Haii...
Lama aku ngilang dan ngga update karena sibuk dan beberapa alasan lain.
Semoga kalian masih mau nungguin kelanjutan cerita ini.
Happy reading..
~♥~
Awan mendung tampak menyelimuti langit di siang menjelang sore itu. Di hadapan banyaknya batu nisan yang berjejer rapih, Arya terlihat menatap salah satunya.
Setelah menaburkan bunga juga memanjatkan doa, ia kini hanya diam sambil menatap nama seorang perempuan yang saat ini telah tiada.
Perempuan hebat yang telah melahirkan seorang putri cantik.
"terimakasih karena telah melahirkan dia, tidak ada kalimat yang cukup untuk mendeskripsikan rasa ini, tapi sungguh terimakasih. Dia sudah tumbuh dewasa, semakin cantik juga pintar, orang yang saat ini menjadi sumber kebahagiaan juga semangat hidup saya." sambil mengelus pelan batu nisan tersebut, Arya mengakhiri kunjungan ziarahnya hari ini bertepatan dengan jatuhnya rintikan hujan dan di susul oleh buliran yang lainnya.
Setelah merasa cukup mengucapkan rasa terimakasihnya pada sosok itu, akhirnya Arya beranjak dari sana, berjalan melewati hamparan makam lainnya hingga benar-benar keluar dari area tersebut, masuk ke dalam mobil lalu berikutnya melaju pergi diiringi hujan yang semakin deras.
~♥~
Rumah tak pernah terlihat sesunyi ini sebelumnya setelah putri kecilnya lahir ke dunia, banyak orang yang datang untuk sekedar memberi selamat atau hadiah sebagai simbolis jika mereka merasa turut bahagia akan kehadiran bayi mungil tersebut.
Tentu keramaian itu akan surut seiring berjalannya waktu karena orang-orang akan kembali sibuk dengan urusan mereka, meninggalkan kedua orang tua baru ini bersama putri kecil mereka.
Arya baru saja tiba saat Alena baru selesai mengganti pakaian Lea-si bayi kecil yang seketika tersenyum lebar begitu pupil hitam legamnya menemukan keberadaan Arya di kamar itu.
Arya segera melepas jaket dan menaruh tasnya ke atas meja, berjalan pelan mendekati putrinya yang tampak tidak sabar ingin segera di gendong sang papa.
"hallo anak cantiknya papa, udah mandi ya? Wangi banget." seolah mengerti jika kalimat itu adalah pujian, bibir pink kecilnya melebar, menunjukan senyum dengan kaki dan tangan yang bergerak aktif kesana kemari.
Arya naik ke atas ranjang, mengukung putrinya di antara lengan yang kokoh, sesekali mengecup pipi bulat nan mulus itu saking gemasnya.
"kangen papa ya? Alea kangen papa, iyaa?" Arya tertawa saat mendengar putrinya cekikikan.
"abang baru nyampe atau udah lama, kok bunda ngga denger suara mesin mobil?"
Suara itu muncul dari belakang tubuh Arya, mengundang atensi laki-laki tersebut yang kemudian tersenyum.
"baru aja sampe kok bund, abang kangen Alea, makanya cepet-cepet pulang."
"ngga ngebut kan?"
"ngga kok, kan tadi hujan jadi ngga macet."
Penjelasan Arya cukup membuat Alena puas, maka setelah memastikan Lea benar-benar selesai dengan urusan berganti pakaiannya, wanita yang kini telah resmi memiliki cucu itu keluar kamar meninggalkan Arya sendiri bersama bayi mungil tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA 2
Teen Fictionkebahagiaan datang pada orang yang mau berusaha, adalah kalimat yang paling tepat untuk mendefinisikan mereka berdua. "Ren, ngapain?" "laper." "mau makan apa? Nasi goreng?" wanita itu menggeleng, tangannya di rentangkan ke arah Arya membuat sang sua...