Jarak

790 58 11
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*

Mungkin, makan malam kali ini adalah makan malam terburuk yang pernah Sakura rasakan selama menikah. Sebelumnya suasana hening selalu menyelimuti keluarga kecil ini, tapi setidaknya ada secercah kehangatan karena Sakura perlahan-lahan bisa melihat kedekatan antara Sasuke dan Sarada.

Berbeda dengan malam ini. Rasanya Sakura ingin pergi menghilang di tempat tersembunyi, di mana tidak ada satu orangpun di sana. Karena sekarang Sakura bahkan tak melihat kehangatan itu lagi.

Kalau bukan karena Sarada yang terus berbicara banyak hal, Sakura yakin ia tidak akan berada di sana untuk makan malam bersama.

Wanita berambut merah itu, Sakura tidak marah dengan Karin. Justeru dengan Sasukelah, Sakura merasa sekali lagi ingin menumpahkan kemarahannya pada pria Uchiha itu.

Di saat jam malam tiba, Sarada pamit dari obrolan mereka untuk tidur lebih dulu. Sedangkan di sana, di ruangan tengah, mereka bertiga seketika menutup obrolan. Kehadiran Sarada benar-benar menjadi satu alasan bagi ketiganya untuk saling bicara.

Televisi yang masih menayangkan sebuah progam, menjadi pengisi keheningan di antara mereka bertiga.

Karin, wanita Uzumaki ini masih terlihat fokus pada penayangan televisi, sembari memasukan kue kering ke dalam mulutnya. Entah itu karena melihat kecanggungan yang tercipta atau menang Karin ingin menontonnya?

Sakura yang memang sejak tadi sudah tidak betah berada di antara mereka, ingin pergi dari sana. Namun Sasuke lebih dulu beranjak dari duduknya, membuat Karin beralih dari tontonannya, ke arah Sasuke.

"Sasuke-kun, sudah mau tidur?"

"Hm."

"Baiklah, lagipula tidak ada yang dibahas. Besok, kita harus ke kantor Hokage, kan." Karin dengan santainya berkata sembari mengunyah kue dalam mulutnya.

Sasuke terdiam beberapa saat, lalu ia menoleh menatap Karin dan berkata.

"Kalau sudah mau tidur, tanya saja Sakura kau tidur di mana."

Mendengar namanya di sebut, Sakura yang sejak tadi pura-pura fokus menatap televisi bergulir untuk melihat sekilas wajah Sasuke, lalu bergerek menatap Karin. Kemudian Sakura  kembali menatap ke arah televisi.

"Nanti ku beritahu." Sakura berkata sekenanya. Sadar atau tidak, nada suaranya terdengar ketus.

Berbanding terbalik dengan Sakura, gadis rambut mereh itu tersenyum dengan semburat merah di pipinya.

"Sasuke-kun ternyta juga peduli padaku, senangnya...." Kelopak mata yang terbingkai kaca itu terlihat berbinar. Bahkan Sakura yang tidak melihat langsung bisa merasakan bagaimana gadis itu sangat senang karena mendapat perhatian dari Sasuke.

"Aku duluan." Masih dengan tatapan datar, tanpa menjawab ucapan genit dari Karin, Sasuke berjalan meninggalkan ruang tengah. Membiarkan dua wanita ini terjebak dalam keheningan malam.

Bahkan suara televusi tidak mampu mengenyahkan keheningan yang tercipta.

Karin, yang memang tidak menyukai situasi seperti itu lantas menghela napas kasar dan memanting punggungnya di badan sofa.

"Hah! Entah kenapa suasana di rumahmu lebih aneh dari pada saat aku di markas. Dan sayang sekali, Sarada harus tidur cepat." Dan Karin pun juga merasa kalau sosok Sarada lah yang bisa membuat suasana menjadi lebih hangat.

Sakura masih terdiam.

Karin beringsut kembali duduk dan menatap Sakura penuh tanda tanya.

"Hoy, Sakura. Kau menyadari sesuatu tidak?"

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang