Chapter 21

905 111 3
                                    

Sinar matahari mulai terbit menyinari hamparan pantai yang indah. Seorang wanita dengan kunciran rambut ekor kuda, telah menikmati udara segar di pagi hari ini dengan setelan baju olahraga berwarna merah muda. Tak lupa ia mengenakan ear buds berwarna ungu muda, iringan lagu ringan menemaninya lari pagi mengitari area camper van.

Jisoo mengistirahatkan kedua kakinya sejenak. Ia duduk berselonjor di tepian pantai. Hembusan angin menerpa wajahnya, seolah ingin mengangkat beban yang selama ini yang ia pikul. Tetapi itu hanya keinginannya semata, semua beban masih ia pikirkan sampai saat ini.

Keheningan menemaninya bersamaan dengan ocehan yang bersarang di dalam kepalanya. Ada sesuatu yang mengganjal di hati dan pikirannya, sebuah perasaan insecure dengan diri sendiri.

Apakah ia pantas menerima cinta dan kebahagiaan oleh kekasihnya? Kekasih yang lebih muda darinya, di mana seharusnya kekasihnya itu menikmati masa remaja ke fase memasuki dunia dewasa dan mengambil pelajaran untuk membuat rencana masa depan untuknya sendiri.

Beberapa pertanyaan berkecamuk dalam pikirannya. 'Bagaimana, jika...' berbagai macam kalimat pertanyaan seperti itu muncul seolah menanyakan pada dirinya sendiri.

Dengan pelan ia menghela nafas, setelahnya ia bangkit dan membersihkan celana training panjangnya. Kali ini ia tidak berlari seperti sebelumnya, hanya berjalan seperti biasa menuju camper van yang ia sewa.

Sesampainya di sana, ia tidak melihat kekasihnya di dalam. Jisoo mengalihkan perhatiannya dengan mengambil baju gantinya dan juga untuk kekasihnya. Mungkin kekasihnya itu sedang menikmati udara segar juga di tepi pantai dengan lokasi yang berbeda dengannya tadi.

Jisoo hendak mendorong handle pintu kamar mandi kecil yang terletak di dalam camper van, ternyata sosok yang dicarinya tadi keluar dari dalam.

"Sayang... habis olahraga?" Tanya yang lebih muda padanya.

"Hum, pakaianmu sudah aku siapkan di atas kasur. Aku akan mandi terlebih dahulu, setelah itu akan membuat sarapan untuk kita."

"Serahkan padaku untuk sarapan kali ini. Tidak usah khawatir..." ucapnya menenangkan sang kekasih. Dan hanya anggukan diberikan sebagai jawaban dari Jisoo.

Dengan cekatan dan cepat Kim Jennie membuat sarapan sederhana, sambil sesekali ia mengusap kepalanya dengan handuk. Ia melakukannya bersamaan. Ia tidak ingin membuang waktu liburan dengan kekasihnya begitu saja. Setelah sarapan selesai dibuat, ia baru memfokuskan mengeringkan rambutnya.

Sosok wanita yang anggun keluar dari dalam kamar mandi, ia melihat apa yang dilakukan kekasihnya. Mengambil alih handuk yang dipegang oleh yang lebih muda, membantu mengeringkan rambut panjangnya.

"Gomawo..."

"Hmm...."

"Apa seperti ini gambaran kita berdua setelah menikah nanti?"

"Ne?"

"Membantu mengeringkan rambutku, menyiapkan pakaian kerjaku, membuatkanku makan, mengantarkanku ke depan rumah saat berangkat kerja..."

"Mungkin seperti itu..."

"Aku amat menantikan hari itu Jichuya..."

"Nado... Baiklah, sudah selesai. Apakah sarapannya sudah siap?"

"Tentu saja sudah."

"Baiklah kita sarapan, kemudian mengemas barang-barang sebelum kita pindah tempat menginap."

Pada hari ketiga di Pulau Jeju, mereka berdua benar-benar menikmati liburan. Menikmati suasana di lingkungan campervan. Dan hari ini di hari keempat dibalik kemudi, Jennie menjadi supir pribadi kekasihnya. Sedangkan Jisoo sedari tadi menikmati hempasan udara, karena sengaja yang lebih muda membuka hardtop mobil merah yang mereka tumpangi. Tak lupa juga style keduanya mengikuti suasana hati mereka. Keduanya sama-sama memakai kacamata hitam, dan tak lupa dress selutut bertali tipis dibalut oleh cardigan.

Sweet Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang