebih percaya diri?"
"Kamu melamarku tanpa mengetahui keluargaku?"
"Bukan begitu, jika kamu siap. Setelah liburan ini, ijinkan aku bertemu kedua orang tuamu."
"Kedua orang tuaku terlalu sibuk Ji... Bahkan mungkin aku tidak dianggap sebagai anak mereka."
"Bagaimana dengan saudaramu?"
"Aku anak tunggal."
"Sepertinya aku belum mengenal keluargamu, bagaimana dengan waktu yang kita habiskan bersama di sini sambil membahas keluarga kita?"
"Aku yakin kamu pasti kaget mendengar ceritaku."
"Dan aku siap menerima apapun itu."
"Bersiaplah mandi Nyonya muda Kim, tidak mungkin kita beristirahat langsung bukan?"
"Apakah ini sebuah ajakan mandi bersama?"
"Jangan berharap!" Akhirnya Jennie lebih dahulu masuk ke kamar mandi, meninggalkan kekasihnya masih termenung menatap cermin meja riasnya.
• bersambung •
Merry Christmas bagi kalian yang merayakan, mohon maaf telat update 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Summer Memories
FanfictionCerita tentang kita yang terpaut usia dan status. Memilikimu merupakan hal yang tak mungkin bagiku. FanFict about Kim Jisoo and Jennie Kim GxG ⚠️🔞⚠️ Slow update, harap bersabar 🥺 FanFict pertama Author tentang Kpop 🙏🏻 mohon maaf jika kurang berk...