****
"Kau masih Sakura yang menyebalkan."
***?***
Musim semi sebentar lagi berakhir, di malam-malam seperti sekarang, udara mulai terasa panas. Sakura, seperti malam-malam musim panas biasanya, mengenakan celana hotpans putih sepaha dengan atasan kaus lengan pendek merah muda.
Suasana makan malam tadi cukup berbeda dari malam-malam sebelumnya. Apalagi Sarada. Gadis remaja itu terlihat sangat bersemangat untuk bertanya banyak hal pada Sasuke.
Mengingat anak itu hampir bisa di hitung jari bertemu dengan Sasuke, Sakura memahami dan ia pun bahagia melihat Sarada mengobrol dengan Sasuke. Di antara mereka tadi, Sakura juga beberapa kali menimpali pembicaraan Sarada yang menanyakan pada Sasuke tentang perjalanan misinya.
Sekarang, malam semakin larut. Saat Sakura berpikir jika setelah makan malam selesai dan obrolan dengan Sarada usai, Sasuke akan berpindah ke dalam kamar, tapi hingga saat ini Sakura belum melihat penampakan suaminya itu.
Manik mata hijau itu masih terbuka lebar, belum sedikitpun nampak mengantuk apalagi sayu. Sakura menghela napas sediki kasar, menyibakkan selimut dari tubuhnya dan beranjak duduk.
Lampu kamar yang tadinya sudah ia matikan kini Sakura kembali menyalakannya.
Kemana perginya Sasuke? Apa jangan-jangan...pria itu pergi tanpa memberitahunya lagi?
Rasa panik membawa Sakura pada pintu kamar yang ia buka dengan agak keras.
Secepat langkah, Sakura menuruni anak tangga yang menghubungkannya pada lantai bawah.Sakura tersentak saat mendapati lantai bawah yang merupakan ruang tengah dan dapur, sudah gelap gulita. Lampu di ruangan itu sudah mati. Sakura semakin tercekat dalam langkahnya memandangi ruangan remang itu.
Sakura tak berani bersuara karena mungkin ketika ia menanggil nama suaminya yang sudah tidak ada, ia akan menangis. Tidak, Sakura sudah bertahan sejauh ini dan ia berhasil melewatinya selama ini.
'Dia sudah pergi? Sasuke...."
Tlek!
Sakura terperanjat saat tiba-tiba suasana yang tadinya gelap gulita saat ini kembali terang menderang.
Lampu ruang tengah yang menyatu dengan dapur kembali dinyalakan.
"Sakura?"
"E-eh! Iya" Sakura menoleh ke sumber suara yang ia tahu siapa pemilik suara tersebut. "Sasuke-kun? Kau ada di sini?"
"Harusnya aku yang bertanya." Di sana, di dekat tempat saklar lampu, Sasuke berdiri mejulang dengan tatapan seperti biasa. Melihat istrinya masih berdiri di temapt, Sasuke kian melangkah. Namun bukan mendekat ke arah Sakura, melainkan kembali duduk di sofa ruang tengah.
Sakura yang merasa tertangkap basah hanya bisa merapatkan bibirnya bingung menjawab pertanyaan Sasuke.
"Aku belum ingin tidur." Seolah membungkam Sakura, pria itu menjawab bahkan saat Sakura sendiri belum bertanya. Sasuke kembali menunduk, menatap gulungan yaang ada di pangkuannya.
Sakura menarik napas dalam-dalam, mencoba tersenyum lalu melangkah menghampiri Sasuke. Meski Sakura merasa dirinya tidak diinginkan, tapi Sakura penasaran apa yang sedang suaminya itu lakukan.
Dan saat ia sudah berada di belakang sofa tempat Sasuke duduk, Sakura melengok untuk melihat apa yagg sedang Sasuke perhatikan.
'Gulungan misi?'
"Sasuke-kun, ada misi lagi?" Sakura sedikit merasakan nyeri pada dadanya saat bertanya.
"Hm, Kakashi belum memberikan perintah untuk pergi, tapi dia sudah memberikan gulungan. Mungkin dia memintaku untuk membacanya dulu." Tanpa beralih menatap seseorang yang bertanya, Sasuke masih fokus pada gulungan misi di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomansaMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...