#salamwrithingchallenge
#challengemenulisbersamaredaksisalam_pedDanu Rian Ismail : gue punya obat penghilang bulu permanen, Lo mau engga?
Danu Rian Ismail : Lo sakit? Gara-gara salep yang kemarin Lo beli kah?
Sasi meremas ponselnya tapi tidak ada hasilnya. Ia senang membaca pesan itu tapi disisi lain ia menjadi tidak tenang. Semakin dekat dirinya dengan Danu maka itu tidak baik bagi Uci.
Sasi : gush
Sasi : y gw skt, knp?
Danu tentunya tidak akan langsung menjawab. Sasi menyimpan ponselnya kembali di atas meja. Kepalanya disimpan di atas meja sambil melamun.
Tok tok
"Assalamualaikum!"
Mata Sasi langsung terbuka. Itu suara Danu. Gadis itu langsung keluar kamar dan membukakan pintu. Danu memegang plastik yang berisi roti serta susu.
Perasaan tadi baru ngabarin tapi kok udah Dateng aja, batin Sasi.
"Jawab kek, salam itu," ucap Danu saat Sasi diam-diam saja.
"Waalaikumsalam,"
"Nih, kayanya gue gak boleh masuk. Jadi gue langsung kasiin aja ke Lo," Danu menyodorkan plastik berisi roti itu.
Sasi menerimanya dan sedetik melihat isinya lalu melihat ke Danu lagi. "Dadi Bu Tissa, gue mewakilkan kelas buat jenguk lo." Danu menjelaskan tapi Sasi masih saja diam.
"Menutup aurat disaat berbulu dan membuka aurat disaat mulus, keren." Danu meremehi Sasi di hadapan gadis itu. Sasi mendelik ke kakinya. Ia memakai celana pendek selutut dan ini pertama kalinya di hadapan lelaki itu.
"Lo sakit gigi tah sampe enggak bisa ngomong kek gini?"
"Dah ah gue langsung balik, jaga diri jangan lupa dan pake celana panjang juga." Ucap Danu lalu pergi dari hadapan Sasi.
Danu memarkirkan motornya agak jauh dari rumah Sasi. Pantas saja tadi tidak ada suara motor.
Perkataan tadi membuat pikiran Sasi bertambah. Tadinya ia tidak memikirkan masalah kakinya yang sudah mulus ini, sekarang malah memikirkan.
Sasi menatap Danu yang sudah naik ke motornya. Sasi masih diam di pintu situ. Dari sana Danu tersenyum tipis ke arah Sasi dan Sasi bisa melihatnya.
Baru Sasi sadari tangan kiri lelaki itu memegang ponsel. Danu mengangkat ponselnya dan menggoyangkannya sebentar dengan mata yang masih mengarah ke Sasi seperti memberi kode agar Sasi membuka ponselnya.
Karena penasaran, Sasi pun langsung membuka ponselnya yang masih pada room chat nya dengan Danu.
Danu Rian Ismail : Bu Tissa bilang kalo jenguk orang sakit itu pahalanya besar. Lo sakit, jadi gue jenguk.
Danu Rian Ismail : Si, boleh enggak kalo gue suka sama Lo? Lo kan suka sama gue nih, jadi gimana kalo kita saling suka aja biar jatuhnya bareng-bareng?
Sasi menggenggam tangannya erat kemudian menoleh lagi ke Danu. Lelaki itu kembali tersenyum padanya. Inilah yang selama ini Sasi inginkan yaitu Danu menyukainya balik. Tapi otaknya menolak berat tentang ini, bagaimana dengan Uci jika dirinya bersama Danu?
Yang Sasi bayangkan adalah jika dirinya menjadi Uci. Keperawanannya diambil oleh lelaki bejat dan anaknya mengambil seseorang yang disukainya, itu sangat-sangat menyakitkan. Apalagi Uci sangat baik padanya walaupun gadis itu tahu bahwa Sasi adalah anak dari lelaki bejat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sasi (END)
Teen FictionSasi, perempuan pendiam di kelas. Sangat misterius. Dalam sejarahnya, tidak ada lelaki yang mendekati Sasi. Padahal usia gadis itu sudah bisa dibilang remaja. Biasanya para remaja akan membuat kisah remajanya sendiri. Namun kisah Sasi sangatlah polo...