21. cek-cok

233 31 2
                                    

Hello ma bro...

Sekali lagi aku ingatkan untuk siap-siap yaaa.

Jan hujat, jan hujat, jan hujat:)

Ngerafal mantra dulu sebelum nulis😎

~♥~

Rena tiba dan langsung di sambut Arya, tatapan tajam yang menakutkan tak seperti ekspektasi Rena yang mengira jika Arya akan segera menghampirinya, merafalkan kata maaf secara berulang lalu memeluk tubuh menggigilnya erat.

"Arya aku kedinginan." Rena berujar manja ingin segera memeluk Arya, namun tak terduga laki-laki itu malah menepis tangan Rena bahkan menghindar.

"kamu kenapa? Ada masalah?"

Arya tersenyum tipis, sangat tipis sampai terlihat menakutkan.

"enak peluk-pelukannya? Sama siapa tadi? Kating? Teman seangkatan? Atau?"

"apasih Ar, kamu ngomong apa?"

"ngga usah ngeles, aku liat kamu boncengan sama cowok lain sambil peluk-pelukan, udah berani Renata?"

Tersentak, bukannya merasa takut Rena malah menunjukan ekspresi yang sama. Ia tak terima jika Arya menuduhnya selingkuh disaat laki-laki itu malah menghilang dan tak datang untuk menjemput.

"jadi kamu nyalahin aku yang pulang di bonceng kak Raskal?"

"ohh namanya Raskal? Cowok yang bantuin kamu waktu MOS? udah sampe mana pdktnya? Pantes semangat banget ke kampusnya, selingkuh ternyata."

"Arya!"

"kenapa? Ngga terima? Mau marah? Silahkan, aku ngga peduli."

"kamu salah paham! Sekarang aku tanya, kemana kamu selama 1 jam lebih aku tungguin ngga dateng-dateng, aku nunggu di bawah pohon sampai kehujanan, di tawarin kak Raskal tumpangan tapi aku tolak karena berharap kamu bakal tetap jemput, tapi bahkan di saat hujan turun sampe bikin aku basah kuyup kamu masih belum dateng juga, kak Raskal balik lagi dan tetap nganterin, atas dasar apa kamu marah dan nuduh aku selingkuh hah?!"

Arya tersentak lalu diam ketika melihat mata Rena memerah dan berkaca-kaca, tubuh wanita itu basah kuyup bahkan menggigil, namun yang Arya lakukan malah mengintrogasi dengan keadaan Rena yang seperti itu.

Seketika Arya merasa bersalah, sangat bodoh dan telah di butakan oleh api cemburu. Ekspresi yang awalnya datar berangsur-angsur berubah melunak, ia maju untuk menyentuh pipi Rena yang tampak pucat tak lagi berwarna merah merona.

"maaf, aku minta maaf."

Rena terlanjur lelah, maka dengan cepat ia menepis tangan Arya dari pipinya lalu berlalu pergi menuju kamar. Arya mengejar.

"Rena aku minta maaf, aku bisa jelasin sayang, please maafin aku."

Tak ada jawaban, Rena langsung masuk ke dalam kamar mandi, lalu menguncinya dari dalam.

Arya di luar masih berupaya membujuk, mengetuk pelan pintu kamar mandi berharap Rena mau membukanya.

"sayang tolong buka, aku minta maaf."

ARENA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang