Sakit Tapi Nyaman

909 68 7
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Karin datang tepat waktu ketika Sakura berpikir, mungkin dirinya akan berakhir kalah dari ketiga orang tersebut.

Dalam keadaan Sakura dengan racun yang semakin menjalar di darahnya, Sakura terjatuh dan membuat dirinya lengah. Saat itulah Karin datang dan membantu menuntaskan ketiga sinobi berandalan itu.

Setelah pertarungan selesai, Karina dan Sakura berhasil melumpuhkan mereka lalu mengikat ketiganya di salah satu pohon. Setelah membereskan tiga orang itu, kini Karina mebantu Sakura untuk menyembuhkan kaki Sakura yang saat ini keadaannya tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Kaki kiri Sakura membiru. Dari telapak Kaki sampai paha atas, kulit mulus wanita ini sudah berubah warna menjadi biru keunguan dan itu sagatlah pekat. Tali yang mengikat di paha Sakura belum dilepas, mungkin untuk saat ini hanya itu metode yang bsia melambatkan pergerakan racun dalam tubuh Sakura. Tapi hal itu mengakitbatkan kulit yang bertemu dengan tali yang diikat kencang, menjadi lecet dan mengeluarkan darah segar.

Sakura melepaskan gigitan dari lengan Karin ketika tak menemukan perubahan apapun dalam tubuhnya, termasuk kakinya.

"Sakura?" Karin tersentak saat gadis rambut merah muda ini melepaskan gigitannya. Karena ia sendiri tahu, keadaan Sakura belum membaik.

"Itu tidak akan membantu, Karin. aku harus melakukan sesuatu...." Sakura mengusap bibirnya dengan punggung tangan. Keadaannya kini cukup memprihatikan. Bibirnya kering dan pucat, mata hijau itu sayu dan sedikit ada noda kehitaman yang menghiasi bawah kelopak matanya.

Tubuh Sakura semakin ringkih, bahkan saat ini ia merasakan tubuhnya terasa sangat dingin, tapi secara bersamaan ia merasakan panas dalam tubuhnya.

"Mereka menggunakan racun ular, harusnya ini tidak terjadi kalau aku dengan cepat menanganinya." Sakura berkata lirih, menatap kakinya sendiri dengan sayu. Sungguh, tenaganya kini benar-benar terkuras habis karena pergerakan racun itu cepat sekali.

"Ternyata kau memang wanita yang keras kepala. Sudah ku bilang aku bisa menyelesaikan mereka sendirian. Dan itu juga karena kau tidak segera memanggilku sejak kau berhenti kemarin." Omelan Karin tidak Sakura elak sama sekali, karena memang itu benar adanya. Ia yang salah sejak awal.

sakura hanya bisa menerima omelan Karin tanpa mengatakan pengelakan apapun. bahkan lidahnya pun sat ini terasa berat sekali untuk di gerakkan.

"Ck! Air habis! Aku harus mencari air, Sakura. Kita sudah berdiam di sini hampir dua hari. Kenapa juga tidak ada yang datang? Apa mereka mengabaikan balasan pesan dari kita? Dasar..." Karin uring-uringan ketika keadaan semakin menyulitkan keduanya.

Sejak ketika mereka meyelesaikan pertarungan Sakura tak bisa berjalan. Tak ada pilihan selain menetap sementara di sana. Bekal mereka mulai habis, air jangan ditanya. Sejak Sakura panas ditubnya, ia selalu ingin minum air.

Awalnya Karin berniat untuk menggendong Sakura untuk sampai ke Konoha. Bisa saja jika ia lakukan, tapi Sakura menolaknya. Alasan gadis ini sedikit tidak masuk akal, tapi ada benarnya juga.

Mereka sudah mengirim balasan pesan dari Shizune untuk meminta bantuan. Mereka tidak bisa meninggalkan tiga berandalan itu dan membebaskannya begitu sjaa. Mereka harus diintrogasi supaya kedeplpannya kejahatan mereka bisa diatasai.

"Pergilah Karin...."

Karin tersentak, lalu menggeleng. "Tidak, tidak... pasti bantuan dari Konoha akan datang. Kita tunggu sebentar lagi." Tentu saja bukan keputusan baik kalau ia harus meninggalkan Sakura sendirian dalam keadaan seperti ini, sendirian pula.

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang