#salamwrithingmarathon
#challengemenulisbersamaredaksisalam_pedSetelah sholat berjamaah sesi pertama selesai, kini para jamaah keluar dari masjid dan bergantian dengan calon jamaah yang baru.
Tapi ada beberapa yang masih di dalam masjid karena sedang merapihkan mukenah dan sajadah ataupun sarung bagi laki-laki. Untuk Sasi, gadis itu tengah melipat mukenanya dan dimasukkan ke dalam tasnya. Uci dan Rema sudah menunggu Sasi di depan masjid sambil memakai sepatu.
Di saat Sasi memakai sepatu, disitulah mereka berdua telah selesai memakai sepatu.
Rema memiliki niat jahil, ia berjalan menjauh dari Sasi sambil menarik tangan Uci yang otomatis Uci pun tertarik.
"Heh jangan ninggalin gue!!"
"Tunggu!" Sasi bergegas memakai sepatunya agar tidak ditinggal oleh mereka berdua.
"Tinggal aja, Rem, enggak apa-apa," ucap seorang lelaki yang sedang menunggu antrian untuk wudhu.
"Ck! Apaan sih Danu jelek," balas Sasi. Gadis itu berdiri setelah memakai sepatu dan langsung bergegas menyusul Uci dan Rema tanpa memperdulikan Danu.
Mereka bertiga sampai di depan kelas dan masuk ke dalam. Menyimpan yang mereka bawa di tempat semula.
"Abis ini pelajaran siapa sih?" Tanya Uci.
"Enggak tahu tuh," jawab Rema.
"Haduh kamu mah enggak tahu aja,"
Sasi tahu jawabannya, ia melirik ke arah Uci. Tetap cuek seperti biasa.
Pas sekali perutnya lapar setelah dirinya memakai sepatu. Kini waktunya Sasi pergi ke kantin, waktu masih tersisa banyak karena sekolah memberikan waktu untuk sholat dan istirahat.
"Sasi mau ke kantin bareng enggak?"
"Enggak deh," tolak Sasi.
Gadis itu pergi ke kantin sendirian. Kehadirannya di kantin membuat salah satu geng menoleh ke arahnya.
"Sasi tuh," ucap Aufa melapor kepada Puspa.
Puspa menoleh ke arah Aufa. Aufa menatap ke meja yang ada di sebelahnya. Matanya langsung menangkap Sasi yang duduk sendirian tanpa teman. Sudah biasa dan tidak diragukan lagi.
Tapi ia merasa ada sesuatu yang mengganjal saat melihat Sasi. Kenapa gadis itu selalu cari perhatian ke para Guru? Puspa tahu Sasi itu pintar, tapi tidak seperti itu juga caranya.
"Mau kemana?" Nabila menahan tangan Puspa saat gadis itu hendak pergi dengan tatapan yang terfokus pada Sasi.
"Ada urusan bentar," Puspa memutar bola matanya malas.
"Urusan Lo itu gangguin Sasi?"
"Iya." Jawab Puspa enteng lalu menarik tangannya dan segera mendekati Sasi.
"Si, Lo suka ya sama Danu?"
Sasi memasang wajah datar saat Puspa duduk di hadapannya. Pasti Puspa akan membuatnya kesal lagi.
"Puspa kalo Lo kesini cuma bikin gue kesel mending pergi gih,"
"Enggak. Gue nanya Lo suka sama Danu? Perasaan akhir-akhir ini kok dekat terus?"
"Bukan urusan Lo." Ketus Sasi.
Sasi berdiri dan pergi ke warung bakso. Ia lebih memilih makan di kelas saja, lebih tenang. Setelah mendapat pesanannya, ia pun langsung pergi ke kelas tanpa berpamitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sasi (END)
Teen FictionSasi, perempuan pendiam di kelas. Sangat misterius. Dalam sejarahnya, tidak ada lelaki yang mendekati Sasi. Padahal usia gadis itu sudah bisa dibilang remaja. Biasanya para remaja akan membuat kisah remajanya sendiri. Namun kisah Sasi sangatlah polo...