*
*
*
*
*
*
*
*"Sudah selesai?"
"Sudah. Aku rapihkan ini sebentar, kau bisa tunggu di sana." Sakura menunjuk pohon besar yang ada di tengah-tengah padang rumput. Lalu setelahnya, ia kembali pada kegiatannnya.
Karin menatap arah tunjuk Sakura, lalu kembali pada gadis merah muda ini. "Kau yakin tidak butuh bantuanku?" tanya Karin memastikan.
"Tidak. Aku bisa menyelesaikan ini sendiri." Sakura mulai membuka beberapa kantong khusus yang ia bawa dari rumah sakit, dan memasukkan jenis dari bunga yang ia petik barusan.
Karina beringsut mundur, tahu jika ia tidak harus memaksa diri untuk membantu Sakura. Lagipula cuacanya sangt panas, Karin sedikit heran bagaiman Sakura bisa tahan dengan panas menyengat dan masih terus memilah jenis bunga yang menurut Karin sangat merepotkan.
Sepuluh menit berlalu, Sakura sudah merapikan semua bungkusan itu dan memasukkan ke dalam tas. Setelahnya ia berjalan untuk menghampiri Karin yang sedang berteduh di bawah pohon.
"Jadi, kita langsung kembali?" Karin berjalan beriringan dengan Sakura.
"Ya, karena kita sydah mendapatkan apa yang kita perlukan." Jawab Sakura sekenanya. "Dan mungkin malam ini kita tidak perlu menginap, aku ingin cepat sampai Konoha."
Karin tersenyum jenaka, membenarkan letak kaca mata seperti sudah menjadi kebiasan Karin sebelum berbicara.
"Kau buru-buru sekali."
Sakura hanya menoleh sekilas dan tak menanggapi ucapan gadis rambut merah ini barusan.
Kemudian terdengar lagi ucapan Karin.
"Omong-omong Sakura, sudah berapa lama Sasuke meninggalkan Konoha?" tanya Karin, kali ini ia terlihat sedikit antusias. Menatap sisi wajah Sakura dengan tatapan tidak sabaraan.
"Dia menjalankan misi, bukan meninggalkan Konoha."
Karin mengatupkan bibirnya dan tersenyum kecut. "Ya, itu maksudku."
Gadis rambut merah ini sedikit mempercepat langkahnya ketika Sakura terlihat buru-buru melangkah dan nencoba untuk berjalan di sebelahnya.
"Hey, Sakura. Apa kau pernah mendengar istilah 'Dekat sayang, jauh menghilang' ?"
Sakura mendengarnya, tapi ia merasa tidak tertarik dengan ucapan Karin barusan.
"Aku tidak tahu."
"Ah, sudah ku duga."
Kali ini Sakura berhenti melangkah, dan membuat Karin bisa berdiri sebelahnya. Kedua alis merah jambu itu menaut.
"Sebenarnya kau mau bilang apa, Karin?" tanya Sakura langsung. Dari kemarin gadis ini terus saja bicara tanpa mengatakan hal yang jelas. Entah untuk membuka obrolan atau hanya mengoceh saja, tapi Sakura benar-benar terganggu untuk ini.
"Ya, aku hanya mencoba memberitahumu tentang Sasuke." Tatapan tanda tanya semakin jelas terlihat, Karin semakin bersemnlangat. "Lebih tepatnya sih, tentang laki-laki. Aku memang jarang bertemu dengan Sasuke sata perjalanannya itu, tapi saat terakhir kita bertemu, aku perhatikan dia tetap terlihat segar."
Sakura semakin dibuat bingung mengenai kalimat demi kalimat yang Karin lontarkan. Jika ini bukan tentang Sasuke, mungkin Sakura akan mengabaikannya.
"Kalian sudah menikah, tapi berpisah lama sekali. Kau tahu, kan, kebutuhan apa yang tidak Sasuke dapatkan selama berjauhan dengan istrinya?"
Otak Sakura butuh beberapa saat untuk mencerna apa yang Karin katakan. Dan ketika ia tahu apa maksud dari ucapan itu, Sakura terbelalak. Namun wanita merah jambu ini mencoba tenang dan berdehem.
"Untuk apa kau membahas ini? Itu sama sekali bukan urusanmu. Lagipula...lagipula Sasuke tidak membutuhkan 'itu' setiap saat." Sakura merasa ragu dengan ucapannya sendiri di akhir kata.
Dan benar saja, Karin langsung menimpalinya. "Tentu saja butuh! Dan ku dengar dia baru kembali setelah 7 tahun! Astaga! Tentu saja aku terkejut."
Sakura mengerjab, melanjutkan langkah selebar mungkin. Ia tidak ingin membahas hal itu untuk sekarang, apalagi dengan Karin.
"Apa hanya aku yang berpikir kalau Sasuke bisa saja mendapatkan hal 'itu' meski berjauhan dengamu?"
Dug!
Sakura tersandung batu saat langkahnya semakin tidak terkontrol. Ia masih terduduk, menunduk dalam dan tak berniat untuk langsung bangkit.
Ucapan Karin barusan memaksa Sakura untuk berpikir. Dan ketika ia berpikir, hatinya seketika tergelitik untuk mengatakan sesuatu. Sakura ingin menyangkal ucapan Karin, tapi berpikir jika saja itu benar terjadi, Sakura bungkam.
Tujuh tahun. Bukan seperti petang bertemu fajar, bukan pula malam bertemu siang.
Tujuh tahun adalah waktu terlama bagi Sakura menanti Sasuke pulang ke Konoha.
Mereka adalah suami istri. Dan Sakura bukan tidak tahu apa maksud Karin mengatakan hal itu. Sakura tahu benar, kalau laki-laki, selain pria perkasa, mereka juga adalah makhluk yang lemah.
Untuk alasan itu, tentu saja sex adalah alasannya.
Bukan tidak mungkin, jika Sasuke juga merasa membutuhkan hal itu saat berjauhan dengan Sakura.
Selama itu, tentu saja Sakura bisa bertahan. Tapi bagaimana dengan Sasuke?
"Kau tidak apa-apa?"
Tapi, kenapa Sakura baru memikirnnya sekarang?
"Kau bisa berdiri?"
Dan Karin adalah orang pertama yang membahasnya. Sejauh ini pun, baik Ino dan teman yang lain, Sakura taj pernah mendengar mereka mengatakannya.
"Kenapa kau mengatakannya, Karin?" tanya Sakura terdengar serius.
Karin tercengang. "Eh, tentang yang tadi? Um, ya ku pikir kau juga harus mengetahuinya."
"Tentang apa?" tanya Sakura, ia belum berniat bangkit dari duduknya.
Karin terlihat sedikit panik, mungkin ia juga terkejut karena Sakura tiba-tiba sangat serius menanyakannya.
"Untuk kurun waktu selama itu, menurutku wajar saja kalau memang Sasuke melakukannya selain dengan dirimu."
Deg!
Mata hijau milik Sakura melebar, ia tidak tahu harus menanggapi ucapan Karin mengenai kalimat itu.
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Hola.
Maaf banget baru update lagi. Soalnya akhir bulan kejar target wkwkwkwk.
Chapter kali ini tuh hasil dari pertanyaanku juga. Meskipun Sasuke bisa pindah tempat kapan aja, tapi kayaknya dia nggak nemuin Sakura sesuka hati, ya. Terbukti sih, waktu baru ketemu Sarada udah remaja aja.
Dan bisa-bisanya aku terpikirkan hal ini. Gimana sih, saat mereka berjauhan begitu?
Bagi yang udah baca novel Retsuden pasti dah tau jawabannya. Tapi kali ini aku mau nambahin hasil pikiranku soal pertanyaan itu. Wkwkwk
Yok, semangat lagi dan sampai ketemu di next chapter....
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU, SAKURA!
RomanceMenikah dengan Sasuke adalah takdir terindah Sakura. impiannnya sejak kecil ternyata bertemu dengan takdir. Bagi Sakura, mencintai dan memiliki ikatan pernikahan dengan Sasuke, sudah lebih dari cukup untuknya selama ini. Tanpa peduli dan tanpa ada...