28. Saling nethink

106 28 0
                                    

Dalam dua hari ini Sasi tidak komunikasi dengan Danu. Memang biasanya mereka jarang komunikasi online, tapi menurut Sasi ini tidak wajar karena ia merasa hubungan mereka berdua sudah sangat dekat masa tidak ada komunikasi online? Apalagi dua hari ini mereka libur dan tidak berjumpa.

Tapi siapa sangka saat Sasi sedang menyapu area rumah dengan sapu lidi, matanya tak sengaja menangkap sebuah mobil yang menurutnya adalah mobil milik keluarga Danu. Dugaannya itu benar dan dibuktikan oleh Danu yang keluar dari pintu pertama, seperti orang yang mengendarai mobil. Tepat sekali saat Danu keluar dari mobil ia langsung menghadap ke Sasi. Saat Danu melihat Sasi, gadis itu langsung melanjutkan menyapu.

Danu menatap Sasi dari kejauhan. Kenapa, kenapa Sasi harus lanjut menyapu ketika Danu menatapnya? Lelaki itu menghela napasnya kasar. Tanpa sadar anggota keluarga sudah keluar dari mobil.

"Abang tuh dibilang turunnya di rumah Bude Farah, malah turun disini." Gerutu Ica, adiknya Danu yang lepas dari ibunya karena Sang Ibu dan Ayah sedang mengambil sesuatu di dalam mobil.

Komentar Ica diabaikan oleh Kakak laki-lakinya. Saat dilihat matanya ternyata Danu sedang memperhatikan seorang perempuan yang tengah menyapu di sebuah rumah.

"Kalo kangen ya datengin, jangan cuma bisa nunggu kaya gini karena kan menunggu itu tugas perempuan. Abang laki masa iya mau disamain kaya perempuan sih? Laki-laki itu tugasnya mengejar, jangan sampe kebalik sama perempuan." Bijak Ica. Tapi ya namanya orang tidak perduli pasti tidak akan di dengarkan.

"Mas, Ica, ayo!" Ajak ayah mereka.

Ica menoleh ke belakang dan mendapati ayah dan ibunya sudah membawa barang-barang. "Sini Ica bantu!" Anak kecil itu mendekat ke ibunya dan mengambil salah satu barang agar memudahkan ibunya membawa.

"Mas, kamu enggak mau ikut kami ke Bude?" Danu mundur dua langkah pelan.

"Ikut." Jawabnya.

"Ya udah ayo!" Ajak Ayahnya.

Mereka bertiga mulai berjalan tanpa Danu. Danu masih terbayang-bayang akan bayangan Sasi yang langsung mengalihkan saat dilihat oleh Danu, sebenci itu kah Sasi padanya?

Danu mengambil langkah lebar menuju rumah budenya. Di dalam rumah Farah, Danu duduk di sofa sambil membaca koran yang tadinya ada di atas meja. Hanya memenuhi rasa penasarannya saja, bukan berarti ia hobi membaca. Walaupun suasana disini ramai entah kenapa Danu tetap merasa kesepian, rasa ingin balik ke rumah dan tidur tapi itu tidak sopan.

Pada akhirnya Danu meletakkan korannya kembali di atas meja. Ia mencari ibunya dan mendapatkannya di ruangan sebelah. "Mah, kalo Danu ke rumah temen dulu boleh enggak?"

"Bawa mobil?" Tanya balik ibunya.

"Iya."

"Kunci mobil kan di kamu,"

"Owh iya." Danu merogoh saku kantongnya dan benar kata ibunya bahwa kunci mobil ada pada Danu.

Danu berdiri dan segera bersaliman dengan orang tua yang ada disini yaitu Ayah, Ibu, dan budenya.

"Danu mau kemana?" Tanya Farah saat Danu hendak keluar setelah bersaliman.

"Mau ke rumah temen dulu, Bude." Jawab Danu yang sedang memakai sendalnya.

"Oh hati-hati."

"Iya." Danu berjalan terlebih dahulu ke mobil yang terparkir di dekat rumah Sasi.

Masuk ke mobil dan langsung menyalakan mobilnya. Sedikit dikeraskan dan diperpanjang suaranya agar Sasi tahu bahwa disini ada Danu. Tapi itu tidak membuat Sasi keluar rumahnya. Danu menghela napas kasar, sepertinya Sasi tidak menginginkan kehadirannya disini.

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang