Menyebalkan

865 68 12
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*
*

Sasuke bergerak menggila. Satu tangannya yang tersisa menekan pinggang Sakura, meremasnya pelan.

Kedua tangan Sakura yang berusaha menekan dada Sasuke tak cukup membuat pria ini berhenti. Ia terus mencium istrinya tanpa jeda, hingga terdengar napas putus-putus dari Sakura dan saat itulah Sasuke berhenti. Melepaskan tautan bibirnya dan menempelkan kening di kening istrinya.

Napas mereka saling berkejaran. Sasuke mengecup sebelah pipi Sakura sebelum ia menjauhkan diri, memberikan jarak antara tubuhnya dan Sakura.

"Dari awal aku tidak memintamu untuk menerimaku. Tapi jika sekarang kau baru sadar, kenapa kau bertahan. Aku tidak akan melepaskanmu, Sakura." Sasuke begitu kentara menyiratkan kata-kata menusuk yang mampu membuat Sakura terpaku.

"Apa kau baru saja mengatakan, kalau kau meragukanku, Sasuke?" tanya Sakura lirih, seolah akan ada yang keluar jika ia bicara keras sekarang. Mata hijau itu kini berkaca-kaca.

Sasuke menampilkan senyum tipis di ujung bibirnya. "Dari awal kau yang menyukaiku, kau mencintaiku. Jadi, jika perasaanmu berubah sekarang, aku tidak bisa bertanggung jawab untuk itu."

"Sasuke...." Sakura tersentak kaget.

"Sudah ku bilang kau banyak berubah Sakura." Sasuke membalikkan badan, menghindari tatapan Sakura yang begitu membuatnya gelisah.

Sakura mengerjab, berubah katanya? Ini terdengar tidak masuk akal untuk Sakura. Selama ini, bahkan meski Sakura meragukan Sasuke sekarang, ia masih sangat mencintai pria itu. Ia hanya bertahan karena perasaannya sekarang.

Wanita merah jambu ini bergerak mendekat dan berhenti di belakang Sasuke.

"Aku berubah katamu? Lalu bagaimana dengamu. Apa kau pernah sekali saja mencintaiku?" tanya Sakura dengan suara paraunya.

Sasuke tersentak, ketika ia berbalik badan tatapannya langsung bertemu dengan Sakura. Kernyitan di dahinya menyiratkan bagaimana ucapan Sakura terdengar aneh untuk Sasuke.

"Sakura?"

"Seperti Hinata dengan Naruto, Ino dengan Sai atau Temari dan Sikamaru. Pernah sekali saja kau mencintaku, Sasuke?" Butuh pertahanan yang kuat untuk Sakura agar tidak menangis saat berkata. Tapi, Sakura mampu untuk bertahan beberapa detik saja karena setelahnya air mata jatuh di kedua sisi mata wanita ini.

Ketika Sasuke melangkah untuk mendekat, Sakura melangkah mundur. Sakura tak mengerti kenapa Sasuke bisa melakukannya, tapi saat ini Sakura benar-benar tidak ingin berdekatan dengan Sasuke.

"Kenapa tidak jujur saja sejak awal, Sasuke? Bahwa kau hanya kasihan pada gadis malang sepertiku." Pandangan Sakura memburam oleh air mata yang siap meluncur selanjutnya.

Tesh...

"Sakura!? Setelah semua yang aku lakukan, kau masih berpikir seperti itu?!" Sasuke meninggikan intonasi suaranya. Lagi, saat ia melangkah mendekat, istrinya itu mundur menjauh.

"Aku tahu! Aku sangat berterimakasih karena sekarang kau melindungi desa dan dunia, kau berjalan di jalan yang sama dengan Naruto dan kau melindungi semua orang. Tapi, Sasuke....hanya kau tahu kalau aku begitu mencintaimu kau melakukan semua ini padaku. Menikahiku, lalu meninggalkanku. Setiap hari aku berpikir, aku akan terus mencintaimu hingga sekarang kau datang. Tapi aku tidak tahu, apa yang aku rasakan akan sama dengan yang kau rasakan? Karena sekali saja kau tidak pernah...."

Tap!

Sakura terbelalak karena sekarang tangannya dicekal erat oleh Sasuke. Pria ini entah sejak kapan berada di depan Sakura dengan jarak sedekat ini.

Tubuh Sakura berusaha menjauh, tapi tarikan dan cekalan erat dari Sasuke begitu membuatnya tak berkutik.

"Apa yang kau inginkan?"

Sakura terdiam, ia tak lagi berusaha untuk lepas dan menatap sorot mata Sasuke di depannya.

"Sejak kapan kau berpikir seperti itu?"

"Sejak awal."

Sasuke mendengus. "Lalu kenapa kau menerima lamaranku saat itu."

"Karena aku mencintaimu."

"Dan sekarang?"

"Aku masih...mencintaimu."

Seolah tersadar, Sakura tersentak dan akan meralat ucapannya. Tapi senyum Sasuke saat itu membuat Sakura kembali terpaku. Bibirnya yang akan terbuka kini terkatup rapat.

"Kalau begitu, masalah selesai." Sasuke melepaskan cekalan tangannya, tapi kemudian melingkarkan satu tangannya itu di pinggang Sakura dan menariknya mendekat.

"Ta-tapi Sasuke, aku belum selesai...." Sakura menggigit pipi dalamnya saat merasakan napas Sasuke berada di perpotongan leher dan pundaknya.

Bagaimana bisa seperti ini? Bahkan Sasuke belum menjawab pertanyaannya. Sakura berusaha mendorong bahu tegap suaminya, namun yang ia dapatkan adalah tatapan tajam dari pria ini.

"Aku-tidak-akan melepaskanmu." Sasuke menekankan kosa kata dari ucapannya dan mendelikkan tatapan sebagai ucapan final.

"Tu-tunggu dulu....ini...."



"Kami datang!"

Sakura maupun Sasuke kompak menoleh kesumber suara yang terdengar dari pintu utama apartemen mereka.

Dua detik kemudian, Sakura mendorong kuat tubuh Sasuke hingga pria ini terdorong ke belakang. Untung saja Sasuke masoh sigap mempertahalan kakinya dan berdiri. Seorang sinobi terkuat seperti dirinya ternyata juga bisa selengah ini.

Sasuke menatap istrinya tidak terima. Ia akan mengeluarkan sebuah kata tapi Sakura lebih dulu bicara.

"Sarada kembali. Aku buka pintunya....dulu." Sakura mengerjablan mata, mengalihlan tatapan dengan pipi bersemu merah. Ia berdehem lalu melangkah sembari merapikan kembali penampilannya yang sedikit berantakan.

Sedangkan Sasuke menatap punggung istrinya yang menjauh, menyipitkan tatapannya.

"Menyebalkan."

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Huhuuu udah lama banget ya? Maafkan aku ya teman-teman😭 dunia nyata aku lagi nggak baik-baik aja. Jadi aku kudu refres otak biar kembali busa berimajinasi.

Maaf kalo di part ini nggak jelas dan dikit banget, trus banyak typo.

Enjoy reading yah semua...semangatt😭😭😭🙏

I LOVE YOU, SAKURA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang