20. sebuah kesalahan

192 26 0
                                    

Haiii semuanya...

ku kambek nihh, udah siap kan ketemu sisi lain dari kata bahagia?:)

Silahkan siapkan mental dan hati yang tegar, dan mohon di tahan jarinya buat hujat author.

Enjoy to reading.

~♥~

Tak terasa waktu telah sampai di pertengahan tahun, hampir genap 6 bulan usia pernikahan Arya dan Rena, dan usia kandungan telah memasuki satu bulan.

Banyak lika-liku yang mereka berdua lalui, namun beruntungnya masih bisa di atasi dengan baik.

Melewati trismester pertama kehamilan bukanlah perkara mudah bagi Rena, namun semakin ke sini morning sickness yang dulunya sering muncul setiap ia bangun pagi perlahan-lahan mulai berhenti.

Semua berjalan normal dan baik-baik saja meski kadang napsu makan Rena tak dapat di kontrol.

Beralih dari topik itu, hari ini kamis. Yang artinya Rena punya kelas tatap muka langsung di kelas yang mengharuskan ia datang ke kampus. Selama perutnya belum membuncit, Rena rasa ia tak masalah jika harus datang dan berlalu lalang di sekitar kampus, lagi pula kehamilannya bukanlah aib melainkan sebuah anugerah yang patut ia syukuri.

Sejak 30 menit lalu Rena telah selesai menghadiri kelas terakhir yang berarti sudah waktunya ia di jemput. Arya mengatakan jika ia sendiri yang akan datang untuk menjemput Rena.

Namun hingga saat ini laki-laki itu tak kunjung sampai, Rena sudah cukup lama menunggu, di tambah lagi langit mulai terlihat tak bersahabat, awan hitam tampak menyelimuti dan seolah selalu siap menurunkan rintikan airnya kapan saja.

Udara yang terasa dingin tak ingin tinggal diam dan turut menambah parah keadaan, Rena tak membawa jaket dan keadaannya sekarang sedang tak di anjurkan untuk masuk angin, ada nyawa dari bayi kecil yang harus ia utamakan.

"sabar ya sayang, mama yakin papa kamu pasti dateng bentar lagi," ucap Rena berupaya menenangkan dirinya sendiri, sambil mengelus pelan perut ratanya itu Rena berusaha menguatkan.

Di seberang orang-orang tampak mulai mencari tempat untuk meneduh, masuk ke cafe atau minimarket asal tidak kehujanan, namun Rena tetap setia berdiri di tempatnya, menahan kencangnya angin yang menerpa.

Sepertinya hari ini akan terjadi badai, dilihat dari seberapa gelap awan yang menyelimuti langit. Seolah sangat tebal bahkan cahaya matahari tak dapat menembusnya.

Mulai lelah berdiri, tiba-tiba Rena di datangi oleh seseorang, motor N-Max putih berhenti di hadapannya bersama sang pengemudi tentunya.

"mau bareng?"

Tawaran yang menguntungkan, namun Rena terlalu malas jika harus menanggapi ajakan laki-laki itu.

"ngga, makasih."

"udah mau ujan."

"terus?"

"lo mau basah-basahan?"

Tentu jawabannya tidak jika hanya Rena seorang diri ia tak akan keberatan, namun ia telah berjanji pada Arya untuk tidak menyiksa diri dan janin yang ada di dalam perutnya saat ini dengan melanggar pantangan yang telah di jelaskan dokter.

ARENA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang