Hanya fanfict dari salah satu fans sasusaku. Karakter hanya milik sensei Masashi Kisimoto
Sasuke mendaratkan pijakan kakinya tepat di depan pintu gerbang desa konoha setelah beberapa saat lalu ia berjalan dengan melompat dari pohon ke pohon.
Ia melenjutkan langkah memasuki desa dengan santai. Jubah hitam yang menutupi hampir seluruh tubuhnya tampak berkibar mengikuti arah angin berhembus. Helaian rambut hitam reven itu juga ikut tersisir mengikuti angin sejuk sore itu.
Langkahnya terhenti, matanya terpejam, dan dengan perlahan Sasuke mulai menghirup dalam-dalam angin yang berhembus, lalu perlahan pula ia menghembuskannya tenang.
"Konoha, masih sama." Gumamnya pelan, diikuti dengan mata berbeda warna pupil itu yang terbuka perlahan. Sasuke melanjutkan langkahnya menuju semakin dalam desa yang menjadi tempat kelahiranya.
Hatake Kakashi, sensei di masa lalu sekaligus hokage di masa kini telah mengizinkan Sasuke kembali ke desa. Sebenarnya, Sasuke bisa saja kembali kapan pun ia inginkan. Akan tetapi, masalah yang akan timbul di luar desa tidak menunggu waktu Sasuke, melainkan sebaliknya. Sasuke harus siap siaga menghadapi permasalahan yang timbul kapan saja, itu adalah misi besarnya dalam menjalankan penebusan dosa untuk melindungi Konoha dan negara lain.
Setelah waktu berlalu Sasuke menjalani misi penebusan dosanya, saat ini ia kembali dengan jati diri yang berbeda.
Tentu saja, 10 tahun silam ia sudah menikah. Meski selama itu, ia lantas pergi kembali menjalankan misi penebusan dosanya, namun Sasuke tahu. sejak ia mengikrarkan janji sehidup semati dengan seorang wanita, di sinilah tempatnya ia kembali.
Tempat di mana keluarga kecilnya berada.
Desa Konoha.
*****
Di satu ruangan yang di dominasi dengan warna cat putih gading, terdapat peralatan medis yang cukup lengkap. Di sana berdiri seseorang dengan jas putih panjang. Tangannya sibuk menulis sesuatu di papan catatan sembari melihat keadaan sang pasien yang terbarig di atas ranjang.
Suara ketukan pintu terdengar samar, mengalihkan perhatian seorang wanita dengan rambut merah jambunya.
"Sakura, boleh aku masuk?" Tanya seorang wanita dengan suara pelan, tak ingin mengganggu pasien yang saat ini sedang di tertidur di rajang.
Wanita berambut merah muda itu mengangguk. "Silakan Kak Shizune." Menyudahi acara mencatatanya, Sakura kini sepenuhnya menatap sang lawan bicara.
"Bagaimana keadaannya?" Tanya wanita dengan rambut pendeknya, Shizune.
"Syukurlah, organ vitalnya pelan-pelan kembali normal. Mungkin, satu kali 24 jam dia akan siuman." Sakura memberikan informasi mengenai pemeriksaan salah satu pasien yang baru saja ia lakukan kepada seniornya ini.
"Syukurlah...kau memang sangat hebat, Sakura." Shizune tersenyum bangga dengan peningkatan dari murid gurunya.
Sakura balik tersenyum. "Kak Shizune juga..."
Kemudian kedua wanita ini mulai berjalan dan keluar dari ruang pasien, berjalan menyusuri lorong menuju tempat ruangan Sakura berada.
"Oh ya, Sakura. Apa kau berniat pulang cepat hari ini?" Tanya Shizunme di sertai senyuman berbinar. Kini mereka sudah masuk ke ruangan Sakura.
Wanita rambut merah muda ini tampak mengernyit, heran dengan sikap dan pertanyaan dari seniornya.
"Dua jam lagi aku akan ke laboratorium untuk menganalisa hasil racikan obat bersama Kak Shizune, apa Kakak lupa?" Sakura tersenyum kecil sembari merapikan mejanya yang sedikit berantakan.
"Ah, iya. Sebenarnya karena itu aku menanyakannya. Tapi, Sakura?" Shizune berubah serius, membuat Sakura juga menatap tanda tanya pada wanita ini. "Kamu lupa? hari ini Sasuke pulang, kan?"
Ucapan Shizune kali ini berhasil membuat Sakura mengalihakn semua perhatiannya, termasuk pada gulungan yang berisi nama racikan ramuan obat buatannya. Manik mata hijau itu terbelalak sempurna, menatap Shizune terpaku.
"S-sasuke-kun?" Sakura sampai terbata ketika tiba-tiba membayangkan wajah suaminya. Ah tidak, ia begitu meridukan pria itu hingga tanpa sadar, sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman. Kemudian pipinya memerah membuat siapa pun paham akan perasaan yang coba Sakura tepiskan saat ini. Padahal ia masih mendengar kepulangan suaminya itu, belum melihat di depan matanya, tapi Sakura sudah sangat menggegu.
"Eh, Sakura benar-benar tidak tahu?" Shizune menelisik heran. Sakura mengangguk dengan tatapan terbuang ke arah lain, menyembunyikan raut wajahnya yang merah padam. "Wah, sepertinya aku harus memberi pelajaran untuk Naruto. Ku pikir, dia langsung memberitahumu. Berita kepulangan Ssauke bahkan kemarin sore, dasar si kuning itu," Shizune melanjutkan.
Sakura cukup terkejut dengan inofrmasi yang Shizune katakan. Dan mengegnai Naruto, saat ini Sakura tak terlalu mempermasalahkanya. Baginya, kapan berita Sasuke pulang itu tidak penting. Yang terpenting adalah, kembalinya pria itu ke desa.
"Kak Shizune, hari ini apa aku boleh minta tolong?" Di tengah kebahagiaan yang membuncah dalam hatinya, Sakura berusaha bersikap normal di depan wanita ini.
Shizune tersenyum penuh arti. "Ah iya, tentu saja. Aku sudah meminta isin pada Tsunade-sama untuk cutimu dua hari dari sekarang. Ingat untuk datang dua hari ke depan ya! kita sangat membutuhkan kehadiranmu."
Shizune agaknya tak rela harus bekerja sendirian tanpa Sakura. Namun ia juga tak ingin merusak suasana bahagia yang jarang Sakura dapatkan. Kepulanagn Sasuke tentu saja hal besar untuk Sakura. Terlebih, Uchiha satu itu sudah sering kali pergi. Bahkan sebelum kepulangannya hari ini, Sasuke pernah menjalankan misi panjang selama bertahun-tahun.
Sakura berbinar senang mendengar ucapan seniornya, terlebih Shizune tahu betul apa yang ia pikirkan saat ini. "Kak Shizune, terimakish banyak. Aku akan pulang setelah menyelesaikan laporan ini." Sakura mengedik ke arah berkas di mejanya.
"Um! Jangan lupa jemput Sarada setelah ini, ya, Sakura!"
Sakura mengangguk senang. Demi apa pun Sakura sangat bahgai hari ini. Suaminya pulang ke desa. Meski satu tahun lalu, Sasuke pulang dengan waktu yang singkat, tetap saja saat ini rasanya Sakura mendapatkan hadiah dari penantiannya.
Satu tahun, dua tahun bahkan lebih dari itu, tidak masalah bagi Sakua untuk menunggu. Cintanya pada pria itu tidak akan berkurang sedikitpun, malah saat ini Sakura merasa kembali jatuh cinta.
'Sasuke-kun, aku sangat, sangat, sangat merindukanmu!'
********
0-0-0-
Untuk pengunjung Wattpad yang kebetulan nemu cerita ini dan menyempatkan diri buat ngebaca, Bulan ucapkan terimakasih banyak. Mohon di maklumi ya, kalau ada suasana atau perubahan dari cerita aslinya. Contohnya jabatan Kakashi yang seharusnya udah di ganti ke Naruto. Sekali lagi ini hanya fanfict, semuanya karangan tapi tetap, Naruto milik sensei Masashi seorang, aku cuma minjem karakterHeehehhe, jangan lupa jejak komentarnya ya!
Ini Fanfict pertama dan coba-coba. Soalnya aku fan berat sama Sasusaku. Salam hangat dari Bulan, ya....
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...