CHAPTER SEMBILAN
RAHASIA
"Bagaimana kalau sebenarnya dia adalah anak haram?"
"Apa maksudmu?"
"Selir itu terus tidur di mana saja dan dengan siapa saja sebelumnya. Kebetulan Raja menidurinya dan dia hamil, padahal siapa yang tahu itu anak siapa?"
"Sst, jadi sebenarnya ... kemungkinan Pangeran Beomgyu ..."
"Yah, mungkin dia bukan anak kandung Raja."
Beomgyu mendatangi kediaman rumah Kang dengan hati panas. Sebenarnya dia sudah bersumpah tidak akan menginjakkan kaki di tanah ini lagi, bahkan memandangi gerbangnya saja sudah memicu rasa mual. Tapi, Beomgyu harus.
"Yang Mulia! Mengapa mend—"
"Di mana kalian sembunyikan Tyun? Jika aku sampai melihat kepalanya sekarang, kalian yang terkena akibatnya." Beomgyu melangkah lebar-lebar di pelataran, kemudian melangkah masuk tanpa permisi seraya mendorong beberapa pintu terdekat. Kamar per kamar terus diceknya, sampai orang tua Tyun muncul seraya membungkuk penuh hormat.
"Yang Mulia, kami bersumpah dia tidak pulang kemari," jawab ibu Tyun gemetaran. Di mata menantunya hanya ada dendam dan rasa benci yang kental. Sebanyak apa pun ibu Tyun berusaha melunakkan hati Raja Choi, pria itu terus bersikap kasar bahkan takkan segan melukai mereka. "Kami bersumpah! Kami tidak melihatnya sejak pemakaman waktu itu."
"Ya, Yang Mulia," sahut ayah Tyun di sebelah sang istri. "Kami bisa jamin dia tidak akan kami terima lagi di sini."
"Begitu?" sahut Beomgyu tajam. Seketika dia menyuruh pengawalnya memeriksa bangunan lain. Bahkan kediaman mewah ini hadiah untuk mendiang sang istri, tapi tiap jengkalnya hanya membuat Beomgyu merasa hancur. Dari mulai pelataran, taman, kolam, sampai dekorasi tiap kamar adalah pilihan Ling. Bahkan sampai lantai kayu, hiasan gantung serta guci-guci hiasan di ruang tamu. Beomgyu terus dihantui rasa kesal yang sangat hebat.
Ling, kau terasa sangat dekat padahal begitu jauh.
Beomgyu mengepalkan tangan seraya mengabaikan ucapan kedua orang tua itu. Pria itu memandangi deretan lukisan-lukisan tua keluarga Kang dengan bibir mengatup rapat. Selama ini, keluarga Kang terkenal sebagai pedagang yang kekayaannya tidak seberapa. Sampai akhirnya Ling menelusup ke pengasingan, mengabdikan diri sebagai dayang, sampai diangkat jadi ketua dayang di istana Raja Choi, berulah kehidupan mereka berubah. Si kecil Tyun sudah tumbuh di tengah mereka bagaikan satu harta yang disembunyikan.
Sosoknya manis dan tampan. Tyun kecil terlihat imut karena sepasang mata besar gelap bak jelaga, namun menggemaskan. Tyun kecil juga terlihat gemuk serta berada dalam gendongan sang ibu begitu setia. Sampai akhirnya dia beranjak dewasa, Tyun tetap jadi anak kesayangan mereka. Maka dari itu, Beomgyu sadar untuk menyakiti keluarga ini maka dia harus menangkap Tyun dan mengurung bersamanya. Yah, itu satu-satunya.
"Dengar, jika dia kembali kemari tanpa kalian beritahu padaku, aku takkan pernah mengizinkan kalian bertemu dengannya. Sama sekali," katanya dengan suara keras. Beomgyu membalikkan tubuh, menampilkan senyuman miring. "Paham, Ibu dan Ayah?"
Keduanya mengangguk takut-takut, kemudian Beomgyu kembali menatapi deretan lukisan keluarga tersebut. Tiap orang selalu membayangkan potret indah keluarga mereka, memajangnya, memgangguimnya. Tapi Beomgyu? Keluarganya tidak pernah utuh sejak awal. Di istana, di mana semua hal mengerikan, dia terus saja mendapatkan celaan mengenai anak haram Raja sebelum pengangkatan resminya.
Mereka seperti bukan keluarga untukku. Hanya segelintir orang jahat yang terpaksa hidup seatap dan mengaku sebagai keluargaku, padahal mereka seperti iblis.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAI ITO | beomtae ✔
FanfictionTaehyun terhisap ke dalam novel yang dibacanya. Tidak sampai situ, Taehyun ternyata akan dibunuh oleh suami mendiang kakaknya, Raja Choi, sosok yang diam-diam merencanakan balas dendam terhadap keluarga Taehyun di novel tersebut. Taehyun terjebak d...