22. kesalahan fatal kedua

207 28 1
                                    

Masih dengan aku guys, author kece yang mulai bikin kalian kesel:)

Udah baca judulnya kan? Heumm(* ̄︶ ̄*)

Dah ah mau kabur, enjoy to reading.

~♥~

Hari ini sesuai janji, Arya akan menemani Rena membeli buku di gramedia, namun sebelum ke gramed Arya harus menjemput Rena terlebih dahulu.

Namun sepertinya kali ini Rena harus kembali di tampar kenyataan, jika Arya lagi-lagi melanggar janji.

2 jam ia menunggu namun laki-laki itu tak kunjung datang, ingin sekali Rena menangis namun sadar jika sekarang ia sedang berada di tempat umum.

"butuh buku kan?"

Begitu mendongak, Rena menemukan Raskal berdiri di sana.

"hum, tau dari mana?"

"Kana ngasih tau, mau bareng?"

Rena kali ini memikirkannya matang, tak sepenuhnya menaruh harapan pada Arya yang sepertinya memang mulai kehilangan rasa cintanya.

Setelah lama mempertimbangkan, akhirnya wanita itu mengangguk. Untuk pertama kalinya tidak meneriaki Raskal.

"makasih kak."

Senyum Raskal terbit, segera berjalan bersisihan bersama Rena menuju gramedia. Dalam hati ia merasa bahagia.

Tak butuh waktu lama mereka berdua telah sampai, sesegera mungkin Rena mencari buku yang ia butuhkan, besok deadline tugas kampusnya, tugas yang mengharuskan ia meriset sesuatu dari sebuah buku, maka Rena tak punya pilihan lain.

Beberapa menit lalu ia juga sudah mengabari Arya jika ia pergi ke toko buku bersama Raskal dan memutuskan untuk tidak menunggunya.

Sesuai kesepakatan awal, Rena mengatakan akan menghubungi Arya jika ia telah selesai kelas, namun laki-laki itu malah tidak mengangkat panggilan, bahkan semua chat dan pesan yang Rena kirimkan hanya di baca.

Rena mulai bingung dengan tingkah Arya yang seolah sedang mempermainkan perasaannya. Sosok baru dari seorang Arya? Atau memang sifat lama yang baru Rena ketahui, yang jelas Rena semakin kecewa.

"udah selesai milih bukunya?"

Tersentak, Rena kaget dengan kemunculan Raskal yang tiba-tiba. Ia jadi merasa malu karena ketahuan bengong.

"udah kok, ini bukunya."

Raskal mengangguk, sedikit menyingkap anak rambut Rena dan membawanya ke belakang telinga.
Di perlakukan seperti itu Rena tentu saja kaget, ia tersentak begitu tangan Raskal secara langsung menyentuh kulitnya, perasaan tak nyaman pun seketika menyerbu Rena.

"boleh gue jujur?"

"hah? Ju-jujur tentang apa?"

Raskal tersenyum, merasa bahwa Rena sedang salting dan gugup. Padahal kenyataannya wanita itu sedang berusaha menyembunyikan perasaan tak nyamannya.

"gue suka lo sejak-"

Mata Rena membola ketika tiba-tiba Raskal tersungkur menabrak rak buku di belakangnya. Bahkan kating-nya itu belum sempat melanjutkan ucapannya sudah didahului dengan bogeman Arya.

ARENA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang