Judulnya ngajak gelut ya? Oh harus dong. Silahkan nilai sendiri yaa teman-teman ku yang budiman:)Enjoy to reading
~♥~
Seperti apa yang Arya katakan, sorenya mereka langsung berangkat. Acara keluarga yang di selenggarakan di medan tempat eyang tinggal.
Selama perjalanan Rena malah tertidur dan meninggalkan Arya yang fokus menyetir, setelah menempuh perjalanan yang sekiranya memakan waktu 2 jam 20 menit akhirnya mereka tiba.
Rena mengucek matanya, mencoba menyesuaikan cahaya bohlam dari lampu taman depan yang terlihat menyorot. Ia tak lagi menemukan Arya di kursi sebelah melainkan berdiri di sampingnya sambil tersenyum memperhatikan.
"udah bangun nyonya besar? Kita udah sampe nih."
"kenapa ngga bangunin sejak awal?"
"gapapa kamu keliatannya cape banget, sini keluar kita nyapa mereka yang di dalem dulu."
Sambil di bantu Arya akhirnya Rena keluar mobil, meregangkan badan yang terasa pegal akibat terlalu lama tidur dengan posisi setengah telentang.
Begitu melihat dua pilar raksasa beserta pintu kayu berwarna coklat pekat tersebut, Rena dapat merasakan aura yang menyatakan jika saat ini ia berada di wilayah yang tak sembarangan. Rumah megah dengan warna pastel yang mendominasi sangat kentara di tengah gelapnya suasana malam.
Pintu di dorong pelan oleh Arya, sejenak ia menoleh lalu tersenyum untuk Rena, ia tau wanita itu sedang merasa gugup.
Mereka berdua masuk, menyusuri area ruang tamu yang tampak sepi terus berjalan hingga masuk ruang tengah, dari sini Rena semakin menheratkan genggaman tangan mereka, menelan ludah dengan susah payah saat tiba-tiba seluruh mata tertuju padanya.
"kalian udah sampe ternyata, sini bang duduk samping tante." itu suara dari ibunya Fara, adik sepupu Kristian.
Arya tersenyum menanggapinya, "iya tante." lalu berikutnya membawa Rena mendekat.
Di sana sudah ada kedua orang tua Fara, Ona dan Gani. Orang tua Cahya, Kian dan Frans, Kristian dan Alena, lalu Bintang beserta kedua anaknya. Tak lupa eyang yang kini memperhatikan Rena dengan seksama.
"aduh menantu akhirnya gabung ngumpul bareng, apa kabar? Terakhir kita ketemu pas resepsi perikahan kalian berdua," sapa Ona ramah tak ragu untuk menebar senyuman.
Rena membalas, duduk di samping Arya bersebelahan dengan Fara.
"baik kok tante, tante sendiri?"
"baik kok baik, puji tuhan masih diberi kesempatan buat hidup."
"kalau menantu tugasnya di dapur, layani orang yang lebih tua di dalam keluarga, bukannya duduk diam dan malah ngobrol, di ajarin tatakrama ngga sama mertua mu?" interupsi Kian, ibu Cahya melirik sinis pada Alena yang sejak tadi diam saja.
Baru juga merasa baikan, Rena kembali tegang, di balik meja tangannya berkeringat dingin.
"lah ngurusin banget, mereka baru juga sampai ya wajar lah kalau istirahat dulu sebentar, berlebihan banget," cerca Ona membela, menyulut sumbu agar semakin panas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA 2
Teen Fictionkebahagiaan datang pada orang yang mau berusaha, adalah kalimat yang paling tepat untuk mendefinisikan mereka berdua. "Ren, ngapain?" "laper." "mau makan apa? Nasi goreng?" wanita itu menggeleng, tangannya di rentangkan ke arah Arya membuat sang sua...