32.

255 28 13
                                    

Hai semua, udah lama aku gk nulis di lapak ini karena beberapa alasan yang gk bisa aku jelasin.

Aku minta maaf atas keteledoran dan gk profesional meskipun aku bukan penulis kondang atau orang yang terkenal.

Aku tau semua hal pasti ada aturan, begitupun dengan dunia kepenulisan. Aku berinteraksi dengan kalian lewat karyaku, maka berarti kepuasaan kalian termasuk tanggung jawab aku.

Cerita ini bakal aku usahain ending, meskipun ada sedikit paksaan.

Aku mohon maaf sebesar-besarnya, dan terima kasih banyak untuk kalian semua yang udah dukung aku dan like karya ku ini.

I love you all♥

~♥~

Tak terasa waktu bergulir dengan cepat, banyak hal yang terjadi namun berhasil dilalui dengan baik.

Usia kandungan Rena memasuki trimester terakhir dan sesuai prediksi dokter ia akan melahirkan seminggu lagi. Sebagai suami siaga dan calon ayah yang baik, Arya rela meninggalkan semua pekerjaan kantor dan merelakan waktu bermainnya bersama kedua sahabat demi menemani Rena setiap hari di rumah.

Di mulai sejak sebulan yang lalu, laki-laki itu memutuskan untuk benar-benar berhenti datang ke kantor dan akan terus berada di sisi sang istri tercinta.

Rena tidak pernah meminta hal itu pada Arya, namun di perlakukan sebaik ini tentu membuatnya merasa sangat dispesialkan terlebih lagi Arya adalah orang yang ia cintai, perempuan mana yang tidak luluh hatinya.

"mau nambah lagi ngga?" tanya Arya sembari menyelesaikan kegiatan mengupas buah apel.

Siang ini mereka habiskan dengan menonton bersama sembari memakan buah, hanya Rena memang sementara Arya bertugas yang mengupasi.

"ngga dulu, itu udah lebih dari cukup," sahut Rena sekenanya sambil terus fokus menatap layar TV yang menampilkan film kesukaan mereka berdua.

Arya mengangguk lalu meletakan pisau ke atas meja samping, menyandarkan diri di sofa sambil terus memperhatikan istri gembulnya yang tengah sibuk mengunyah apel dengan pipi menggembung.

Tubuh Rena semakin gempal, perutnya besar dan bulat di tambah lagi pipinya semakin lebar, sangat menggemaskan dan sexy di mata Arya yang hampir tiap hari di buat tersiksa saking gregetnya.

"sayang, boleh aku tidur di paha kamu?"

"kamu ngantuk emang?"

Arya menggeleng, "ngga sih."

"yaudah gih."

Tersenyum, secara perlahan Arya mulai mengatur posisi, meletakan kepalanya di paha Rena, berbaring menghadap langsung dengan perut besar Rena dan sesekali mengecupnya penuh sayang.

Rena hanya tersenyum melihat tingkah suaminya, sesekali mengusap rambut Arya perlahan tanpa mengalihkan tatapan dari TV.

"nanti boleh ngga aku ajak anak kita naik motor?" tanya Arya yang kini malah membenamkan wajahnya di perut Rena.

"boleh asal ngga kamu ajak balapan."

"tapi dia kan cewe, emang tertarik sama motor?"

ARENA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang