[3] Chan is coming

359 58 0
                                    


Krystal's

Gue melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 11.20 malam sekarang, yang artinya Dokter menangani Sehun sudah lebih dari 20 menit setelah gue sampai kesini dengan kondisi tangan yang masih tremor akibat ngebut tadi, untungnya pihak Rumah Sakit cepat tangani Sehun yang bahkan sudah nggak sadarkan diri dari aspal jalanan tadi, gue bergidik ngeri kalau bayangi hal tadi lagi.

Gue melirik sebungkus Pecel Ayam utuh yang gue beli beberapa saat sebelum insiden ini terjadi, beberapa kali gue hubungi kontak bertuliskan 'Papa' dan 'Mama' dari handphone dia, tapi nggak ada satu pun yang angkat, sampai akhirnya gue memutuskan untuk menghubungi Papa yang gue sendiri nggak tahu, diseberang sana lagi kerja atau lagi senang-senang sama Mama tiri dan adik gue.

"Ck, kemana sih",

ini sudah ke delapan kali-nya gue menghubungi Papa dan juga Mama tiri gue, sibuk banget ya sampai telepon dari gue nggak bisa mereka angkat.

Sudah keempat kali-nya bunyi notifikasi dari handphone Sehun, gue rasa nggak masalah untuk buka siapa tahu penting, dan siapa tahu bisa di mintai bantuan kan?

gue angkat handphone itu untuk melihat notifikasi yang tertera disana, gue baca perlahan nama itu,

and WHATTTT!?

"Chan Imoet?", gue tertawa terbahak-bahak detik itu juga, seakan nggak perduli tatapan aneh keluarga pasien lain atau bahkan beberapa perawat yang berlalu lalang didepan gue sambil membawa troli obat dan juga buku catatan di tangan kiri mereka.

gue mengetik kan beberapa pesan untuk 'Chan Imoet' supaya dia cepat datang kesini nggak perduli dia itu teman, keluarga, atau soulmate-nya dia. Yang gue mau sekarang adalah pulang dan menikmati pecel ayam buatan tangan Mang Aheng yang super enak ini.

beberapa saat gue diam, duduk, dan juga sesekali menoleh khawatir kearah kanan dan kiri mencari keberadaan si Chan Imoet, apakah dia sudah datang atau belum, hingga Dokter dengan perlahan menghampiri gue terlebih dahulu menjelaskan secara singkat tentang kondisi keseluruhan Sehun, gue agak merasa nggak enak sekaligus canggung ketika ditanya perihal dimana orang tua-nya dan terlebih lagi gue yang bukan siapa-siapa nya berada di depan ruang rawat sembari menggenggam handphone juga jaket varsity-nya yang sudah robek.

"Dia mungkin sebentar lagi akan sadar, dan juga jika orang tua-nya datang harap menemui saya segara ya", ucap Dokter tadi yang kemudian melangkah jauh dengan 2 perawat perempuan yang mengikuti dari belakang,

gue nggak punya pilihan lain selain masuk, untuk melihat kondisi dia sekarang, sebelum pulang atau sebelum gue melahap habis pecel ayam Mang Aheng mungkin.

perlahan gue melangkah, membuka pintu dengan pelan dan berjalan masuk, pandangan yang gue lihat pertama adalah Sehun sedang duduk bersandar dengan selang infus di tangan kanan-nya juga perban yang melapisi tangan kiri serta beberapa bagian dia wajah.

Dia nampak tenang untuk ukuran seseorang yang habis kecelakaan, bahkan polisi pun menghitung bahwa kecelakaan Sehun lumayan parah setelah melihat kondisi motor Ninja Kawasaki H2 milik-nya sudah 60% hancur, dan nggak bisa di gunakan lagi.

"Ekhem...", gue harap bisa memecah keheningan, tapi ternyata nggak.

Dia hanya menatap gue dengan sinis sembari mengerutkan kening seolah bertanya 'apa perlu gue'

"Gue udah hubungi Papa lo tapi nggak diangkat, nomor Mama lo juga nggak aktif", gue cuma bisa tersenyum tipis ketika dia hanya diam tanpa merespon, menyebalkan.

