#salamchallengewriting
#challengemenulisbersamaredaksisalam_pedMereka berdua saling menenangkan diri masing-masing. Bahkan sampai bel berbunyi pun mereka tetap di kamar mandi tapi bedanya mereka masuk ke bilik toilet yang berbeda dan menenangkan diri. Sasi tidak berani keluar dalam perasaan sedih seperti ini apalagi wajahnya bekas menangis.
Di dalam biliknya, Sasi tidak menangis lagi tapi dirinya melamun memikirkan bagaimana selanjutnya. Langkah-langkah selanjutnya sudah ditemukan olehnya, sekarang ia hanya perlu melangkah mengambil keputusan. Uci sudah berkata bahwa tak apa-apa jika Danu bersama Sasi. Tapi semenjak ia melihat Uci menangis hal itu membuatnya semakin merasa tak enak.
Tok tok
Tok tok
Pintu kamar mandi diketuk oleh seseorang, bukan pintu bilik toilet. Sasi tersentak mendengar itu, di kamar mandi hanya ada Sasi dan Uci. Sasi menunggu sebentar di dalam biliknya siapa tau Uci ingin keluar. Tapi Uci tidak keluar sama sekali alhasil yang keluar pun Sasi.
Pintu bilik di buka dan Sasi langsung melangkah untuk membuka pintu kamar mandi.
Deg
Danu dan Sasi saling berhadapan. Sasi langsung memalingkan wajahnya saat mengetahui itu Danu dan melihati wajahnya. Kenapa Danu kesini? Ini kan untuk perempuan.
"Lo enggak balik ke kelas? Dicariin tuh sama Guru-guru, Lo kam murid ternama di mata para Guru."
"Gue enggak ke kelas dulu, lagi pusing kepalanya." Jawab Sasi beralasan.
"Pusing kok larinya ke kamar mandi? Ngapain neng?" Ah Sasi salah memberi alasan.
"Lo mau ke UKS tah? Ayo gue Anter," Danu hendak mengambil tangan Sasi tapi tangan itu mengelak lebih dahulu.
"Lo perduli sama gue karena apa sih?? Karena tantangan dari teman-teman Lo? Iya?!" Tidak ada yang mengatakan bahwa semua usaha Danu mendekati Sasi adalah sebuah tantangan dari teman-temannya, Sasi hanya mengetes saja.
Danu memasang wajah datar kemudian berkata, "Lo ngapain sih emang disini?"
"Gue daritadi nangis!! Puas Lo!!?"
"Nangisin apa...," Sasi memalingkan wajahnya saat merasakan matanya ingin menangis lagi.
Dari samping Danu bisa melihat mata Sasi yang memerah seperti menangis. Pikirnya Sasi hanya bercanda mengucapkan itu tapi sedikit masuk akal karena Sasi lama tidak kembali ke kelas ternyata ada di kamar mandi dan kamar mandi sedang sepi.
Siap siaga Danu merengkuh tubuh Sasi dan memeluknya. Muka Sasi mengenai dada Danu.
"Baju seragam Lo kena ingus gue gapapa ya hehe...," Ucap Sasi.
"Gapapa." Jawab Danu ikhlas.
"Bajunya kan warna putih, sama-sama warna putih,"
"Yah ingus gue warnanya ijo sama item deh kayanya, nanti jadi warna collab gitu," balas Sasi.
"Jorok." Komentar Danu.
"Jangan disini ah, mesum nantinya," Danu membawa Sasi keluar tapi Sasi menahan dirinya.
Danu menoleh ke belakang menatap Sasi. "Kenapa berhenti?"
"Mau cuci muka dulu,"
"Hm sok." Balas Danu yang langsung keluar dari area kamar mandi.
"Gue tunggu diluar." Teriak Danu.
"Iya." Jawab Sasi.
Sasi membalikkan badannya. Ia tak sengaja melihat bilik toilet yang ditempati oleh Uci sedikit terbuka dan ia tak sengaja juga melihat Uci yang diam-diam memperhatikan mereka berdua. Di saat Sasi melihat Uci, gadis itu langsung tersenyum ke arah Sasi. Disenyumin aja biar gak malu-maluin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sasi (END)
Teen FictionSasi, perempuan pendiam di kelas. Sangat misterius. Dalam sejarahnya, tidak ada lelaki yang mendekati Sasi. Padahal usia gadis itu sudah bisa dibilang remaja. Biasanya para remaja akan membuat kisah remajanya sendiri. Namun kisah Sasi sangatlah polo...