Chapter 14

999 120 1
                                    

⚠️🔞⚠️

Seorang wanita yang sudah tampil cantik, sesekali menguap sambil mengendari mobil Hyundai Elantra N hitamnya. Untuk menghilangkan rasa kantuknya ia mengambil cup kopi yang berada di cup holder mobilnya, dan ia juga menghidungkan lagu yang sudah terhubung dengan bluetooth dari ponselnya. Memilih lagu yang sekiranya tidak membuatnya mengantuk atau bisa ikut menyanyi.

Jisoo sengaja tidak menggunakan supirnya, karena ia ingin menemui sang kekasih langsung. Setelah beberapa jam mengendarai mobilnya, ia tiba dan segera memberhentikan mobilnya di lobi hotel. Seorang porter segera membantu Jisoo untuk mengeluarkan koper kecilnya, sedangkan dua koper besar sengaja ia tinggal di dalam mobil. Jisoo segera memberikan kunci mobilnya ke petugas valet, dan melangkah menuju meja resepsionis untuk menanyakan ruangan kekasihnya.

Nomor kamar milik kekasihnya sudah didapat, akhirnya Jisoo berjalan menuju lift dan si porter yang membawa koper Jisoo segera memberikan kopernya. Setelah sampai pada lantai yang dituju, Jisoo segera keluar lift dan menggeret koper miliknya ke depan kamar milik Jennie.

Di ketuknya pintu kamar itu, tapi masih tidak ada respon. Jisoo berusaha mengetuk pintu kamar itu lagi, suara pintu terbuka terdengar. Terlihat wajah khas bangun tidur sang kekasih muncul di balik pintu, sambil sesekali mengerjap kedua matanya dan membenarkan posisi rambutnya yang berantakan.

"Siapa?" Ucap Jennie yang masih setengah sadar. Setelah beberapa kali mengucek kedua matanya. Ia langsung kaget dengan kedatangan Jisoo.

"Jisoo...!!" Sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Ia tidak ingin membuat gaduh, dan tidak ingin sebelah kamarnya tau jika bos besarnya datang mengunjungi kamar Jennie.

"Kejutan!!" Ucap Jisoo, dan tentu saja Jennie langsung membekap mulut Jisoo dengan kedua tangannya. Kemudian ia menarik tubuh Jisoo dan tak lupa dengan koper kecilnya.

"Kenapa?" Tanya Jisoo bingung.

"Nanti Joy tau."

"Yaudah sih, biarin aja..." jawab Jisoo enteng, dan membuat Jennie membulatkan kedua matanya.

"Biarin?!"

"Lho kan aku mengunjungi kekasihku, masa tak boleh?"

"Nanti jadi bahan gossip karyawanmu Ji..."

"Yaudah, kamu beres-beres langsung aja. Kita pindah ke kamarku."

"Jangan... tunggu aku sebentar, nanti aku ikut ke kamarmu."

Jennie segera membersihkan badannya, setelah itu menggunakan kaos oblong putih polos di balut dengan hoodie hitam, dan tak lupa celana training hitam pula. Mengambil tas kecil miliknya, menaruh dompet beserta charger dan ponselnya.

"Ayo..." ucap Jisoo yang tau jika Jennie sudah selesai.

Sesampainya di kamar milik Jisoo, mereka berdua langsung masuk dan bersadar pada sofa di ruang tengah kamar itu yang langsung menghadap pemandangan lautan yang indah. Ya event project yang dipantai oleh Jennie, letaknya dekat dengan laut. Sehingga bisa disebut bekerja sambil liburan.

Jennie yang amat sangat merindukan kekasihnya itu segera mendekap erat Jisoo dari samping dengan posisi duduk di sofa. Jisoo pun sesekali mengusap kedua tangan Jennie.

"Aku merindukanmu." Ucap Jisoo

"Aku juga sangat merindukanmu." Jawab Jennie sambil memandangi kekasihnya yang rupawan. Memandangi ke dua mata yang indah, hidung yang mancung, dan tak lupa bibir berbentuk hati yang selalu ia dambakan itu.

Jisoo yang menyadari jika wajahnya sedang diamati oleh sang kekasih, menoleh ke arah sang kekasih sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Ada yang aneh di wajahku?" Lagi-lagi Jisoo suka sekali merusak suasana dengan lontaran pertanyaan yang tidak diperlukan.

"Tidak ada"

"Lalu kenapa memandangiku seperti itu?"

"Bibirmu begitu menarik." Jawab Jennie lalu mengecup singkat bibir milik Jisoo. Jisoo terdiam tak berkutik sedetik pun mendapatkan serangan tiba-tiba dari Jennie. Kecupan singkat itu membuat jantungnya berdekup tidak beraturan.

Jennie pun mengubah posisinya menjadi duduk di pangkuan Jisoo. Kedua tangannya dikalungkan di belakang leher Jisoo. Jisoo berusaha menelan salivanya, melihat perlakuan Jennie yang bisa menaikkan nafsunya. Dengan perlahan kedua tangan Jisoo berpindah ke pinggang yang ramping milik Jennie.

Jennie menangkup wajah kekasihnya, mulai mencium bibir milik Jisoo dengan perlahan. Ciuman itu berubah menjadi melumat, tidak ada paksaan, Jennie melakukannya dengan sangat lembut. Kecupan itu berpindah ke belakang telinga Jisoo sehingga membuat tubuh Jisoo sedikit tersentak. Erangan dari bibir Jisoo mulai keluar perlahan. Menikmati setiap sentuhan dari bibir kekasihnya. Jisoo tak ingin melewati kesempatan ini, pada akhirnya ia berdiri sambil menggendong Jennie seperti koala, menuju kasur.

Ia kembali duduk, sambil melepaskan hoodie hitam milik Jennie. Jennie kembali melanjutkan kegiatannya. Mulai merangsang setiap kulit sensitif kekasihnya dengan kecupan lembut yang ia berikan, sampai membuat kekasihnya mengeluarkan desahan yang semakin membuat Jennie melancarkan kegiatannya.

Jennie mulai melepaskan kaos putih yang ia gunakan beserta celana trainingnya, dan tak lupa melepaskan dress putih milik Jisoo. Di baringkannya Jisoo berada diposisi bawah. Jennie kembali mengecup bibir Jisoo, dan dengan perlahan berpindah ke pundak. Meninggalkan beberapa jejak kepemilikannya disana.

"Sshh... Jen... ah..." desahan Jisoo terlepas saat Jennie meninggalkan jejaknya, kedua tangan Jisoo meremas rambut dibagian dekat dengan leher milik Jennie dan menekan leher Jennie seolah memperdalam lumatannya.

"Ji... remas milikku..." perintahnya. Sambil mengambil kedua tangan Jisoo mengarahkan ke bukit kembar miliknya yang masih berbalut sport bra.

"Hmm... terus seperti itu Ji.." Seolah masih belum cukup, Jennie mulai menggesekkan bagian bawah miliknya ke milik Jisoo yang masih dibalut kain. Dengan seperti itu, membuat nafsunya semakin meningkat.

"Jen...aku rasa, aku ingin keluar..."

"Tunggu..." Jennie segera berdiri dari posisinya dan melepas balutan kain yang tersisa. Jisoo pun melakukan hal yang sama.

Posisi Jennie sekarang tetap berada di atas Jisoo, tapi dengan posisi berlawanan. Kepala Jennie menghadap ke arah milik Jisoo, maupun sebaliknya.

"Masukkan jari tengahmu Ji..." perintah Jennie.

"Tapi Jen... aku tak ingin merusakmu, permainan kita pertama saat itu untung saja aku tidak merobeknya."

"Lakukan... Jebal... aku sudah tidak tahan Ji..."

"Baiklah baiklah..."

Jisoo mulai meraba perlahan di bagian area sensitif milik Jennie, dan membuat pemiliknya berdesis keenakan. Ia masukkan jari tengahnya dengan perlahan, sampai sepenuhnya masuk dalam lubang milik Jennie.

"Argh..." rintihan keluar dari bibir seksi milik Jennie, bersamaan dengan itu selaput dara miliknya juga telah robek diambil oleh kekasihnya.

"Jen..."

"Lanjutkan...!" Ucap Jennie sambil ia menciumi area sensitif milik Jisoo dan membuat badan Jisoo melengkung dan salah satu tangah Jisoo mendekap erat tubuh Jennie.

Dan keduanya pun melanjutkan kegiatan panas itu entah berapa ronde, sampai membuat keduanya terkulai lemas.

• bersambung •

*untuk selanjutnya, author update setiap hari sabtu aja ya... mohon maaf 😭

Sweet Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang