CHAPTER DUA PULUH DELAPAN
MY LOVE
Terataiku. Kau yang paling cantik, kau yang membawa sinar dalam hidupku. Terataiku, Dewa tak adil memberikan keindahan begitu singkat. Memberikan umur yang sangat pendek untuk seseorang yang sangat memikat. Terataiku, terima kasih telah membuat indah segalanya. Terataiku. Mari bertemu seratus tahun lagi dan terlahir kembali.
Taehyun menggerakkan payung merah jambunya antusias. Senyum terukir manis sesaat dia menari-nari pelan. Aroma manis tercium di udara dan banyak hiasah memenuhi seisi istana. Taehyun mendongak, mengangkat sedikit payungnya dan kembali tersenyum.
Terataiku. Kembali padaku dan menjadi milikku. Hidup ini berulang, kita akan bersama lagi.
Tertanda, Raja Choi.
Taehyun agak menyipitkan mata sesaat sinar matahari mulai menyorot silau. Para dayang begitu heboh menyiapkan sejumlah makanan kemudian aula sudah disulap menjadi lautan penuh bunga-bunga. Setidaknya ada sepuluh kandidat selir. Mereka semua mengejutkannya berasal dari keluarga bangsawan dan punya status sosial yang tinggi. Taehyun mulai berpikir itu masuk akal; dengan menjadi bagian istana, mereka bisa memboyong keluarga mereka punya kedudukan lebih tinggi. Para selir apalagi yang paling disayangi raja akan dapat paviliun sendiri, cukup terpencil tapi luas dan lusinan dayang setia. Akan ada harta yang diberikan khusus, sejumlah hadiah dan gaun-gaun mahal. Jika berhasil memberikan keturunan, selir akan lebih dihormati meskipun tanpa ada status pernikahan jelas dengan raja. Intinya, mereka akan hidup senang dan makmur.
"Yang Mulia, Anda akan ke mana? Hari ini sangat sibuk dan Anda diminta tetap di istana," kata satu pelayan tersebut.
"Aku hanya mau berjalan-jalan. Cuacanya bagus."
Pelayan itu agak menimbang-nimbang, kemudian dayang mendekati Taehyun. "Tapi ini perintah langsung dari Yang Mulia Raja, Anda harus tetap di istana."
Taehyun sontak mendengus. "Dan melihat jejeran gadis cantik dan muda itu? Melihat suamiku memilih mereka dan membawa mereka masuk ke istana? Aku tidak mau!"
Setelah perdebatan sekitar lima belas menit, akhirnya Taehyun diperbolehkan dengan syarat tak lebih dari satu jam. Tentu saja, Taehyun langsung terlihat bersemangat. Dia tak dapat berita apa pun dari pengawal suruhannya, dan sejauh ini, dia makin terdesak untuk mengetahui di mana Hajun. Jika membiarkan terlalu lama, Taehyun yakin Beomgyu akan mengendus upaya ini dan mungkin menyeret langsung Hajun untuk dipenggal. Astaga, bukan ide bagus untuk membayangkannya sekarang!
Taehyun ditemani dayang-dayang setianya dan naik ke kereta kuda yang disiapkan khusus. Dia menutup payungnya kemudian mendongak lagi ke langit. Aku harap ini berjalan baik-baik saja.
*
*
Beomgyu berjalan penuh antisipasi. Sepasang tangan di belakang tubuh, kemudian mengatur derap langkahnya perlahan. Di hadapannya sekitar sepuluh orang gadis sudah berdiri, menanti begitu berdebar. Ini menjadi penentu mereka; apakah akan memberikan pewaris utama untuk Dinasti Feng, atau pulang dengan tangan kosong. Keluarga mereka menyambut antusias sewaktu Beomgyu memberikan undangan datang ke istana lewat pengawalnya. Kemudian mereka berdandan sebaik mungkin; gaun terbaik, hiasan rambut, wajah yang dipoles cantik. Namun Beomgyu tak tertarik. Formalitas. Jika dia tidak lekas memilih, maka penasihat akan terus merongrong padanya.
Beomgyu berhenti di depan gadis muda dengan tinggi sebahunya. Mata Beomgyu mendelik. "Kau dari keluarga..."
"Han. Namaku Kwon Miu." Suara itu terdengar lembut. Beomgyu meminta si gadis agar mendongak. "Keluargaku adalah pedagang seperti keluarga Anda. Di keluarga kami ada sekitar delapan bersaudara. Sebuah kehormatan bisa hadir hari ini dan melihat sendiri betapa besar dan megahnya istana Anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAI ITO | beomtae ✔
FanfictionTaehyun terhisap ke dalam novel yang dibacanya. Tidak sampai situ, Taehyun ternyata akan dibunuh oleh suami mendiang kakaknya, Raja Choi, sosok yang diam-diam merencanakan balas dendam terhadap keluarga Taehyun di novel tersebut. Taehyun terjebak d...