[11] Cemburu ?

389 65 17
                                    

Krystal’s

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal’s

Gue terbangun pagi ini tanpa jam weaker dan itu adalah suatu keajaiban, ditambah keadaan rumah yang mendadak sunyi padahal ini sudah jam setengah 7 pagi.

“Nngghh”, Gue menggeliat di tengah kasur ketika cahaya mulai masuk dari sela-sela gorden yang sedikit terbuka di samping pintu kaca balkon kamar gue.

Gue terperanjat menuju kamar mandi karena hari ini Sehun akan jemput gue lebih pagi. Dan nggak sengaja mata gue melirik kearah kalender yang terpampang nyata di nakas, Yap! Gue terdiam cukup lama, dan tiba-tiba gue punya pertanyaan di kepala gue ini, yang cukup membuat gue sedikit ambigu.

“Kira-kira berapa lama lagi yaa waktu Sehun untuk jadi Babu gue?”,

not! Sehun is a Bodyguard, Krystal. Walaupun 80% perilaku gue ke dia cukup memperlihatkan bahwa dia seperti Babu gue selama sebulan terakhir. Papa bilang Sehun harus jadi bodyguard gue selama 3 bulan untuk memenuhi hukuman konyol ala Papa-nya untuk mencegah ia berantem lagi. Tapi naas, baru saja kemarin gue menyaksikan Sehun terduduk lemah di salah satu ranjang rumah sakit dengan wajah babak belur dan juga salah satu kaki yang di balut perban.

Gue memakai sedikit pelembab bibir, dan tersenyum cerah, menatap langit sesaat sembari menunggu Sehun dibalkon kamar, seolah semesta mendukung.

“Nggak ada tanda-tanda hujan hari ini”, Gue memasukkan ponsel ke saku kanan rok, lalu memastikan kembali bahwa semua peralatan Sekolah sudah lengkap, juga beberapa peralatan makeup yang nggak boleh sampai tertinggal, gue turun kebawah hanya untuk sekedar menyapa. Udah lama juga gue nggak sarapan bersama Papa—Mama, dan Jeffian. Mereka juga nggak pernah mempermasalahkan itu, dan menganggap gue bisa sarapan dikantin, sendiri— gue sudah besar, menurut mereka.

“Berangkat, Pa”, ucap gue setelah menuruni beberapa tangga, dan melewati meja makan begitu saja. Papa hanya mengangguk, sekilas gue melirik Jeffian yang memandang gue malas, juga Mama tiri gue yang sinis. Keluarga yang sempurna.

“Tumben”, Teriak Sehun yang kini sedang bersandar di pintu mobil dengan kaki yang masih dibalut perban. Yap! Sehun dilarang pakai motor selama proses penyembuhan kakinya.

Dan gue punya berita buruk, Kondisi kaki Sehun makin parah setelah pertempuran di Senopati dua hari lalu, bahkan seharusnya sekarang dia masih tiduran di ranjang rumah sakit, dengan segala macam perawatan di sana, tapi Sehun nggak mau, batu memang.

Gue tersenyum riang menuruni tangga, lalu membuka pagar lebar untuk menemui Sehun, langsung. “Hari ini gue bangun tanpa jam weaker, hebat kan?”

Entah sejak kapan, gue melaporkan hal-hal kecil seperti ini ke Sehun, dan dia keliatan nyaman dan biasa aja dengan hal itu. Sehun merespon dengan tertawa kecil, lalu ia membuka pintu mobil dengan satu tangan dan membiarkan gue masuk.

Ini pertama kalinya Sehun jemput gue dengan mobil, dan melihat cara dia menyetir betul-betul buat gue salfok, dan salting setengah mati. Dia menyetir hanya dengan satu tangan, bahu bersandar di kursi kemudi, juga pandangan yang nggak lepas dari jalanan. Hidung yang sempurna dan alis tebal yang cukup mengesankan bisa gue nikmati dengan sekali lirik.

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang