21. Baper

133 29 0
                                    

#salamchallengewriting
#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped

Satu hari penuh Sasi melakukan kegiatan tanpa semangat karena semua masalahnya itu selalu mengelilingi dirinya. Untuk masalah Sang Papa dengan Uci bisa saja Sasi sembunyikan diam-diam rahasianya. Tapi untuk masalah Danu dan Uci sepertinya Sasi tidak bisa karena ia tidak pandai menyembunyikan rada cemburu. Tapi belum tentu  Danu suka sama Uci kan? Toh Uci suka kagum doang sama Danu, katanya. Tapi Sasi bersyukur karena selama ini ia tidak pernah melihat Danu dan Uci berdekatan. Hal itu membuat Sasi berpikir kemungkinan mereka berdua tidak akan dekat.

Seperti perkataannya di pagi hari, Sasi pergi ke apotek terlebih dahulu sebelum pulang ke rumah. Ia masih menggunakan seragam sekolah. Sebelumnya, ia sudah memberi kabar kepada Uci dan Rema bahwa dirinya ingin ke apotek terlebih dahulu. Cukup memberitahu bahwa Sasi ingin pergi ke apotek saja, tidak perlu memberi tahu tujuan Sasi pergi ke apotek.

"Pak, salep penghilang bulu ada, Pak?" Tanya Sasi yang berdiri di hadapan etalase dengan jari jemari yang usil menekan pinggir-pinggir etalase sedikit kenyal.

"Ada, bentar ya." Sasi pun mengangguk.

Lelaki itu mengambil salep penghilang bulu yang berada di etalase samping. Saat lelaki itu berjalan ke arah Sasi, Sasi lebih dahulu mengeluarkan uangnya dari dompet.

"Ini, Pak, makasih ya." Sasi memberikan uangnya dan lelaki itu memberikan pesanan Sasi yang sudah berada di dalam plastik.

"Iya, neng sama-sama." Lelaki itu langsung melayani pelanggan yang lain. Sasi masih berdiri disitu untuk melihat salep yang dibelinya.

"Ngapain?"

Krusuk krusuk krusuk

Sasi langsung memasukkan salep itu kembali ke plastik. Ia mendongak ke atas menatap Danu yang tiba-tiba ada disini.

"Lagi beli obat. Lo sih ngapain disini?" Sasi berusaha setenang mungkin saat melihat kedatangan Danu. Ia tidak tahu dan tidak ingin tahu mengapa Danu kesini, pertanyaan itu hanya sekedar basa-basi saja.

"Mau beli test pack." Mata Sasi langsung melotot mendengar itu.

"Beli apa, A?" Tanya Sang Penjual. Danu berjalan lebih dekat ke etalase meninggalkan Sasi yang membeku di tempat.

"Testpack."

"Oke." Lelaki itu langsung mengambil testpack yang tidak berada disini, mungkin di dalam.

Ternyata Danu tidak berbohong, lelaki itu benar-benar membeli testpack. Sasi mendekati lelaki itu dan berdiri di sampingnya. "Btw Lo beli testpack buat apa, Nu?"

"Kepo, balas aja dulu chat dari gue." Kok ini kesannya Danu kaya ngambek karena Sasi tidak membalas pesannya?

"Dih apaan sih, serius Nu." Tekan Sasi.

"Balas dulu chat gue," ucap Danu seperti memohon tapi karena sifat dinginnya alhasil pemohonnya itu tidak terlalu menonjol.

"Ck! Iya abis itu jawab pertanyaan gue." Sasi pun mengeluarkan ponsel dari tas nya dan segera membalas chat dari Danu. Di sekolah ia ingin membalas tapi lupa.

Danu Rian Ismail : Si, tolong dong liatin Bude gue ada di rumah gak

Danu Rian Ismail : besok berangkat bareng kuy

Sasi membacanya sebentar, hanya sebentar karena pesan yang dikirim Danu tidak sepanjang yang ia kira.

Penjual itu sudah menghampiri mereka dengan membawa pesanan Danu, Sasi pun segera membalas pesan Danu sebelum lelaki itu pergi tanpa memberikan jawaban padanya.

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang