#salamwrithingmarathon
#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped"Danu di skors satu Minggu sama Bu Tissa. Katanya mah gara-gara dia buat masalah, Pak." Ucap yang mengabsen murid-murid kepada Guru yang sedang mengajar.
Puspa memasang wajah sengit dan jutek ketika berpas-pas an dengan Sasi setelah Sasi bertengkar dengan Puspa.
Sasi sangat tidak perduli tentang itu. Puspa bisik-bisik ke teman perempuan di kelas, seperti menghasut untuk menjauhi Sasi. Mereka yang butuh kepintaran Sasi. Sasi enggak butuh mereka.
Di jam istirahat Sasi tetap di kelas sendirian membaca buku. Buku Sosiologi dibaca olehnya, karena pelajaran sosiologi adalah pelajaran yang mudah dan seru menurut Sasi.
Pada jam terakhir, menjelang pulang. Guru nya tidak hadir, artinya jam kosong alias jamkos.
Ada yang mengobrol ada yang tidur, ada yang tetap baca buku seperti Sasi. Dibilang Sasi itu tidak mempunyai teman. Mau bagaimanapun dia tetap sendiri.
"Sasi, maaf ya pas tadi pagi," Uci duduk di bangku kosong sebelah Sasi.
Sasi menoleh ke arah Uci. "Ya gapapa, Ci. Bukan salah Lo, tapi salah tu emak lampir."
"Iya sih tapi Uci ngerasa bersalah aja. Apalagi tadi Sasi sampe marah kaya gitu, maaf ya Sasi."
"Gapapa, santai aja."
"Eh pulang woy pulang!" Rama berlari masuk ke dalam kelas dengan membawa berita gembira bagi seluruh murid.
Ada yang langsung percaya dan ada yang masih belum percaya. Sasi dan Uci menatap Rama yang buru-buru memakai tasnya.
"Iye bener. Bentar lagi juga bel,"
Kring kring
Saatnya pulang
"Tuh kan." Ucap Rama. Setelah bel berbunyi barulah mereka semua percaya dan langsung bergegas keluar.
"Piket jangan lupa!!" Teriak Rema sebelum keluar kelas.
Sasi memakai tas jinjingnya di tangan kanan.
"Si, Sasi!" Sasi menoleh ke pintu kelas saat mendengar Nunik memanggilnya.
"Pulang mo bareng gue enggak?"
"Bareng dong, sekalian hemat duit," balas Sasi.
"Oke. Buruan GPL."
(GA PAKE LAMA)
"Ya sabar."
Kedua bangku yang tadi digunakan oleh Sasi dan Uci diangkat oleh Sasi dan disimpan di atas meja.
Uci sudah keluar.
Nunik dan Sasi berjalan bersamaan menuju tempat parkirnya motor si Nunik.
Ketika sudah sampai, Nunik mengeluarkan motornya dan menyalakan gas tapi motornya belum dijalankan karena menunggu Sasi naik. Dan saat Sasi sudah naik barulah jalan.
"Danu pasti di skors ya?" Teba Nunik sambil mengendarai.
"Hm. Kok Lo tau sih?"
"Emang Danu apalagi sih alasannya selain malas kalo dia enggak berangkat?" Nunik ini kalo ngomong pinter banget. Itu pertanyaan sekaligus pernyataan.
"Ya dia mabuk sama temen-temennya terus ketahuan sama Pak Johar. Gue lihat mereka kan, untung aja enggak difitnah kalo gue yang lapor ke Guru."
"Pak Johar yang matematika tuh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Sasi (END)
Teen FictionSasi, perempuan pendiam di kelas. Sangat misterius. Dalam sejarahnya, tidak ada lelaki yang mendekati Sasi. Padahal usia gadis itu sudah bisa dibilang remaja. Biasanya para remaja akan membuat kisah remajanya sendiri. Namun kisah Sasi sangatlah polo...