Pesta Dadakan

828 60 4
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*

"Hai, Sakura-chan! Kami datang, dattabayo...."

Suara berisik Naruto didapati Sakura ketika membuka pintu apartemen. Sakura meringis, kenapa pula sahabat berisiknya ini datang kemari?

Tapi, Sakura lebih terkejut karena ternyata bukan hanya sahabat kuningnya yang datang bertamu. Di belakang Naruto ada beberapa teman seangakatannya bersama para istri mereka. Dan juga....wanita si rambut merah, Karin.

"Kenapa..." Sakura menatap Karin yang berdiri di belakang Naruto dengan tatapan bingung. Meski sedikit ada rasa kesal, Sakura menurunkan tatapannya pada Sarada yang berdiri di depannya.

"Mama, maaf. Aku tidak memberitahu lebih dulu kedatangan mereka. Soalnya, di tengah jalan tadi...mereka...mereka memaksa ikut pulang bersama." Sarada, putri Uchiha ini tampaknya merasa bersalah karena kedatangan para tamu spesial ini termasuk rencana dadakan. Bahkan Sarada tak merencakananya. Ia hanya kebetulan lewat dan berpapasan dengan prang orang dewasa ini di kedai Ramen.

Lalu Naruto memberhentikan Sarada dan bilang akan pergi ke rumah mereka. Katanya, ingin menjenguk.

Sakura paham kemana arah perkataan putrinya ini dan ia mengangguk. Sakura tak menyalahkan Sarada, hanya saja kandang-kadang Naruto itu lupa umur. Tapi, biarlah, Sakura anggap ini adalah kejutan.

"Tidak masalah, Sarada. Kalian semua...mari masuk." Sakura tersenyum lembut, menggeser tubuhnya ke tepi pintu untuk memberikan jalan masuk pada mereka.

Di awali dengan Naruto, Shikamaru bersama dengan Temari. Lalu Sai bersama Sikadai, mereka masuk ke dalam apartemen keluarga Uchiha.

"Hay, jidat! Bagaimana  tiga harimu berada di rumah bersama Sasuke-kun...hmm?" Ino, orang yang masuk paling terakhir menyempatkan diri untuk menggoda Sakura. Wanita pirang ini menaik turunkan alisnya dan tersenyum jenaka.

"Oh, ayolah Ino? Kita masih di ambang pintu." Sakura menggeleng malas mendapati sikap Ino yang selalu seperti ini.

"Kenapa? Aku tahu pasti banyak hal yang terjadi. Lihat saja, kau masih terlihat berantalam." Ucapan Ino barusan membuat Sakura sedikit panik dan sontak menutup bibirnya dengan punggung tangan. "Secara...keberadaan Sasuke di rumah adalah impianmu sebagai seorang istri..."

"Sakura."

Ucapan Ino terpaksa terhenti saat mereka mendengar suara berat dari seseorang. Siapa lagi, kalau bukan Sasuke?

"Ya, Sasuke-kun?"

Entah sejak kapan Sasuke keluar dari dalam. Tapi mendapati Sasuke tak keberatan karena kedatangan tamu mendadak ini, Sakura lega.

Pria gagah dengan satu tangan itu mendekat dan berdiri di antara Sakura dan Ino. Namun tatapan dari mata hitamnya itu tertuju pada Sakura.

"Sepertinya kita harus siapkan makan malam. Kebetulan ini jam makan malam."

"Eh? Kita? Um...tidak perlu, Anata. Biar aku saja, mungkin ditemani Ino. Kau bergabunglah dengan Naruto dan yang lain." Sakura mengusulkan, ia juga agaknya terkejut karena Sasuke menawarkan diri untuk membantunya menyipiapkan makan malam.

Bukan apa, Sakura hanya merasa sedikit ragu jikalau ia berada di dapur hanya berdua dengan Sasuke. Kegiatan mereka yang sempat tertunda beberap saat lalu adalah salah satu alasannya.

Sakura mengerjab kala Sasuke tak mengalihkan tatapan darinya. Ya tuhan! Sakura memang masih kesal dengan pria ini, tapi tatapan Sasuke benar-benar merubah semaunya.

"Huh....kalian berdua sebaiknya berhenti bersikap seperti itu di depan kita. Sudah menikah 10 tahun lebih, tapi masih saja malu-malu begitu, merepotkan sekali. Ayolah, kami sebenarnya lapar. Para wanita, tidakkan kalian menyiapkan sesuatu?" Sikamaru mendengus jengah dan melipat kedua tangannya di belakang kepala.

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang