*
*
*
*
*
*
*
*
Sakura masih tertegun menatap para pria yang tengah mengobrol seru di sana. Ada rasa terkejut saat di perkumpulan itu, mereka semua terlihat tegang. Dan Sakura semakin gelisah melihat suaminya tampak menahan marah.'Apa yang mereka katakan? Kenapa Sasuke-kun sampai terlihat marah begitu?'
Begitu Sakura akan menghampiri perkumpulan mereka, Ino menarik tangannya.
"Sudahlah Sakura, tidak terjadi apa pun. Lihat, sekarang mereka semua tertawa."
Ino berhasil menghentikan Sakura dan membuat wanita ini sedikit tenang melihat para pria itu kemabli tertawa.
Sakura menghela napas menurunkan bahunya terlihat tidak bersemangat.
"Hei, Sakura...aku rasa Sasuke sudah berubah, ya. Meski tidak banyak, aku melihat dia punya aura hangat sekarang." Temari tiba-tiba mengomentari setelah menegak satu gelas kecil isi minuman soda.
"Um! Temari benar. Dulu, dia itu tidak tersentuh. Tapi sekarang dia mau berkumpul bersama teman-temannya bahkan mengobrol juga. Lihatlah, di depan kita rasanya kembali kemasa muda ya..." Ino ikut berkomentar. Tatapannya tertuju pada perkumpulan para pria yang terlihat sangat asik membicarakan sesuatu. Mereka semua bahkan tertawa. "Dunia benar-benar sudah damai, ya...."
Hinata dan Tenten yang semula mengobrol berdua, lantas ikut mendengrkan pembicaraan mereka bertiga.
"Sakura-chan, kita juga sangat senang karena Sasuke-kun jauh lebih baik sekarang." Hinata tersenyum hingga memejamkan kedua matanya.
"Meski dari kalian sendiri aku yang belum bersuami, tapi aku katakan aku juga sangat bersyukur karena ninja hebat seperti Sasuke bisa berada dijalan yang benar saat ini." Tenten bersedekap dada sembari memejamkan matanya acuh.
"Hei Tenten, kita tidak sedang menyinggung tentang suami. Yang benar saja?" Ino sedikit sebal karena kesensitivan Tenten ketika membicarakan para lelaki. "Kalau begitu kenapa tidak dengan Rock Lee saja?"
"Eh Ino! Aku sudah bebas dari dua orang aneh itu. Jangan membuatku mengingatnya lagi." Tenten terlihat kesal, wajahnya sudah memerah. Dua orang yang disebutkan tentu saja adalah Rock Lee dan gurunya.
Sakura meringis, ia hanya mampu merespon tanggapam mereka dengan senyuman terpaksa. Kali ini ia benar-benar kehilangan minat untuk bicara. "Kalian ini...." Gumam Sakura kembali menurunkan bahunya.
"Tapi, omong-omong soal suami, bagaimana kalu kita menceritakannya juga?" Temari nenaik turunkan kedua alisnya dan tersenyum aneh. Lagi-lagi ia menegak minuman bersoda itu.
"Ide bagus, Temari! Ya, ya, ya...lalu seperti apa suami kalian ketika di ranjang? Hem? Kalau suamiku jelas saja sangat lembut." Ino dengan semangat tinggi lantas menangkup kedua pipinya malu-malu. "Dia selalu bisa meluluhkanku, aku benar-benar beruntung!"
Hinata yang mendengarnya seketika pipinya menerah. "Ka-kalau Naruto-kun. Um...dia...dia...sedikit jauh lebih pandai sekarang." Wanita klan Hyuga ini menunduk dalam, sepertinya sedikit menyesali ucapannya barusan. Ujung kepalanya pun kini terlihat sedikit berasap.
"Hum, kalau Shikamaru, jelas saja belum bisa menaklukanku. Aku selalu mendominasinya, tapi dia cukup hebat." Temari yang memang punya selisih umur lebih tua dengan Shikamaru membutnya terlihat sedikit lebih agresif dibandingkan dengan suaminya sendiri. Ia tersenyum penuh kemenagan saat kembali menegak minumannya.
Tenten sudah tidak bergabung. Ia memilih mengobrol dengan dua wanita lainnya yang sepertinya belum menikah juga.
Sakura terdiam tak bergeming. Beberapa kali ia mencoba untuk tidak mengingat adegan ranjang bersama Sasuke. Ia mencoba mengabaikan hingga wajahnya juga ikut memerah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...