"Maaf gue lancang buka aplikasi pesan lo, ada notifikasi dari Chan Imoet, gue pikir kalian dekat, jadi gue kasih tahu bahwa lo kecelakaan dan dibawa kesini, mungkin sebentar lagi dia sampai", jelas gue sembari menjuluskan tangan untuk mengembalikan handphone dan juga jaket varsity-nya yang sudah robek dimana-mana itu.

dia menatap gue sebentar, dan bertanya, "Kita kenal?"

"Secara teknis gue kenal lo dan mungkin lo nggak, gue anak salah satu kolega bisnis Papa lo yang nggak sengaja ada ditempat lo kecelakaan tadi", jawab gue dengan wajah yang sudah mulai kesal menanti uluran tangan dia untuk mengambil handphone-nya dari genggaman tangan gue.

dia ambil handphone dan juga jaket varsity ditangan gue dengan kasar.

eh kok dia nggak bilang terimakasih ?

"Lo bisa pergi, gak perlu hubungi Papa gue, dan gak perlu cerita ke Papa lo soal kejadian hari ini", ucap Sehun tanpa menatap gue.

gue di usir ?

"Em, sorry...", gue masih bingung dan mematung dengar kalimat yang keluar dari mulut-nya tadi, hingga pintu terbuka secara kasar yang memecah keheningan antara gue dan Sehun selama beberapa menit setelah dia mengeluarkan kalimat untuk mengusir gue tadi.

terlihat disana seorang cowok berjaket Varsity merah polos, berlari menghampiri kami berdua, kami sempat bertatapan sebentar sebelum akhir-nya dia tertawa sembari memukul kaki kiri Sehun yang terluka. okey, gue makin bingung.

"Udah gue bilang kan tadi, lawan lo itu...", ucapnya terhenti ketika melihat gue menatap mereka berdua dengan tatapan menerka.

"Gue Chanyeol Aleyandro, lo bisa panggil gue Chan", ucap cowok berjaket varsity merah ini sembari mengulurkan tangan-nya untuk berkenalan dan tersenyum manis.

"Gue Krystal",

"Oh lo, thanks ya udah kasih tau gue supaya cepat kesini", cowok yang kini gue tau namanya Chan itu tersenyum.

"Chan Imoet?", ucap gue asal karena bayangan ngakak ketika melihat nama itu di layar notifikasi tadi tiba-tiba muncul.

"hahaha bangsat lo Hun, iya itu gue. Kita udah sahabatan dari kecil, bahkan nama dia di handphone gue 'Sehun ganteng' tapi lo jangan weird thinking ya", ucap Chan menjelaskan sembari menunjukkan nama kontak Sehun ke gue, untuk menghilangkan pikiran negatif gue tentang mereka berdua.

gue mengangguk, dan tersenyum ramah.

"Lo bisa pergi sekarang, inget pesan gue tadi", ucap Sehun pelan namun gue tau ada penekanan di setiap kalimat yang dia ucap barusan.

"Okey, gue pulang, oh ya lo akan merasa nggak nyaman sama tubuh lo selama 2 minggu kedepan, dan bulan depan lo harus kontrol untuk memastikan tulang kaki lo baik-baik aja", penjelasan gue terhenti ketika ada panggilan masuk yang ternyata dari Papa, gue melirik sedikit ke arah Sehun dan dia hanya menatap gue diam.

"kondisi motor lo 60% rusak, dan kemungkinan besar nggak bisa di pakai lagi, gue pulang", jelas gue sebelum pamit pulang ke Chan dan Sehun, gue melangkah pelan pergi keluar ruangan dan langsung menerima telepon dari Papa ketika memastikan pintu ruang rawat Sehun sudah tertutup rapat.

"Hallo Pa..."

"Ada apa, Krys?"

"Sehun... Sehun Antavion kecelakaan, dan kondisi nya cukup...."

ucapan gue terhenti dan sedikit terlonjak kaget ketika menoleh kearah kanan ada seorang cowok bertangan besar yang merebut handphone dari telinga dan tangan gue secara paksa tidak lupa dengan tatapan tajam-nya, dia mematikan panggilan itu secara sepihak dengan cepat. Dia Sehun Antavion, si korban malam ini.

[ don't forget for follow and voment ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ don't forget for follow and voment ]

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang