1. pengantar

844 63 1
                                    

Haiii kalian:)

Ketemu lagi nih kita.

Buat readers baru, aku saranin baca ARENA dulu, terus yang ini biar makin nyambung, tapi kalau cuman baca ini gapapa sih, ARENA 2 memuat kehidupan Arya-Rena selepas menikah.

Jadi semua isinya tentang keseharian mereka.

Ada konflik gk?

Jawabannya, nanti.

Kita liat aja yah, semua bakal berjalan begitu aja, menurut aku sih gitu.

Tapi sekalipun ada, konfliknya ringan aja, dan bisa jadi series kedua ini gk bakal sepanjang book pertama.

Kita happy-happy tambah berbaper ria bareng Arya-Rena.

~♥~

Waktu terus berjalan tanpa bisa di cegah. Malam tahun baru telah berlalu sejak seminggu yang lalu, cuti selesai dan sebagian pekerja kantoran mulai kembali masuk, tak terkecuali para anak sekolahan.

Sedikit berbeda tahun ini, Arya tak lagi menghabiskan awal tahunnya bersama keluarga atau teman saja. Sosok spesial hadir menemani hari-harinya sejak bulan desember kemarin.

Renata, gadis manis, cantik, mandiri. Hampir memuat paket lengkap, namun sayangnya terdeteksi akan stres jika berada jauh dari Arya, bucin tingkat akut.

Telah bersama sejak 7 tahun lalu, sekarang genap 8 tahun. Awal kenalan semasa SMA.

Cerita hidup mereka tak semulus keliatannya, terlalu banyak lika-liku juga halangan. Bahkan hingga kini satu permasalahan belum kunjung terselesaikan.

Beralih dari cerita perjalanan hidup semasa SMA, sekarang kita di ajak untuk fokus memperhatikan keseharian kedua pasutri baru tersebut.

Pukul 08 pagi Rena baru saja bangun, terbilang telat karena beberapa hal yang tak bisa di jelaskan.

Sambil mengucek mata dan menguap lebar, gadis yang telah berubah status menjadi wanita tersebut menatap sekitar kamar dengan linglung, masih berupaya mengumpulkan nyawa.

"Arya." serak suaranya, namun tak menghentikan tekad untuk mencari sosok laki-laki itu.

Berjalan perlahan menuju kamar mandi, Rena melakukan kegiatan bersih-bersih diri terlebih dahulu, lalu setelahnya turun ke lantai atas untuk menyapa orang rumah.

"pagi sayang, sini sarapan dulu." sapaan pertama Rena dapatkan dari Alena, ibu mertua yang mungkin akan menjadi idaman bagi setiap wanita yang takut menikah.

"pagi bunda, Arya kemana? Kok udah ngga ada di kamar?"

Alena di bantu Rena mulai menyusun piring dan sendok ke atas meja, mempersiapkan sarapan seluruh penghuni rumah tersebut.

"ada kok di depan, lagi ngobrol tadi sama papa mu."

Rena mengangguk, tak lagi mempermasalahkan perkara ia yang tak di bangunkan oleh suaminya sendiri.

"besok kalian jadi pindah?"

"jadi, rumahnya udah di lunasin. Tinggal nambah beberapa barang."

ARENA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang