Sekejab

699 65 18
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Setelah perang dunia ninja ke empat berakhir, Sakura memang mulai fokus dengan dunia medis. Selang dua tahun setelah berakhir perang, banyak hal yang Sakura lakukan sembari menunggu kepulangan Sasuke waktu itu. Salah satunya adalah menjalankan rumah sakit mental.

Kesibukannya dalam menjalankan tugas medis, membuat intensitasnya sebagai seorang shinobi sedikit berkurang. Lebih tepatnya sejak saat setelah Sakura menikah dengan Sasuke, rasanya gadis berambut merah muda ini jarang dan bahkan sudah tidak melakukan misi lagi.

Ya, mungkin misi terakhirnya adalah saat menemai Naruto untuk menjemput Hinata yang di culik oleh Toneri. Itu bahkan jauh sebelum Sakura menikah.

Namun, Sakura tidak lupa. Ia iuga masih merasa dia adalah seorang Shinobi, ninja dari Konoha. Terlepas dari peran besar yang ia ambil di dunia medis, menjaga perdamaian juga menjadi tugasnya sebagai seorang shinobi.

Dan untuk menyeimbangkan keduanya, Ninja dan tenaga medis, Sakura tak akan pernah menolak untuk menjalankan misi lagi. Terlebih misi yang diberikan Hokage keenam kali ini juga termasuk kebutuhan rumah sakit.

"Jadi, misi apa yang Hokage berikan kali ini padamu?" Ino, wanita rambut pirang ini sesekali meniup kecil cangkir tehnya yang masih mengepulkan asap panas.

Sakura menggulirkan tatapannya ke arah samping, menumpu dagunya dengan satu telapak tangan. Melihat lalu lalang jalan yang masih ramai di sore hari, merupakan pemandangan menabjubkan bagi Sakura yang pekerjaannya di dalan sebuah ruangan.

"Sebenarnya ini bukan hanya misi dari Kakashi sensei, tapi juga Nona Tsunade. Bahan obat dari sari Bunga Jingga sudah habis, sedangkan obat dari jenis tumbuhan itu banyak digunakan selama tiga bulan terakhir." Sakura masih belum mengalihkan tatapannya.

Sedangkan suara Ino lantas terdengar setelahnya.

"He? Bukannya Tuan Hokage bisa memberikan misi ini pada Jounin lain?" Ino juga berpikir begini, sama halnya Sakura saat mendengarnya dari Kakashi.

Namun alasan yang membuat Sakura harus turun misi memang masuk akal.

"Ya, aku juga pikir begitu." Sakura kini beralih menatap Ino, melipat kedua lengannya di atas meja. "Tapi, jenis tumbuhan bunga Jingga itu cukup banyak dan kalau Kakashi sensei mengirim Jounin lain, yang bahkan bukan ninja medis, kesalahan akan terjadi. Mereka bisa saja salah ambil jenis bunga Jingga yang dibutuhkan. Dan kalau itu terjadi, masalah baru akan muncul, bukan?"

Ino tercenung sesaat, lalu mengangguk perlahan. "Benar juga, tahun lalu kau juga yang pergi mencari bunga itu." Wanita pirang ini seketika tampak bersemangat. "Lalu, kali ini kau pergi dengan siapa?"

Untuk pertanyaan ini, Sakura ingin sekali menghindar. Tapi apa daya, Ino tidak akan membiarkan Sakura menghindarinya.

Lalu dengan helaan napas dalam, "Dengan Karin."

Butuh beberapa saat sebelum akhirnya terdengar suara teriakan Ino. Sakura memejamkan matanya, berusaha untuk mengabiakan ocehan Ino yang mana sebenarnya juga ia sayangkan.

Misi bersama Karin. Ini terdengar mustahil, tapi itulah kenyatannya. Sakura bahkan sudah meminta Kakashi mengajukan jounin lain untuk menemaninya pergi, seperti Ino misalnya.

Tapi, lagi-lagi alasan masuk akal membuat Sakura tak punya pilihan.

Karin, gadis itu punya indra penciuman yang kuat, pendeteksi chakra yang akurat, juga ia tahu banyak hal tentang medis. Itu adalah alasan besar yabg mungkin membuat sang Hokage memberikan misi ini pada Karin untuk menemai Sakura.

Dan banyak alasan lain sebenarnya, tapi hal itu cukup membuat Sakura tetap akan pergi menjalankan misi ini.

Akibat memberitahu soal ini dengan Ino, Sakura harus menulikan pendengerannya dari ocehan si wanita pirang ini.

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang