[23] Putus.

226 36 5
                                    

Suara dentingan pelan dari arah pintu masuk membuat seluruh atensi seorang perempuan tertuju pada sosok pemuda yang sedang mengusap lengan kiri nya yang basah, pemuda itu tersenyum simpul ketika melihat perempuan yang sedang menunggu nya kini menatap penuh kearah nya.

Berjalan pelan sembari menyampirkan Jaket di sisi kiri bahu, ia menyempatkan untuk mengusap kepala perempuan yang sangat ia sayang di hadapannya ini.

"Lama, ya? Macet banget tadi." tanya pemuda itu yang masih setia tersenyum.

Perempuan itu hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Udah pesan?", dan perempuan cantik dihadapannya ini hanya menanggapi dengan sebuah anggukan. Pemuda itu hanya terkekeh pelan, merasa berbeda dengan setiap atmosfer yang ada disetiap hari nya.

"Jadi kamu mau..."

"Putus."

Pemuda itu hanya diam menatap dingin perempuannya, "Nggak. Sekarang kita pesan dulu ya..."

"Aku mau putus." ujar perempuan cantik itu dan dengan segera ia meninggalkan pemuda yang kini hanya diam menatap pintu masuk yang sudah tertutup rapat disertai suara hujan yang semakin deras.

Krystal menoleh ke belakang, menatap lirih pemuda yang baru saja di putus kan oleh kekasih yang mungkin masih sangat ia sayangi, Krystal bisa menebak tatapan itu dari sorot mata sayu pemuda itu.

"Lama?" tanya pemuda yang kini sudah duduk manis di kursi depan Krystal sembari menyesap minuman yang sempat Krystal pesan tadi.

"Lumayan." jawab Krystal singkat.

"Tumben, mau bilang kalau lo udah mulai terima kalau gue sekarang pacar lo?" senyuman mengejek terbit di sudut bibir pemuda itu.

Krystal tersenyum simpul, sembari menopang dagu dengan telapak tangan kanan nya diatas meja.

"Lo salah."
"Gue mau putus."

Bobby menggenggam tangan krystal kuat, "Gue udah bilang kalau gue.."

"Gue nggak perduli, lepas."

Krystal berlari menjauhi Cafe, ia bersembunyi di balik dinding bata tidak jauh dari tempat Bobby berdiri, ia mengatur nafas dengan teburu-buru, seolah siap untuk berlari lebih jauh jika Bobby nekat mengejar nya di tempat ramai seperti ini.

Krystal terlonjak ketika ada sebuah tepukan di bahu kirinya, ia menoleh, "Lo..."

"Lo salah tempat kalau mau sembunyi, lihat." Krystal mengikuti arah tangan seseorang yang sejak beberapa menit yang lalu berbicara dengannya, sontak ia menutup mulut dengan kedua tangannya, hingga sebuah tarikan membuatnya tersadar, dan ikut berlari mengikuti arah lari langkah kaki di depannya.

"Gue rasa aman disini, duduk." Krystal menurut, ia sedikit mengedarkan pandangan melihat sekeliling, sebuah cafe kecil yang di hiasi lampu di kanan kiri nya, tidak lupa dengan hiasan dinding cantik yang berhasil membuat nya tersenyum kecil.

"Kata Sehun lo suka Caramel, nih." Krystal kembali tersenyum kecil.

"Banyak banget yang mau gue tanyain."

pemuda tampan di hadapannya hanya terkekeh, dan mengangguk.

"Minum dulu, gue tau lo haus."

Krystal menyeruput sedikit segelas Caramel di hadapannya dengan mata terpejam.

"Enak banget! but, sekarang gue mau nanya."

Pemuda di hadapannya mengangguk, meng-iyakan.

"Kenapa lo ada disana, Baek?"

Yap, Baek, yang sedari tadi terkekeh melihat tingkah menggemaskan Krystal.

"Lo lihat barista itu." Baek menujuk seorang Barista cantik dengan baju putih panjang juga rambut panjang yang ia kuncir, dengan poni menggemaskan di telinga kanan nya.

Krystal mengangguk, "Itu pacar gue, Tania namanya." Krystal tersenyum geli dengan pengakuan Baek, karena yang ia tau Baek bukanlah tipe cowok yang bisa memamerkan pacar nya seperti sekarang.

eits, barusan sama saja dengan memamerkan bukan?

"Tania bilang, lihat lo lari cepet banget ke arah sana,"

"Terus?"

"Ya gue susul lah, kalau gue biarin, bisa abis sama Sehun."

Krystal terkekeh, "Nggak mungkin lah, Baek. Gue bukan siapa-siapa nya Sehun."

pemuda di hadapannya kini tertawa pelan, "mungkin sekarang iya, nggak tau nanti, lagipula lo nggak sadar tempat lo sembunyi tuh dimana?"

Krystal mengangguk, "Sadar kok, tempat gue... Emang itu tempat apa, Baek?"

"Markas aliansi baru yang Bobby bentuk." ucap perempuan cantik sembari menaruh piring kecil berisi puding coklat ke hadapan Krystal dengan senyuman manis.

"Lo sekarang aman, lain kali hati-hati ya, Krys." ucap nya lagi sebelum meninggalkan Krystal dengan pikiran kosong nya.

"Udah nggak usah di pikirin, Tania bener kok."

"Tania..."

"Kakak nya Dino, jadi sedikit banyak nya Tania tau soal aliansi Bobby."

Krystal hanya mengangguk walau ia sedikit kaget, "Gue putus, Baek."

Baek tersenyum simpul, "Baguslah, seenggaknya itu adalah kabar terbaik hari ini,"

"Ada apa?"

"Kai dan Sehun lagi nggak baik, apalagi setelah Jennie..." Baek terdiam, ia tidak seharusnya berbicara tentang hal ini kepada siapapun termasuk Krystal.

"Jennie kenapa? Ini soal kepindahan Jennie?"

Baek tersenyum kikuk.

"Nggak, Krys. Hm, pokoknya you save now, gue ke belakang dulu ya," ucap Baek sebelum meninggalkan Krystal dengan cepat.

"Aneh."

selesai.

[part 23 is done]
dont forget to vote n comment gaissss <3

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang