'Sakura, terimakasih untuk segalanya. Aku....aku mencintaimu.'
Begitulah kira-kira kalimat yang Sasuke ucapkan pada Sakura sebelum kembali pulang dari ketika mereka pergi secara mendadak saat acara makan bersama malam itu.
Hingga saat ini, sudah dua hari sejak kejadian itu Sakura masih merasa sangat bahagia hanya mengingatnya. Pipinya bisa langsung memerah tanpa bisa di cegah, saat sentuhan-sentuhan Sasuke kembali mengusik pikirannya.
Sakura menggeleng keras lalu menepuk kedua pipinya secara bersamaan. "Huh! Aku harus fokus!" Dan karena masa cutinya sudah habis, Sakura kembali menjalankan aktivitasnya di rumah sakit.
Kebetulan sekali laporan yang ia dapatkan dan jadwal operasi hari ini lumayan padat, tapi meski pikiran Sakura berbaur dengan hal romanca yang sudah ia dapatkan, ibu satu anak ini menjalankan tugasnya sebagai tenaga medis dengan sangat baik.
Hanya kadang-kadang....
"Sial, aku ingin cepat kembali ke rumah." Sakura menatap dokumen dan beberapa tumpukan buku di atas meja di hadapannya dengan malas. Jika di ingat, ini kali pertama Sakura berkeinginan untuk pulang lebih awal dan mengeluhkan pekerjaannya, karena sejak awal wanita ini adalah seorang ninja medis wanita yang kuat dan pekerja keras.
Rindu memang berat, begitulah kira-kira.
Pintu ruangan terbuka dan menampakkan sosok Ino yang berjalan masuk ke arah meja Sakura.
"Ada apa dengan wajahmu itu?" Wanita dengan rambut pirangnya ini menaikkan satu alis matanya tampak heran. "Kau kelihatan frustrasi sekali." Setelah itu Ino meletakkan karangan bunga Cosmos yang ia bawa di atas meja wanita merah jambu itu. Segarnya warna bunga yang senada dengan rambut Sakura, terlihat begitu cantik saat di tata sedemikian rupa.
Sakura tersenyum suram, punggungnya ia sandarkan di badan kursi. "Terimakasih, Ino. Ini sangat cantik. Maaf merepotkan karena harus mengantar." Senyum samar yang Sakura tampakkan tak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya.
Ino tersenyum jenaka melihat perubahan raut wajah Sakura yang super kilat. Sepertinya ia tahu apa penyebab Sakura merona dan tampak frustrasi saat ini.
"Apa Sasuke ada misi lagi?" Tanya Ino yang sudah mendudukan bokongnya di kursi di seberang meja Sakura.
Sakura mengangguk, tatapannya masih pada jarangan bunga di depannya. Satu tangannya yang masih memegang bulpen tampak bergerak mengetuk permukaan meja perlahan. Suara 'duk, duk, duk' yang di timbulkan menambahkan kesan kegalauan wanita ini. "Sudah 5 hari dan katanya dia kembali malam ini."
"Itu sebabnya kau membeli bunga, sudah ku duga." Ino menimpali. Kebiasaan Sakura yang satu ini belum berubah, nampaknya Wanita ini memang masih jatuh cinta dengan Sasuke. Setiap waktu, teman dan sahabatnya tahu itu.
"Tapi aku belum mendapat kabar pastinya, guru Kakashi belum mendapatkan pesan Sasuke." Sakura meletakkan bulpennya lalu menumpu dagunya dengan kedua tangan yang bertaut, menatap ke arah jendela ruangan yang terbuka.
Ino menggeleng pelan, bahkan memijat pelipisnya karena heran melihat keadaan Sakura yang luar biasa mengejutkan. "Kau bahkan pernah menunggunya selama hampir 10 tahun. Kurun waktu seminggu harusnya bukan apa-apa, kan?" Ino tahu jika mungkin ada apa-apanya saat ini.
Dan Sakura menghela napas setelah itu, Ino tersenyum lalu bertanya dengan tatapan intimidasi andalannya. "Benar, pasti terjadi sesuatu malam itu. Kalian berdua bahkan membuat kami menunggu lama sekali dan begitu kembali kalian malah mengusir kita semua. Luar biasa."
Sakura terkesiap dan memasang wajah panik, namun salahnya ia terlalu mrmperlihatkan kepanikan itu. "I-itu bukan apa-apa. Lagipula saat itu sudah hampir larut malam, kami tidak bermaskud mengusir."
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...