[17] We're friends, Giy!

282 49 5
                                    

Sehun’s

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sehun’s

Gue paham dengan segala macam sakit hati yang ditorehkan Mama dan Papa disaat mereka bertengkar, atau saat Chan dengan terang-terangan minta gue untuk pergi liburan bersama keluarga lengkap nya, itu adalah suatu hal paling wajar yang terlihat sangat menyedihkan.

Dan disinilah gue, sebuah tempat nongkrong aesthetic di pusat Ibu Kota, bersama Gisel, mantan gebetan gue sekaligus orang yang sudah terlibat dalam permasalahan gue dan Bobby secara nggak langsung beberapa hari lalu.

Gue bertemu Gisel di sebuah pusat perbelanjaan, dia nggak sengaja menabrak bahu gue ketika sedang mendorong sebuah koper besar dari belakang. Wajah nya murung, kulitnya pucat, dan rambut lurus cantiknya terlihat sedikit berantakan. Gue sempat ragu kenapa dia pergi ke Mall dengan penampilan super awut-awut an kayak gini.

Dia menyeruput minuman coklatnya dalam diam, menunduk lesu dengan tangan yang gemetar, spontan gue pegang tangan dia untuk sekedar menenangkan dan memberi energi, seperti yang Krystal lakukan pada gue saat itu.

Gisel hampir menangis menatap gue, “Maaf udah repotin lo ya.”

Gue tersenyum sebagai jawaban, “Lo mau kemana, Giy?”

Gisel menundukkan kepalanya lagi, “Gue nggak tau Hun, gue kabur.”

“Kenapa?”

Gisel hanya mengangkat wajah nya, memejamkan mata sayu nya, menghembuskan nafas kasar di hadapan gue, “Papa selingkuh, dan Mama gue terima perempuan nggak bener itu gitu aja di rumah.”, Gue terdiam, seolah merasa Dejavu, cerita seperti ini pernah gue dengar, di tempat lain.

“Maaf karena dulu pernah tolak kehadiran lo dengan alasan yang nggak bisa dimengerti.”, Gisel menunduk lesu.

Dan gue hanya menyimak disaat dia berbicara.

“Sebenarnya dulu gue nggak terima lo, karena kata Bobby keluarga lo berantakan dan lo sumber masalah atas semuanya, Hun.”

Jantung gue mencelos, menghardik Bobby dengan segala umpatan di kepala gue saat ini, “Dan ternyata keluarga gue nggak jauh berbeda dari kata berantakan itu.”, Gisel tersenyum getir, menunduk malu dan merasa bersalah.

“Maaf soal tempo hari ya, Hun. Gara-gara gue lo harus terima perjanjian konyol yang Bobby bilang.”

Gue diam, ingin rasanya menyalahkan perempuan ini karena dengan gampangnya tertipu oleh omongan munafik dari Bobby, juga ingin memukul rahang Bobby dengan keras sekarang juga!

“Ayo ikut gue, lo harus cari tempat, minimal untuk malam ini.”, gue berdiri, menarik koper besar nya kearah bagasi mobil, entah sudah direncanakan oleh Tuhan atau apa, yang beruntung nya hari ini gue membawa mobil, yang bahkan beberapa jam lalu gue masih bonceng perempuan galak di motor sport gue, Yap! Krystal.

BAD BODYGUARD : SESTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang