5. Naik motor berdua

164 29 4
                                    

#salamwrithingmarathon#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#salamwrithingmarathon
#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped

Hari Sabtu hari libur sama seperti hari minggu.

Karena pekerjaan rumah sudah diselesaikan semua kemarin, hari ini Sasi bisa memanfaatkan waktu untuk istirahat.

Buku diary untuk Uci belum dibalut dengan sampul kado. Setelah mandi, Sasi berniat menyampulnya.

Sasi masuk ke kamar dan mengambil buku diary serta bungkus kado dan alat-alat yang dibutuhkan seperti gunting dan selotip.

Hanya dibalut biasa, tidak dibentuk macam-macam. Sasi tidak bisa dan dia tidak ada niatan.

Drrrt

Ponselnya yang ada di atas meja bergetar sebentar. Itu hanya notifikasi biasa, bukan telepon.

Notifikasi itu muncul bertepatan dengan Sasi yang sudah selesai membungkus. Karena penasaran, Sasi langsung mengambil ponselnya.

Biasanya tidak ada yang menghubunginya. Tidak ada yang spesial di dunia online, karena yang spesial ada di dunia nyata.

Uci XI IPS 1
Sasi nanti di ulang tahun aku jangan lupa datang ya

Sasi membaca itu sambil tersenyum. Uci itu memang orang baik. Dari seluruh teman di kelasnya, yang paling sopan dalam berbicara kepadanya adalah Uci.

Pesan itu baru dikirim satu menit yang lalu. Sasi segera membalasnya.

Sasi
Oke, aku pasti Dateng Uci

Uci langsung off, Sasi pun langsung pergi menuju lemari baju.

Pintu lemari dibuka lebar-lebar hingga menampilkan semua pakaiannya.

"Pake baju apa ya?" Tanyanya sambil mengotak-atik baju bepergian.

"Duh mana ga ada baju yang bagus, lain kali kalo ada uang lebih beli baju deh," Sasi kesal karena tidak menemukan baju yang bagus menurutnya sekarang.

Hingga pada akhirnya ia mengambil kardigan hitam polos. Di salah satu pintu lemari terdapat kaca, Sasi melihat dirinya disitu dan membayangkan dirinya memakai kardigan itu.

"Kardigan hitam cocoknya sama baju putih polos," ucapnya.

Kardigan itu dilempar ke atas kasur. Sasi kembali ke lemari untuk mencari celananya.

"Pake celana hitam lagi aja deh," Sasi mengambil celana jeans berwarna hitam lalu dilempar ke atas kasur bertumpukan dengan kardigannya.

Untuk memastikan bahwa pakaiannya ini cocok, Sasi pun memakai semuanya.

Di hadapan cermin, Sasi menampilkan sisi dirinya yang tidak pernah ditampilkan di hadapan orang lain.

Yap, Sasi itu perempuan pada umumnya. Dia ingin tampil cantik, apalagi di hadapan seseorang yang ia sukai. Tapi karena sekarang tidak ada Dia, Sasi memakai pakaian biasa namun cukup cantik untuk dilihat.

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang