[27] Urusan Cowok II

180 29 4
                                    

Terik matahari nyaris membakar kulit, Sehun melirik jam pada pergelangan tangan kiri nya dengan jarum pendek yang sudah menunjukan di angka 3 dan jarum panjang di angka 5, masih dengan seragam putih abu-abu lengkap dengan tas Jansport hitam di punggung, juga Jaket Varsity ia letakan di samping. Menatap kolam yang kini di dominasi dengan dedaunan yang baru saja runtuh dari Pohon beringin tua di seberang kolam.

Lapangan Banteng sore ini cukup ramai, Sehun menatap gemas pada dua anak laki-laki yang sedang berlarian membawa bola di tangannya, juga anak perempuan mungil yang sedang mengendarai sepeda roda tiga nya. Ia terkekeh, mengingat bahwa dirinya pernah sekecil itu, dulu.

Sehun menghela nafas panjang, meregangkan tubuh, hingga memejamkan mata untuk sekadar menghirup udara ibu kota di sore hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun menghela nafas panjang, meregangkan tubuh, hingga memejamkan mata untuk sekadar menghirup udara ibu kota di sore hari. Ia terkekeh melihat rentetan sepeda motor yang berjalan beriringan menuju Monumen Pembebasan Irian Barat, Sehun berdiri sembari menyampirkan Jaket Varsity di bahu kanan nya, memasukkan kedua tangan di saku celana, berjalan menuruni tangga perlahan, netra nya menghitung jumlah motor yang terparkir rapi di tengah-tengah lapangan banteng, tepat di bawah Monumen setinggi 35 meter itu.

Sehun berdecak kagum pada hal yang ada di hadapannya, menatap puluhan pemuda yang berdiri acak membelakangi motor mereka.

Sehun berdecak kagum pada hal yang ada di hadapannya, menatap puluhan pemuda yang berdiri acak membelakangi motor mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mau selesai—in urusan pakai cara apa?" tantang seorang pemuda yang berdiri satu meter dari hadapannya. Sehun mendekat, membisikkan sesuatu yang membuat pemuda di hadapannya mengepalkan tangan, marah.

"Anjing!" umpatan beserta cengkraman pada kerah baju Sehun membuat cowok itu tersenyum mengejek, menatap sinis pada beberapa pemuda seusia nya yang berdiri mengepung di sisi kanan dan kirinya.

"Lo seharusnya tau kalau ini urusan kita berdua, Bob," yap! Bobby, ketua aliansi penguasa jalanan se—Senopati, musuh Sehun, orang yang sudah membuat rentetan masalah dagang tanpa henti, sekaligus mantan Krystal yang masih menganggu nya hingga sekarang.

"Gue nggak perduli,"

"Urusan bokap lo dan nyokap gue biar jadi urusan mereka," cengkraman pada leher Sehun semakin kencang, yang membuat Sehun memejamkan mata untuk mengatur nafas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang