Haiiii...
Absen dulu yuk, jam berapa kaliam baca part ini?
~♥~
Pagi hari yang cerah, pukul 07 tepat tampak kedua pasangan tengah sibuk dengan aktifitas mereka masing-masing.
Hari senin memang, Rena hari ini sudah mulai masuk kampus dan akan mengikuti proses MOS ala mahasiswa baru.
Seminggu telah berlalu semenjak pembicaraan serius keduanya membahas tentang keteledoran Arya. Dan hari ini seperti biasa, keharmonisan selalu menyertai rumah tangga mereka meski sesekali bisa terlibat cek-cok.
"kalau udah beres langsung kabarin aku, biar aku yang jemput." Arya memberhentikan mobilnya tak jauh dari area gedung fakultas Rena, menatap istrinya itu dengan serius.
"iyaa nanti aku call, aku pamit dulu yah." Rena meraih tangan Arya, mencium punggung tangan suaminya lalu menerima kecupan pada keningnya dengan senang hati.
"jaga diri, kalau di deketin cowo slepet aja burungnya."
Rena terkekeh, sejak semalam Arya sudah mewanti-wanti agar tak dekat-dekat dengan laki-laki lain dan Rena menyanggupinya.
"iyaa, kamu hati-hati ke kantornya. Aku masuk dulu, byee."
Arya mengangguk saja, membiarkan istrinya itu turun dari mobil dan memperhatikan Rena sampai wanita tersebut benar-benar hilang dari pandangan.
Semakin lama tinggal bersama, bukannya bosan Arya malah merasa semakin jatuh pada pesona istrinya sendiri, Rena seperti tak pernah kehabisan energi positif dan juga aura kecantikannya menguar begitu boros, tak sekali pun Arya melihat kecacatan dalam diri wanita yang ia cintai tersebut, entah karena Rena yang jelmaan bidadari atau dirinya yang terlalu bucin.
Tak lama setelahnya mesin mobil kembali di nyalakan, Arya pergi dari tempat itu menuju kantor, sedikit memacu kendaraannya lebih cepat mengingat hari ini ia mempunyai agenda yang cukup padat.
Kembali pada Rena, para maba di kumpulkan di tengah gedung yang menjadi pembatas antara fakultas psikologi dan ilmu hukum, di bawah teriknya matahari ada ratusan orang yang berbaris berpakaian sama dengan Rena, atasan putih dan bawahan hitam.
Terlihat di depan sana para kating sedang memeriksa atribut pada mahasiswa baru, Rena yang merasa tak kekurangan apapun tampak santai saja, ia sudah memeriksa semua barang bawaan sebelum datang, terbiasa karena sering melakukan hal yang sama pada Arya jika laki-laki itu mengatakan akan ada rapat.
"kamu yang di barisan paling depan, cewe rambut sepunggung, maju ke depan!"
Rena menatap sekelilingnya, tak ada ciri-ciri yang seperti itu di sekitar, hanya ada dirinya dan sebelah lagi seorang gadis berkuncir kuda.
"saya kak?" tanya nya sedikit ragu.
"iya siapa lagi kalau bukan lo! Maju sini cepet!"
Tubuh Rena menegang, ia benar-benar merasa tak melakukan kesalahan apapun. Meski deg-degan ia tetap mengikuti perintah sang kating dan berdiri menghadap para mahasiwa baru yang lain.
"kenalin nama lo, asal, dan tujuan masuk univ ini." perintah salah satu kakak tingkat cowo ber-almet hijau yang Rena ketahui namanya Aldo dari badge nama yang tertempel di dada kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARENA 2
Teen Fictionkebahagiaan datang pada orang yang mau berusaha, adalah kalimat yang paling tepat untuk mendefinisikan mereka berdua. "Ren, ngapain?" "laper." "mau makan apa? Nasi goreng?" wanita itu menggeleng, tangannya di rentangkan ke arah Arya membuat sang sua...