Misi (1)

724 66 2
                                        

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Hari misi akhirnya tiba, Sakura sudah berkemas sejak semalam. Sebelum perdebatannya dengan Sasuke terjadi.

Perjalanan yang Sakura dan Karin tempuh akan memakan waktu satu hari, dan di sana mungkin mereka akan menghabiskan satu hari untuk memetik dan memilah jenis bunga yang diperlukan.

Karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh, Sakura hanya menggunakan satu tas ransel berukuran sedang yang berisi beberapa barang bawaannya. Sakura juga memasukkan satu setel baju dan satu potong jubah.

Medan yang akan mereka lalui sebelum sampai di tempat tumbuhan itu berada, ada satu bukit yabg harus mereka lawati. Bukan bukit yang tinggi, tapi di sana udara terasa dingin.

"Kau bawa jubah?" tanya Karin.

"Bawa." Jawab Sakura sekenanya.

"Baguslah."

Mereka sudah berjalan sekitar tiga puluh lima menit, dan di depan sana gerbang desa Konoha terlihat.

Cuaca yang cukup terik membuat keringat menetes dari pelipis dua wanita ini. Karin yang saat itu membawa tas lebih kecil dari milik Sakura, berjalan terseok dan sesekali memyipitkan mata karena silaunya matahari.

"Ughh! Kenapa hari ini cuacanya terik sekali?" Karin mengusap keringat di dahinya menggunakan satu punggung tangan. "Hey, Sakura. Kau tidak merasa kepanasan?" tanya Karin sedikit heran.

Wanita merah mudah itu terlihat sangat santai meski keringat sebesar biji jagung perlahan menetes dan menggantung di dagunya, lalu berakhir dengan jatuh ke tanah.

Dan juga, baju yang dikenakan Sakura lebih terbuka daripada yang Karin kenakan. Tidak seperti yang beberapa hari Karin lihat. Sakura yang mengenakan baju model sanghai sepanjang betis, lalu terbelah dibagian pusarnya. Di tambah dengan celana panjang selutut berwarna putih.

Kali imi Karin melihat sosok Sakura seperti beberapa tahun silam. Ya, meski tidak sama persis, tapi baju yang Sakura kenakan kali ini terlihat seperti baju saat wanita ini gadis.

Tapi, jangankan terlihat kepanasan, gadis itu seperti tidak memperdulikan terik matahari yang ada di atas kepala mereka. Sakura terlihat biasa saja.

"Panas." Sakura berkata sekenanya. Kini mereka sudah keluar dari gerbang desa Konoha dan berjalan menyusuri jalan lapang dengan pepohonan di tepi jalan.

"Kenapa tidak pakai chakra saja? Kita bisa berlari cepat dan tidak harus kepanasan seperti ini." Karin akhirnya memprotes keputusan Sakura, untuk berjalan biasa, alias jalan kaki.

Kalau seperti ini, kapan sampainya? Batin Karin menggerutu.

"Meski jaraknya tidak jauh, tapi alangkah baiknya kulau kita menghemat cakra, Karin. Nanti saat kita melewati bukit, baru kita menggunakan cakra." Jelas Sakura.

Kini mereka mulai memasuki hutan. Di sana terdapat jalan yang terlihat masih dilalui banyak orang, dan juga di samping kana kiri mereka terlihat masih jarang.

"Huh! Kau ini ninja kuat. Misi yang katamu tidak jauh ini, harusnya bisa menggunakan cakra sesuka hati." Karin menatap punggung Sakura dan mendengus pelan. Tak bisa dipungkiri, perjalanan kali ini terasa sangat melelahkan untuknya.

"Tidak, kita akan tetap berjalan tanpa cakra sebelum sampai di bukit." Sakura tetap pada keputusannya. Ia masih memimpin perjalanan, dengan Karin yang berada di belakangnya.

Wanita berkacamata itu kembali mendengus, kali ini ia melipat kedua lengannya di depan dada. Menumpu kedua gunung sintalnya yang berukuran cukup besar.

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang