"Kau yakin, mereka baik-baik saja, Karin?" Naruto tampak menatap gamang pada makanan di hadapannya setelah kepergian Sakura dan Sasuke.
Mereka semua kembali melanjutkan acara makan-makan, tampak tak terbebani sama sekali oleh ucapan Karin dan kepergian sepasang suami istri tadi. Termasuk Ino, wanita ini menikmati makannya dengan lahab dan nikmat.
"Memangnya, apa yang harus dikhawatirkan?" Ino mengusap bibirnya setelah satu irisan daging masuk ke dalam mulut.
"Hey, Mama Inojin. Sebelumnya kau yang tampak sangat resah."
"Naruto, jangan cemas begitu. Sakura pergi dengan Ssauke dan mereka akan menemukan penyelesaian jika berdua saja." Ino melahab bawang bombay di pemanggangan dan mengunyahnya.
Naruto berdesis dan beralih menarap Karin. "Hei, Karin. Jika terjadi sesuatu yang buruk di tengah hubungan mereka gara-gara ucapanmu, Kau sepenuhnya akan berhadapan denganku. Ingat itu, ya!" Pria rambut kuning ini mengepalkan tangannya di depan, agar Karin mengerti jika ucapannya bukan main-main.
"Ya, aku mengerti. Sesekali Sasuke memang harus di gertak juga."
Meski tak terlalu paham dengan apa yang Karin katakan, Naruto hanya bisa menghela napas untuk tetap berpikir tenang. Kemudian mereka semua melanjutkan acara makan-makan dan dilanjutkan dengan acar minum sake. Obrolan penuh semangat terdengar karena mereka semua menikmati acara tersebut tanpa berniat mabuk sedikitpun.
Di tempat lain, Sakura tercengang menyadari keberadaannya sekarang. Tepat saat kakinya berpijak, pemandangan laut yang terbenatang dengan cahaya bulan yang sepenuhnya memantul pada air laut yang tampak tenang, menjadikan biru jingga itu bertabrakan dengan warna langit yang bertabur bintang.
Semilir angin menyisir rambut merah muda Sakura, bergerak meneutupi pipi dan sisi wajah wanita ini.
Tempat ini, tentu saja Sakura mengingatnya. Mendadak ia teringat kembali saat-saat perjalanannya bersama Sasuke sekitar sepuluh tahun yang lalu.
"Kenapa....kita berada di sini, Sasuke-kun?" tanya Sakura, tanpa mengalihkan tatapannya pada pemandangan di depan mata.
tap...
Sasuke melangkah dan berdiri tepat di sebelah Sakura, ikut menatap apa yang wanita ini tatap di depan sana.
"Kau mencoba berbuat apa?" tanya Sasuke langsung. Tentu saja ini tentang pembicaraan Karin dan Sakura.
Sakura menoleh, membuat helaian rambutnya tersisir di belakang telinganya, menampakkan sepenuhnya wajah cantik Sakura. "Aku hanya ingin memastikan."
"Tentang apa?"
"Tentang perasaan Karin." Sakura menjawab dengan tatapan gamang. Sasuke menoleh dan bertemu tatap dengan Sakura.
"Apa itu bahkan penting? Ku rasa kau hanya membuang waktumu untuk bertanya seperti itu."
"Karin membicarakannya, bukankah seharusnya kau menjelaskan sesuatu, Sasuke?" Sakura menatap lekat mata berbeda warna itu dengan perasaan ketar-ketir. Tanpa sadar panggilan Sakura terhadapnya membuat Sasuke menggertakan giginya samar.
"Kau meragukanku." Tebak Sasuke final, tatapannya terbuang kembali pada pemadangan indah yang sudah tak memikat hatinya sedikitpun.
"Sasuke, kau hanya perlu menjawab iya atau tidak. Kau membuatnya semakin rumit...." Sakura tak mengerti saat suaranya terdengar bergetar.
"Tidak mungkin! Bagaimana aku bisa memiliki perasaan seperti itu pada orang lain. Aku hanya bisa merasakannya denganmu, kau tidak masuk akal, Sakura...." Sasuke masih menggertakann giginya samar, sepenuhnya tatapan tajam mata itu tertuju pada Sakura.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...