[26] Urusan cowok

110 24 0
                                    

Jarum pendek sudah menunjukan di angka 1, langit pun semakin gelap, jalanan semakin sepi, yang terdengar hanya suara angin, namun mata pemuda yang sedang menatap langit dengan damai itu masih terjaga, dengan sebatang rokok di sela-sela jarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jarum pendek sudah menunjukan di angka 1, langit pun semakin gelap, jalanan semakin sepi, yang terdengar hanya suara angin, namun mata pemuda yang sedang menatap langit dengan damai itu masih terjaga, dengan sebatang rokok di sela-sela jarinya. Sesekali menghela nafas, seolah beban di pundak nya kian menumpuk. Ia menyesap lagi rokok itu hingga menghasilkan asap dan bau menyengat.

Lamunan nya goyah ketika terdengar suara minuman kaleng yang saling bertubrukan dengan meja, atensi nya beralih kepada pria akhir 40 an yang kini mengisi kursi kosong di sampingnya. Menghela nafas pias dengan pejaman mata yang lama.

"Lanjut aja sebat nya, nggak akan Papa ganggu, nih," ucap nya terkekeh sembari menunjukan sebungkus rokok dan korek api berwarna hijau yang terlihat tinggal sedikit, yang berarti pria akhir 40-an di hadapannya ini sering merokok tanpa sepengetahuan nya.

"Lanjut aja sebat nya, nggak akan Papa ganggu, nih," ucap nya terkekeh sembari menunjukan sebungkus rokok dan korek api berwarna hijau yang terlihat tinggal sedikit, yang berarti pria akhir 40-an di hadapannya ini sering merokok tanpa sepengetahua...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Niat nya cuma mau bawa satu minuman, tapi Papa liat dari atas kamu disini," jelas nya.

"Tumben, nggak biasanya,"

"Bukan tumben, tapi emang kita jarang ketemu aja, apalagi soal urusan ini," jelas nya sembari mengangkat sebatang rokok.

Pemuda itu hanya mengangguk, sembari menghisap lagi rokok di sela-sela jarinya yang mulai mengecil.

Pemuda itu mengambil minuman kaleng di sampingnya, membuka dengan mudah, lalu meminumnya. Pria tua di sampingnya hanya melihat sembari tertawa pias.

"Pernah kepikiran nggak, Hun? Kalau kamu ikut mama, nggak akan kamu kaya gini,"

Sehun, pemuda yang masih sibuk dengan pikiran nya ini menoleh dengan raut wajah bingung.

"Nggak pernah, ngapain pikirin hal yang bahkan nggak pernah Sehun pikirin?"

Pria akhir 40 an yang ia panggil Papa itu menoleh, "Kalau seandainya di suruh pilih lagi, kamu tetap pilih Papa, Hun?"

Sehun mengangguk tanpa ragu.

Pria itu nampak memikirkan sesuatu,"Papa capek harus menjalani hubungan dengan wanita yang nggak bisa menghargai perjuangan Papa,"

Sehun mengangguk sesekali, sembari meminum minuman kaleng di tangannya, rokok di sela-sela jarinya sudah ia matikan sejak tadi.

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang