16. Saling memikirkan

118 28 0
                                    

#salamchallengewriting
#challengemenulisbersamaredaksisalam_ped

Ini kedua kalinya Danu datang ke rumah Sasi tanpa turun dari motor. Lelaki itu langsung menancapkan gasnya dan pergi dari hadapan rumah Sasi setelah perempuan itu turun dan berterima kasih atas tumpangannya. Saat Sasi turun, ia masih bisa melihat ekspresi wajah Danu yang datar walaupun sedikit tertutup dengan helm.

Turun dari motor dengan perasaan mengggebu-gebu. Di saat yang bersamaan Danu mengetahui perasaan Sasi padanya dan mengetahui juga kekurangan yang disembunyikan oleh Sasi selama ini. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu dalam posisi ini?

"Gara-gara Nunik!!!!" Geramnya kesal. Tapi ketahuilah walaupun kesal ada rasa senang di hatinya sedikit.

Dengan perasaan kesal bercampur senang ia masuk ke dalam rumah. Jika diingat-ingat lagi, Danu ternyata tidak sekaget yang ia duga saat melihat kekurangan Sasi. Bahkan Danu adalah orang pertama yang melihat kekurangannya.

Karena pekerjaan rumah sudah selesai, ia mencari ponsel untuk menghubungi Nunik dengan tujuan meminta alasan atas pernyataan Danu tadi.

Tutt

Tutt

"Halo, Si? Ada apa?"

"Ada apa ya Lo bilang, maksud Lo apaan bilang-bilang ke Danu tentang perasaan gue hah?!"

"Hah? Jelasin dulu deh ada apaan gue gak paham tiba-tiba Lo marah kek gini."

"Tadi gue sama Danu ketemu terus dia kok tahu kalo gue suka sama dia?! Kata Danu si Nunik yang kasih tahu, Lo kan?!!!"

"Eh astaghfirullah enggak Sasi. Itu tuh fitnah, waktu itu gue enggak sengaja keceplosan bilang kalo Lo suka sama Danu."

"Lo lagi apa sih kok bisa keceplosan?"

"Lagi gosip cuk! Kelas lain kan ada yang namanya Sasi eh gue malah keceplosan Sasi Kayla Ramadhani."

"Ada-ada aja, kurang-kurangin gosip deh. Dosa Lo udah banyak, kan enggak lucu kalo makin banyak takutnya kecipratan ke Gue."

"Nyenyenye,"

Tut

Ponsel itu disimpan di atas meja. Tas miringnya langsung dilepas dan disimpan di tempatnya. Dia paling malas jika harus beberes lagi hanya karena malas menyimpan barang-barang yang habis dipakai.

Tubuhnya loncat ke atas kasur menghasilkan posisi tengkurap dengan kepala yang menoleh ke kanan. Matanya masih terbuka,

"Cewek cantik banyak." Tukas Sasi.

"Tapi yang enggak murahan itu dikit," bantah Danu.

"Cewek yang enggak murahan juga banyak,"

"Tapi belum gue temuin,"

"Nanti juga Lo nemuin," balas Sasi seolah-olah tak ingin kalah.

Tapi Danu lebih keras kepala, ia juga tidak ingin kalah. "Ya Lo cewek yang gue temuin,"

"Bodoamat, gue benci sama Lo."

"Tapi gue cinta, eh enggak—otw!"

"Sasi plis Lo jangan senyum-senyum aja argh!!" Hati Sasi menyuruh bibirnya untuk senyum-senyum. Pertama kalinya ia mengingat momen pertama Danu sambil senyum-senyum sendiri. Seperti orang yang sedang kasmaran, tapi sepertinya Sasi hanya jatuh sendirian karena tak mungkin Danu menyukainya tiba-tiba kan?

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang