Chapter 19

950 117 1
                                    


Suara hempasan ombak menyambut pagi yang indah untuk kedua pasangan itu. Jennie tidak menyangka, rumah sederhana yang ia huni sekarang berlokasi dekat dengan air laut. Wanita yang lebih muda itu terbangun dari tidurnya, dan menyadari sosok orang di sebelah tempat tidurnya sudah bangun terlebih dahulu. Ia segera membereskan tempat tidurnya dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan mereka berdua.

Di dapur sudah ada wanita berusia lebih dari setengah abad sedang sibuk menyiapkan sarapan majikannya. Jennie berjalan mendekat dan mengambil alih tugas bibi kepercayaan kekasihnya.

Rambut yang sebelumnya tergerai, kini sudah dikuncir ekor kuda dan melanjutkan memasakan makanan sederhana. Jennie terfokus oleh masakan yang ia tumis di wajan atas kompor itu, dan tidak menyadari sosok wanita yang lebih matang darinya berjalan mendekat.

Jisoo perlahan memeluk dari belakang tubuh sang kekasih, dan menaruh dagunya di bahu yang kecil itu. Jennie terpekik karena tindakan kekasihnya dan segera mematikan api kompor.

"Kamjagiya!"

"Hahaha..."

"Berhenti mengejutkanku seperti itu Nyonya muda Kim." Peringat yang lebih muda.

"Aku tidak bisa menghilangkan sifat jahilku jika melihatmu."

"Dari mana saja pagi ini?" Tanya Jennie sambil kembali memasak.

"Hanya lari pagi mengelilingi rumah. Sebenarnya aku ingin mengajakmu bersama, tetapi enggan membangunkanmu. Tidurmu pulas sekali seperti bayi."

"Harusnya kamu membangunkanku. Aku ingin menikmati angin pagi di pinggiran pantai."

"Besok aku ingin mengajakmu ke suatu tempat seperti itu."

"Baiklah. Kalau begitu bantu aku menyiapkan makanan ini ke meja makan."

Jennie telah selesai memasak, kini tugas Jisoo membantu menyiapkan makanan paginya ke meja. Sembari sarapan bersama, mereka asik mengobrol panjang lebar dan sesekali disela oleh gurauan. Rumah yang sebelumnya sepi itu, kini nampak lebih hidup.

Setelah selesai sarapan, Jisoo kembali ke kamar mereka. Dengan memegang segelas coklat hangat, ia memandang hempasan ombak dari jendela kamar yang lebar. Suasana seperti ini membuatnya tersenyum lebar. Setelah sekian lama berkutat dengan tumpukan kertas yang menumpuk di meja kebesarannya, akhirnya ia bisa menikmati waktu dengan kegiatan sederhananya.

Jennie berjalan pelan menghampiri sang kekasih. Ia melakukan hal yang sama seperti Jisoo sebelumnya. Dengan sesekali mengayun-ayunkan tubuh keduanya ke kiri dan ke kanan.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jennie.

"Tidak ada, hanya saja aku bahagia dengan suasana begini saja."

"Ingin seperti ini terus?" Sebenarnya ada maksud terselubung dari pertanyaan tersebut.

"Apakah kamu tau, setiap wanita pasti ingin merasakan mengurus rumah dan menikmatinya. Tapi untukku itu tidak mungkin merasakannya terus menerus."

"Suatu saat mungkin aku akan mengabulkannya."

"Hahaha... baiklah, ku harap kau bisa mengabulkannya."

Kemudian Jisoo membalikkan badannya menghadap sang kekasih yang lebih muda darinya. Dengan kedua tangan yang masih melingkar di pinggang kekasihnya, ia akhirnya memeluk erat kekasihnya itu.

"Tidak ingin membersihkan diri?" Tanya Jennie kepada kekasihnya.

"Setelah ini... biarkan seperti ini dulu."

"Baiklah, apa rencana kita hari ini?"

"Di rumah saja mungkin?"

"Yang benar saja, jauh-jauh ke pulau Jeju hanya berdiam diri di rumah?"

Sweet Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang