Chapter 27

697 81 4
                                    

Beberapa minggu setelah menetap sementara dari New Zealand, kedua pasangan itu kembali ke Korea. Jennie sengaja lebih lama di rumah orang tuanya, sampai keadaan Jisoo benar-benar aman untuk kembali ke korea. Dan Jennie juga sedang mengurus beberapa perusahaan orang tuanya selama itu.

Jennie tidak membiarkan sedikitpun Jisoo kelelahan. Contohnya saja setelah mereka kembali ke Korea, Jennie tidak membiarkan Jisoo mengeluarkan barang-barang di dalam koper. Semua Jennie lakukan agar tidak membuat orang-orang tersayangnya kelelahan.

"Sayang..." Panggil Jisoo ke Jennie dari dalam kamar.

"Ne Chagiya... waeyo?"

"Vitamin yang di berikan dokter, ditaruh mana?"

"Oh itu, di laci meja kecil samping tempat tidur. Air mineralnya masih ada kan? Atau perlu diisikan lagi?"

"Hmm, tidak perlu."

"Ok, aku lanjut beberes barang ya..."

"Temani aku di dalam kamar." Ucap Jisoo ragu-ragu. Ia juga bingung, kenapa mendadak ingin bermanjaan dengan istrinya berpipi tembam itu.

"Tapi aku belum kelar lho ngeberesin barang kita sehabis dari rumah daddy."

"Minta tolong eomma agar bibi datang kemari aja."

"Yaudah, sebentar ya... aku telpon eomma dulu."

Jennie menelpon mertuanya untuk meminta tolong agar beberapa bibi mau bekerja di rumahnya. Setelah selesai menelpon ia segera bergabung dengan sang istri.

"Ingin sesuatu? Aku kupaskan buah?"

"Di sini saja." Ucap Jisoo lalu memeluk Jennie dengan erat, sesali ia menghirup aroma istrinya itu. Entah mengapa rasa mual dan pusing yang ia alami perlahan menghilang. Mungkin calon bayi mereka sangat menyukai aroma Mommynya.

"Tidak ingin mengemil sesuatu? Kamu harus makan sayang. Ingat sekarang kamu makan tidak untuk diri sendiri, mereka berempat butuh asupan makan darimu."

"Tapi aku tidak lapar."

"Keras kepala sekali, turunkan egomu kali ini... ku mohon... demi mereka, ya?"

"Jika aku gendut bagaimana?"

"Kau tetap istriku Jisoo mau bagaimanapun keadaanmu."

"Tapi..." ucap Jisoo terpotong dengan kecupan singkat istrinya.

"Aku kupaskan buah dan membawa cemilan untukmu. Tunggu sebentar..."

"Jen..."

"Ya? Butuh apa lagi?"

"Tolong ambilkan jaket yang sebelumnya kau pakai."

"Untuk apa?"

"Hmm, aku peluk? Rasa mualku sedikit hilang ketika menghirup aroma tubuhmu."

"Eh?"

"Kupikir mereka amat sangat menyukai aromamu."

"Baiklah tunggu di sini." Jennie bergegas mengambil jaketnya dan memberikannya ke Jisoo.

Sembari menunggu Jennie, Jisoo membaca beberapa artikel tentang kehamilan. Ia tau kehamilannya saat ini sangat istimewa, karena mengandung empat bayi sekaligus. Selain membuatnya amat sangat bahagia, tapi kecemasan juga sesekali menghantuinya. Ketika ia membaca beberapa artikel, di situ tertulis jika kebanyakan bayi kembaran memiliki berat badan yang kurang saat lahir dan mau tak mau mereka harus menginap beberapa waktu di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan tambahan. Dan kebanyakan juga salah satu bayi itu biasanya lahir dalam kondisi yang kurang dari bayi lainnya. Membaca artikel tersebut Jisoo langsung mengakhirinya. Ia lalu mengusap perut yang belum seberapa terlihat membuncit itu. Ia harap anak-anaknya kelak lahir dengan sehat.

Sweet Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang