29. Saran Rama

120 25 0
                                    

Danu memarkirkan mobil yang dikendarainya di hadapan rumah Asoka. Sebelumnya ia sudah menelpon teman-temannya agar datang ke rumah Asoka. Asoka tinggal sendirian di rumah, hal itu dimanfaatkan untuk tempat nongkrong teman-temannya.

"Masuk aja, Nu. Di dalem udah pada Dateng semua," teriak Asoka dari dalam rumah saat melihat Danu datang.

Danu diam terlebih dahulu di dalam mobil. Ia masih membayangkan wajah Sasi dan sifat gadis itu yang berubah. Semua ini karena rencananya untuk membuat Sasi cemburu. Karena faktanya Sasi benar-benar menyukai Danu dari kelas 10, hanya saja Danu kurang percaya. Mungkin karena ia jago dalam memberi harapan palsu kepada perempuan, ia menjadi kurang percaya dengan perkataan orang lain. Ini adalah karma.

Lelaki itu mengacak-acak rambutnya hingga berantakan. "Lo cewek pertama yang bikin gue kepikiran sama Lo terus, Si." Ucapnya.

Tangan kanannya terulur untuk membuka pintu mobil. Tak lupa untuk menutup pintu mobil, Danu langsung masuk ke rumah Asoka.

"Gimana Lo sama Sasi?" Tanya Asoka saat Danu datang dan langsung duduk begitu saja dengan raut wajah cemberut.

"Dia menjauh, kaya enggak suka gitu sama gue." Jawab Danu jujur.

"Gue baru pertama kali liat Danu sefokus ini sama cewek," komentar Rama.

"Iya sih bener," timpal Wesel.

"Lo serius suka sama Sasi? Suka karena kagum atau karena penasaran aja?" Tanya Asoka.

Rama dan Wesel sedang bermain game tapi jika mendengar sesuatu maka mereka akan komentar.

Asoka sedang makan puding. Dia duduk bersampingan dengan Danu.

"Gue suka sama dia tapi enggak tahu sukanya kenapa,"

"Yang pasti, rasa suka ini jenis rasa suka yang enggak pernah gue kasih ke orang lain."

"Alah sia boy bisaan ngomongnya," ejek Rama.

"Kalo Lo serius sama Sasi ya kejar lah, masa Lo diem aja kaya gini kan enggak lucu," saran Asoka.

"Tapi dia cuek, Ka."

"Coba Lo telpon dia," ucap Asoka dan bodohnya Danu menurut saja.

Tut Tut Tut...

Tut...

"Halo?"

"Eh di angkat!!" Refleks Danu menatap Asoka dengan ekspresi wajah terkejut tapi bahagia.

"Halo? Kenapa Danu? Kenapa Lo nelepon gue?"

"Ngomong!!" Ucap Asoka pelan tapi Danu tidak peka juga mungkin masih terkejut.

"Danu? Kenapa?"

Karena kesal Asoka pun memukul kepala Danu. Lelaki itu malah meringis kesakitan.

"Eh sakit woy,"

"Hah? Maksudnya apa nelepon gue? Lo ngerjain gue?"

"Gue matiin, lain kali jangan nelepon kaya gini. Enggak jelas."

"Si, gue suka—"

Tut

"Sama Lo."

"Kasihan," ucap Rama dan Wesel bersamaan.

"Lo budeg ya tadi gue bilang 'ngomomg' Lo nya malah diem aja." Geram Asoka. Salah Danu sendiri suruh siapa diam saja.

"Ah gatau lah!" Danu mengambil ponselnya dan keluar dari room chat nya dengan Sasi.

Rahasia Sasi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang